Kamis, 21 Mei 2015

Kisah klasik Merpati, singa, dan harimau

Disebuah hutan, hiduplah seekor merpati. Merpati ini terlihat berbeda jika dibandingkan dengan hewan yang lain. Saat hewan-hewan hutan yang lainya hidup bersama, bermain dan mencari makan bersama. Merpati  lebih suka hidup menyendiri di atas pohon. Merpati lebih suka mengamati kedekatan hewan lain dari pda mendekat kepada mereka. Hidup menyendiri sebenarnya pilihanya tapi merpati tak menyadari jika sendiri itu pilihanya. Merpati selalu merasa jika memang ia ditakdirkan untuk sendiri tak berteman. ia tak jarang mengeluh dengan kesendirianya.  “ Semua hewan dihutan ini sepertinya hidup dengan bahagia. Tapi kenapa hanya aku yang tidak berkawan dan hidup dengan tidak bahagia.” Kata merpati dari atas pohon saat melihat kawanan gajah mlintas dibawah pohonya.
Suatu hari jalak, burung yang dahulu sering bertengger diatas pohon bersama merpati melintasi pohon merpati. “Merpati ayo ikut aku. Aku akan pergi ke padang rumput dengan kerbau.” Kata jalak. “Tidak jalak aku ingin berada di atas pohon ini saja.” Kata Merpati menolak ajakan jalak. “Semua hewan benar-benar hidup bahagia. Mereka memiliki sahabat dan kekasih.  Seperti halnya dengan jalak dia selali menempel pada kerbau kemanapun kerbau pergi. Hidup seakan tak adil bagiku. Aku sendiri diatas pohon, Tak berteman.” Kata  Merpati
Hingga suatu ketika dari atas pohon merpati melihat singa yang tengah berjalan dengan gagahnya. Merpati terus mengamatinya. Merpati merasakan jatuh hati pada singa itu. Hampir setiap hari merpati mengamati singa yang berlalu lalang. Merpati hanya melihat setelah bertahun-tanhun merpati mengamati singa itu ia tidak lagi merasakan kesepian dalam hidupnya.
Bertahun-tahun merpati hanya melihat singa. Bertahun-tahun ia menyimpan perasaanya hingga perasaan itu menyatu dengan aliran darahnya. Merpati merasa ada banyak perbedaan diantara ia dan singa. Perbedaan itulah yang menyebabkan merpati hanya diam dan enggan berteman atau hanya menyapa singa.
Suatu hari saat singa melintas dibawah pohonya, singa melihat keatas pohon itu dan berhenti. “Merpati apakah setiap hari engkau berada diatas pohon itu?” Tanya singa dan mengagetkan merpati. “Hya setiap hari aku ada diatas pohon ini karena ini tempat yang nyaman.” Jawab merpati. “ Ow aku pergi dulu ya sampai jumpa besok.”  Kata singa. Semenjak saat itu singa slalu menyapa merpati saat melewati pohonya.  “ Merpati apakah kamu tidak ingin meninggalkan pohonmu dan terbang bebas seperti burung-burung yang lain?” Tanya singa pada suatu hari.  Merpati tidak menjawab dalam hatiya ia berkata “ Bagaimana aku mampu meninggalkan tempat ini dan terbang bebas, aku sudah terlalu nyaman di tempat ini. Aku bisa mengawasimu setiap hari.  Itu adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidupku.
Keesokan harinya singa datang lagi. “Merpati jika engkau tetap berada ditempat ini engkau tidak akan bisa melihat keindahan hutan ini” Kata singa. Semua kata-kata singa membuatnya berfikir. Sudah sangat lama ia berada ditempat ini dan hanya mengawasi singa dari jauh.  Merpati selalu berharap singa melihat kearahnya. Merpati selalu berharap hingga sampai suatu saat ia sampai pada suatu titik ketika harapanya agar singa selalu melihat kearahnya berubah menjadi perasaan putus asa. Karena suatu ketika ia melihat singa tengah berjalan dengan singa-singa betina lainya dan tidak melihat kearahnya.
Sejak saat itu merpati memutuskan untuk meninggalkan tempatnya dan terbang lebih rendah mendekat pasa singa. “Akhirnya kamu mau terbang mengelilingi hutan ini. Apa kamu mau berkeliling denganku.” Kata singa. Merpati tidak befikir lama ia bersedia berkeliling hutan mengantar dan membantu singa untuk berburu. Mulai hari itu merpati sering bersama singa. Semua penghuni hutan seakan iri dan selalu menerka apakah yang terjadi antara singa dan merpati.
Semakin lama merpati juga mengenal teman-teman singa. Saat merpati mulai bisa masuk kedunia singa. Singa justru mulai meninggalkanya. Merpati selalu meninggu singa diatas pohonya. Merpati juga pergi ketempat yang sering didatangi singa namu merpati melihat singa tengah berkumpul denga singa lainya. “Mungkin sudah saatnya singa memiliki pasangan dan hidup dengan bahagia.” Kata merpat. Sat singa mulai menjauh dari merpati, haraimau teman singa selali datang. Harimau sellau menghibur merpati. Merpati selalu berfikir, harimau adalah hewan yang lebih baik dari singa.
Merpati selalu mencoba untuk melupakan singa dan membuka hati untuk harimau, karena dia fikir harimau lebih baik dari pada singa. Namun hari merpati berkata lain. Hingga suatu saat harimau berkata kepada merpati “Merpati tidak bisakah kamu melihat jalan lain?” Tanya Harimau. “Jalan lain? Maksudnya?” Tanya merpati tidak mengerti. “Tidak bisakah kamu berhenti melihat dan berharap kepada singa? Lihatlah kearahku dan aku akan membahagiakanmu.” “Harimau kamu memang baik, bagiku kamu jalan lurus tanpa lubang dan kerikil, tapi aku masih ingin melewati jalan berbatu tanpa jung ini.” Kata Merpati. “Sampai kapan itu?” Tanya harimau. “entahlah sebenarnya aku juga tidak ingin berasa dalam perasaan ini. berkali-kali aku mencoba pergi, tapi sebanyak apapun aku mencoba aku pasti akan kembali lagi.” Kata merpati. “Jika memang begitu, jangan pergi dari perasaan itu. Akiri perasaan itu agar kamu tidak kembali lagi.” Kata harimau.
Berhari-hari merpati memikirkan kata-kata harimau. Dia harus mengakiri perasaanya. Sudah telalu lama ia terjebak dalam perasaanya terlalu nyaman dan terlalu takut. Nyaman karena bisa sedekat ini dengan singa, takut saar ia jujur singa tidak bisa menerima perasaanya dan menjauh. “Mungkin saat aku memutuskan utnuk terbang rendah dan mengelilingi singa adalah hal yang salah. Segarusnya aku tetap tinggal diatas pohon ini, tapi saat itu aku justru meninggalkan sarangku yang nyama. Seharusnya aku tidak terperangkap. Bisa saja aku melepaskan diri dari perangkap itu namun aku tidak mau melepaskanya, hingga perangkap itu menggores sayapku dan aku tak mampu terbang.” Kata merpati dalam hati.  “ Saat kamu tidak bisa mengakiri perasaan itu. Kamu bisa pergi sebentar dan mulai mngakirinya dengan perlahan.” Kata Harimau.
Berbulan-bulan merpati pergi meninggalkan hutan terbang hingga sayapnya terasa sangat sakit. Ternyata rasa sakit pada sayapnya tidak mampu mengilangkan perasaanya untuk singa. Ia berhenti diatas pohon. Pohon ini adalah pohon satu-satunya yang ada dipadang rumput. Walaupun pojom ini hidup sendiri pohon ini tetap rimbun dan bisa menaungi hewan-hewan. Saat itu merpati memutuskan untuk mengakiri perasaanya kepada singa dan berjanji akan hidup lebih bahagia seperti pohon ini. merpati kembali ke hutan.
Siang ini merpati menunggu singa . Saat singa melintas, singa sama sekali tidak melihat kearah merpati. “Singa…” Panggil merpati.  Singa hanya menoleh dan sedikit tersenyum kemudian berlalri dengan cepat. Merpati terbang rendah mengikuti singa. “Singa..” Merpati mencoba memanggil singa lagi. “Hya ada apa?” Tanya singa . “Singa temanku berkata agar aku tidak berlari pergi, tapi aku harus mengakirinya.” Kata merpati. “Mengakiri?” Tanya singa tidak mengerti. “ Aku akan mengakiri perasaanku kepadamu saat ini. sudah lama aku berharap kepadamu. Aku mengharapkanmu menjadi bagian dari hidupku, tapi kamu hanya ingin melihatku. Dan kini aku akan mengakiri semuanya. Hiduplah dengan bahagia.” Kata merpati
“Harimau terimakasih, karena kamu aku berhasil mengakiri perasaanku.” Kata merpati kepada harimau. “Kamu belum berhasil mengakirinya. Kamu hanya mengucapkan jika semua sudah berakir.” Kata harimau. “Benar aku memang tidak bisa mengakirinya. Aku hanya berpura-pura jika ini sudah berakir. Aku akan pergi membawa perasaan ini, karena memang aku tidak bisa mengakirinya.” Kata merpati.
Saat merpati terbang meninggalkan hutan, ia melihat singa yang dia cintai sedang dikepung oleh singa-singa lainya yang lebih besar. Rupanya singa ingin diangsa oleh singa lainya. Merpati segera terbang rendah.
“ Kalian sedang apa?” Tanya merpati. “ Aku ingin memangsa singa ini karena singa ini yang paling kecil.”  Merpati terbang mendekat ke singa yang paling besar. “Jangan engkau mangsa singa itu. Mangsalah aku. Karena jika kamu mangsa aku kamu akan merasa kenyang selamnya.” Kata merpati. “Apa kamu serius.” Tanya singa. “Hya singa aku akan menghitung hingga tiga dan kamu bisa emangsaku.” Kata merpati.
“Singa kita bisa melarikan diri bersama. Saat aku hitung hingga hitungan ketiga kamu harus berlari dengan cepat.” Kata merpati.  “1….2,,,3….” Saat hitungan ketiga saat singa yang dicintainya bisa pergi sedangkan merpati sudah diterkam oleh singa lainya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...