Disebuah hutan, hiduplah seekor merpati. Merpati ini terlihat berbeda
jika dibandingkan dengan hewan yang lain. Saat hewan-hewan hutan yang lainya
hidup bersama, bermain dan mencari makan bersama. Merpati lebih suka hidup menyendiri di atas pohon.
Merpati lebih suka mengamati kedekatan hewan lain dari pda mendekat kepada
mereka. Hidup menyendiri sebenarnya pilihanya tapi merpati tak menyadari jika
sendiri itu pilihanya. Merpati selalu merasa jika memang ia ditakdirkan untuk
sendiri tak berteman. ia tak jarang mengeluh dengan kesendirianya. “ Semua hewan dihutan ini sepertinya hidup
dengan bahagia. Tapi kenapa hanya aku yang tidak berkawan dan hidup dengan
tidak bahagia.” Kata merpati dari atas pohon saat melihat kawanan gajah mlintas
dibawah pohonya.
Suatu hari jalak, burung yang dahulu sering bertengger diatas pohon
bersama merpati melintasi pohon merpati. “Merpati ayo ikut aku. Aku akan pergi
ke padang rumput dengan kerbau.” Kata jalak. “Tidak jalak aku ingin berada di
atas pohon ini saja.” Kata Merpati menolak ajakan jalak. “Semua hewan
benar-benar hidup bahagia. Mereka memiliki sahabat dan kekasih. Seperti halnya dengan jalak dia selali
menempel pada kerbau kemanapun kerbau pergi. Hidup seakan tak adil bagiku. Aku
sendiri diatas pohon, Tak berteman.” Kata Merpati
Hingga suatu ketika dari atas pohon merpati melihat singa yang tengah
berjalan dengan gagahnya. Merpati terus mengamatinya. Merpati merasakan jatuh
hati pada singa itu. Hampir setiap hari merpati mengamati singa yang berlalu
lalang. Merpati hanya melihat setelah bertahun-tanhun merpati mengamati singa
itu ia tidak lagi merasakan kesepian dalam hidupnya.
Bertahun-tahun merpati hanya melihat singa. Bertahun-tahun ia menyimpan
perasaanya hingga perasaan itu menyatu dengan aliran darahnya. Merpati merasa
ada banyak perbedaan diantara ia dan singa. Perbedaan itulah yang menyebabkan
merpati hanya diam dan enggan berteman atau hanya menyapa singa.
Suatu hari saat singa melintas dibawah pohonya, singa melihat keatas
pohon itu dan berhenti. “Merpati apakah setiap hari engkau berada diatas pohon
itu?” Tanya singa dan mengagetkan merpati. “Hya setiap hari aku ada diatas
pohon ini karena ini tempat yang nyaman.” Jawab merpati. “ Ow aku pergi dulu ya
sampai jumpa besok.” Kata singa.
Semenjak saat itu singa slalu menyapa merpati saat melewati pohonya. “ Merpati apakah kamu tidak ingin
meninggalkan pohonmu dan terbang bebas seperti burung-burung yang lain?” Tanya
singa pada suatu hari. Merpati tidak menjawab dalam hatiya ia berkata
“ Bagaimana aku mampu meninggalkan tempat ini dan terbang bebas, aku sudah
terlalu nyaman di tempat ini. Aku bisa mengawasimu setiap hari. Itu adalah hal yang paling membahagiakan
dalam hidupku.
Keesokan harinya singa datang lagi. “Merpati jika engkau tetap berada
ditempat ini engkau tidak akan bisa melihat keindahan hutan ini” Kata singa.
Semua kata-kata singa membuatnya berfikir. Sudah sangat lama ia berada ditempat
ini dan hanya mengawasi singa dari jauh.
Merpati selalu berharap singa melihat kearahnya. Merpati selalu berharap
hingga sampai suatu saat ia sampai pada suatu titik ketika harapanya agar singa
selalu melihat kearahnya berubah menjadi perasaan putus asa. Karena suatu
ketika ia melihat singa tengah berjalan dengan singa-singa betina lainya dan
tidak melihat kearahnya.
Sejak saat itu merpati memutuskan untuk meninggalkan tempatnya dan
terbang lebih rendah mendekat pasa singa. “Akhirnya kamu mau terbang
mengelilingi hutan ini. Apa kamu mau berkeliling denganku.” Kata singa. Merpati
tidak befikir lama ia bersedia berkeliling hutan mengantar dan membantu singa
untuk berburu. Mulai hari itu merpati sering bersama singa. Semua penghuni
hutan seakan iri dan selalu menerka apakah yang terjadi antara singa dan
merpati.
Semakin lama merpati juga mengenal teman-teman singa. Saat merpati mulai
bisa masuk kedunia singa. Singa justru mulai meninggalkanya. Merpati selalu
meninggu singa diatas pohonya. Merpati juga pergi ketempat yang sering
didatangi singa namu merpati melihat singa tengah berkumpul denga singa lainya.
“Mungkin sudah saatnya singa memiliki pasangan dan hidup dengan bahagia.” Kata
merpat. Sat singa mulai menjauh dari merpati, haraimau teman singa selali
datang. Harimau sellau menghibur merpati. Merpati selalu berfikir, harimau
adalah hewan yang lebih baik dari singa.
Merpati selalu mencoba untuk melupakan singa dan membuka hati untuk
harimau, karena dia fikir harimau lebih baik dari pada singa. Namun hari
merpati berkata lain. Hingga suatu saat harimau berkata kepada merpati “Merpati
tidak bisakah kamu melihat jalan lain?” Tanya Harimau. “Jalan lain? Maksudnya?”
Tanya merpati tidak mengerti. “Tidak bisakah kamu berhenti melihat dan berharap
kepada singa? Lihatlah kearahku dan aku akan membahagiakanmu.” “Harimau kamu
memang baik, bagiku kamu jalan lurus tanpa lubang dan kerikil, tapi aku masih
ingin melewati jalan berbatu tanpa jung ini.” Kata Merpati. “Sampai kapan itu?”
Tanya harimau. “entahlah sebenarnya aku juga tidak ingin berasa dalam perasaan
ini. berkali-kali aku mencoba pergi, tapi sebanyak apapun aku mencoba aku pasti
akan kembali lagi.” Kata merpati. “Jika memang begitu, jangan pergi dari
perasaan itu. Akiri perasaan itu agar kamu tidak kembali lagi.” Kata harimau.
Berhari-hari merpati memikirkan kata-kata harimau. Dia harus mengakiri
perasaanya. Sudah telalu lama ia terjebak dalam perasaanya terlalu nyaman dan
terlalu takut. Nyaman karena bisa sedekat ini dengan singa, takut saar ia jujur
singa tidak bisa menerima perasaanya dan menjauh. “Mungkin saat aku memutuskan
utnuk terbang rendah dan mengelilingi singa adalah hal yang salah. Segarusnya
aku tetap tinggal diatas pohon ini, tapi saat itu aku justru meninggalkan
sarangku yang nyama. Seharusnya aku tidak terperangkap. Bisa saja aku
melepaskan diri dari perangkap itu namun aku tidak mau melepaskanya, hingga
perangkap itu menggores sayapku dan aku tak mampu terbang.” Kata merpati dalam
hati. “ Saat kamu tidak bisa mengakiri
perasaan itu. Kamu bisa pergi sebentar dan mulai mngakirinya dengan perlahan.”
Kata Harimau.
Berbulan-bulan merpati pergi meninggalkan hutan terbang hingga sayapnya
terasa sangat sakit. Ternyata rasa sakit pada sayapnya tidak mampu mengilangkan
perasaanya untuk singa. Ia berhenti diatas pohon. Pohon ini adalah pohon
satu-satunya yang ada dipadang rumput. Walaupun pojom ini hidup sendiri pohon
ini tetap rimbun dan bisa menaungi hewan-hewan. Saat itu merpati memutuskan
untuk mengakiri perasaanya kepada singa dan berjanji akan hidup lebih bahagia
seperti pohon ini. merpati kembali ke hutan.
Siang ini merpati menunggu singa . Saat singa melintas, singa sama sekali
tidak melihat kearah merpati. “Singa…” Panggil merpati. Singa hanya menoleh dan sedikit tersenyum
kemudian berlalri dengan cepat. Merpati terbang rendah mengikuti singa.
“Singa..” Merpati mencoba memanggil singa lagi. “Hya ada apa?” Tanya singa .
“Singa temanku berkata agar aku tidak berlari pergi, tapi aku harus
mengakirinya.” Kata merpati. “Mengakiri?” Tanya singa tidak mengerti. “ Aku
akan mengakiri perasaanku kepadamu saat ini. sudah lama aku berharap kepadamu.
Aku mengharapkanmu menjadi bagian dari hidupku, tapi kamu hanya ingin
melihatku. Dan kini aku akan mengakiri semuanya. Hiduplah dengan bahagia.” Kata
merpati
“Harimau terimakasih, karena kamu aku berhasil mengakiri perasaanku.” Kata
merpati kepada harimau. “Kamu belum berhasil mengakirinya. Kamu hanya
mengucapkan jika semua sudah berakir.” Kata harimau. “Benar aku memang tidak
bisa mengakirinya. Aku hanya berpura-pura jika ini sudah berakir. Aku akan
pergi membawa perasaan ini, karena memang aku tidak bisa mengakirinya.” Kata
merpati.
Saat merpati terbang meninggalkan hutan, ia melihat singa yang dia cintai
sedang dikepung oleh singa-singa lainya yang lebih besar. Rupanya singa ingin
diangsa oleh singa lainya. Merpati segera terbang rendah.
“ Kalian sedang apa?” Tanya merpati. “ Aku ingin memangsa singa ini
karena singa ini yang paling kecil.”
Merpati terbang mendekat ke singa yang paling besar. “Jangan engkau
mangsa singa itu. Mangsalah aku. Karena jika kamu mangsa aku kamu akan merasa
kenyang selamnya.” Kata merpati. “Apa kamu serius.” Tanya singa. “Hya singa aku
akan menghitung hingga tiga dan kamu bisa emangsaku.” Kata merpati.
“Singa kita bisa melarikan diri bersama. Saat aku hitung hingga hitungan
ketiga kamu harus berlari dengan cepat.” Kata merpati. “1….2,,,3….” Saat hitungan ketiga saat singa yang
dicintainya bisa pergi sedangkan merpati sudah diterkam oleh singa lainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...