Aku sering
mendengar jika manusia hidup dari kenangan dan cinta. Jika itu benar bagaimana
dengan aku. Aku tak mendapati satupun kenangan dalam hidupku ini. Tak ada
kenangan yang bisa aku kenang, tak ada wajah yang bisa aku ingat. Mulai belajar
dari awal merangkai huruf menjadikanya kalimat. Aku tak tau bagaimanakah diriku
sebelum kejadian ini. Yang jelas semakin aku mengingat aku semakin takut, takun
akan sebuah kekecewaan tentang kehidupanku di masa lalu.
*
* * *
Yessi’ notes..
Aku
terperangkap dalam sebuah perasaan. Dimana keinginan yang sangat kuat untuk
memiliki dan kekhawatiran akan kehilangan mengaburkan semua logika. Saat hidup
hanya bertumpu pada sebuah perasaan
tanpa memakai logika. Cinta menutupi semua kebenaran, membenarkan semua kesalahan.
Mencintai dan dicintai adalah satu paket kebahagiaan yang
diinginkan setiap orang, tak terkecuali diriku. Semua akan indah jika semua hal
dihiasi rasa saling, Saling mencintai, saling memahami, saling mengerti,saling
mengagumi, saling memiliki. Tapi
bagaimanakah jadinya jika tidak ada perasaan saling itu. Mungkin itulah yang
aku rasakan.
“Sebuah undangan Pertunangan ada di bawah pintu masuk rumahku. Dan mungkin
saat itu saat yang paling tidak ingin aku ingat dalam hidupku. Undangan dengan
nama Mas Dimas dan calon tunangannya terpampang jelas di hadapanku. Harapan
yang awalnya tumbuh subur di hidupku. Keyakinan jika aku dan dia akan bersama
semuanya hilang. Aku tak tau bagaimana perasaanku. Rasanya sangat aneh, sedih,
sakit kecewa bahkan aku tak tau bagaimana itu rasanya.
Selama lima tahun aku memendam
perasaan itu. Aku berharap semua akan berakir dengan indah seperti ucapannya
beberapa tahun yang lalu jika ada sesuatu yang besar di balik sebuah penantian.
Menunggu seperti menggali tambang emas, kita tak tau seberapa dalam lagi letak
emas itu bila kita berhenti menggali. Tapi kenyataanya saat ini sangat berbeda.
Aku sudah lelah menggali dan emas itu ternyata diambil penggali lain.
Yessi
mengendarai motornya dengan cepat. Berharap semua berlalu secepat deru
motornya. Dia menghentikan motornya tepat di depan rumah Dimas. Ada beberapa
keluarga di sana termasuk Rian yang sedang berbincang dengan keluarganya. “
Hallo cantik kok baru datang” Sapa ayahnya dengan senyum. “ Maaf pakde aku juga
baru tau kalau mas Dimas mau menikah.” Jawab Yessi jujur. “ Lhoh kok baru tau
apa Dimas gak ngenalin calonya sama kamu dulu.” Yessy menggelengkan kepala. “
Mas ada Yessy tuh, coba diajak masuk.”
Kata ayah Dimas.
“
Ya Tuhan nyatakah ini. Aku benar-benar tak sanggup menahan air mata ini, Jangan
biarkan air mata ini menetes dan menghancurkan semuanya.” Kata Yessy dalam
hati. “ Wah ada yang udah mau diem-dieman ini.” Kata Yessy sok tegar. “ Ini..
Semua berjalan cepat.” Kata Dimas agak kikuk. “ Begitu cepatnya, sampai aku gak
merasakan apa pun. Sebentar lagi aku udah gak bisa dong curhatan lagi ma kakakku
yang satu ini.” Kata Yessy dengan cemberut. “ Tentu saja masih bisa.” Kata Dimas
sambil Mengacak-acak rambut yessy. “
Kenapa kamu tega meninggalkan aku seperti ini.” Kata yessy dalam hati. “Mungkin
dengan pernikahan ini aku bisa melupakan kamu yes. Aku tak bisa menunggu lebih
lama lagi.” Kata Dimas dalam hati. “Congrate ya my brother.” Kata Yessy air
matanya menetes. “ Kamu kenapa dek?” Tanya Dimas. “ Tangisan haru akhirnya
kakakku sudah menemukan pasanganya. Aku pulang dulu ya.” Kata Yessy lalu
pergi..
*
* * *
Kamar
Yessy sudah tidak berbentuk kamar. Semua foto Dimas yang diam-diam dia ambil
semua berhamburan di kamarnya. Tisyu bantal dan semuanya basah dengan air mata.
“Semua yang berhubungan dengan mas Dimas harus aku buang sejauh mungkin.” Yessy
memasukan buku harian. Foto kaleng minuman, buku, tiket masuk tempat hiburan
dan semua barang yang berhubungan dengan Dimas kedalam box besar. Diatas box
dia beri tulisan danger. Dia mengeluarkan BBnya dan menulis sebuah pesan untuk
Wulan. “Penantianku sudah berakir, tidak ada gunanya menunggu lebih lama lagi,
dia sudah bertunangan.”
Yessy
pun kembali menangis. “Drett… drett. Hpnya bergetar. Dia melihat id pemanggil
dan terlihat nama Dion di layar. “ Yess you are ok.” Tanya Dion. “ Yes Im ok.
Ada apa yon.” “ Buka pintu kamarmu. Aku di depan.” Kata dion. Yessy membuka
pintu kamar. “ Seperti ini kamu bilang ok. Jangan sok tegar di depanku, aku tau
gimana perasaan kamu.” Kata dion sambil memunguti buku-buku Yessy yang
berserakan di lantai. “Hiya aku kalah taruhan. Besok aja ya aku traktir kamu.”
Kata Yessy sok tegar. “ Kalah gimana kamu kan belum perang kok udah kalah.” Tanya
Dion. “ Aku gak mau datang”. “Kamu nyerah dengan semua ini? Ada hal dalam hidup
yang tak harus kamu dapatkan termasuk Dimas.” Kata Dion yang mulai masuk
kedalam kamar Yessy. “ Kamu tau kan Yon dari kapan aku suka ma dia, seperti apa
aku mencintai dia, bagaimana keyakinanku jika aku akan menjadi miliknya.” Kata
Yessy sambil mengusap air matanya. Dion hanya terdiam.
“Aku
gak tau kenapa perasaanku ini bisa menjadi begitu dalam. Sedalam ini hingga
akirnya aku tenggelam begitu dalam. Semua salahku, aku selalu berharap indah
pada akirnya, aku juga tidak tau dari mana datangnya keyakinan yang begitu
besar ini.” Kata Yessy kembali meneteskan matanya saat melihat foto Dimas yang
masih tercecer dan belum dia masukan kedalam box. “Keyakinan, perasaan, harapan
semua tidak ada yang salah, yang penting bagaimana kamu menyikapi harapan yang
mungkin tak bertepi itu.” Kata Dion sambil merebut foto dari tangan Yessy dan
membuangnya ketempat sampah yang sudah penuh. “Ok sekarang kamu boleh nangis
sepuasmu tapi besok saat weding jangan ada sedikitpun air mata, aku gak mau
punya teman cengeng kya gini.” Kata dion lalu pergi.
*
* * *
Dimas’s rooms…
“Menilai hati adalah suatu pekerjaan yang
sangat sulit bukan. Batasan semu status kakak dan adek, batasan umur, dan
banyak batasan laen lagi antara kita, mungkin itu suatu alasan yang sebenarnya
akan aku lontarkan jika kamu bertanya kepadaku kenapa aku menikah secepat ini.
Tapi sepertinya kamu tak peduli dengan semua ini, aku mungkin akan lebih
bahagia ketika tau aku akan menikah.” Kata Dimas dalam hati sambil melihat foto
Yessy yang ada di DGcamnya. “Cepet nikah deh ya, Ntar lo aku nikah duluan
dikiranya aku kurang ajar, duluin kakaknya nikah.” Dimas ingat kata-kata yang
keluar dari mulut Yessy suatu saat. “Ya mungkin benar kata Hendra jika cinta
juga butuh logika. Dan mungkin Dinda bukan orang yang buruk, aku dulu begitu
mengagumi dia sejak SMA, dan untuk membuka kembali hatiku untuk dia akan
menjadi hal yang mudah.” Kata Dimas menyakinkan diri.
*
* * *
Yessy
duduk di café tempat dia dan Dimas pernah makan bersama.Ada banyak gelas bekas
jus Alpukat oreo yang sudah kosong dan satu gelas jus yang masih berisi
setengah dan mengeluarkan embun di bagian luar gelas “ Ini terakir kalinya aku
akan mengingat semua kenangan dengan mas Dimas.” Kata Yessy dalam hati. “ Mulai
dari pertama bertemu, ketika kedekatan mereka mulai terjalin, saat dia mulai
menjauh dan menjaga hatinya hanya untuk Dimas hingga saat dia kemabali ke
tempat ini dan berharap dia bisa memenangkan hati Dimas. Dan hingga saat
terakir pertemuan mereka.
“
Apakah memang ini yang terbaik untuk ku Ya Tuhan? Aku ingin melupakan semuanya
seakan tak pernah terjadi apapun dengan aku.” Kata Yessy dalam hati saat
mengendarai motornya dengan kencang. Dan “ Daaaaar….” Semua seakan berakir
Motor yang dikendarai Yessy menabrak sebuah truk.
* *
* *
Dimas ‘ s Home….
Dimas sedang memasukan semua hadiah dari Yessy
kedalam kardus. “Klingkong…” Bb nya berbunyi di lihat ada satu bbm “Dari Dion.”
Katanya Pelan dia mulai membuka bbm yang berisi foto. Foto seorang cewek yang
terbaring di ranjang dengan selang oksigen dan infuse ditanganya. “Ini Yessy?”
Tanya Dimas dalam hati.
Dengan
kilat Dimas memencet beberapa tombol dan menelvon Dion. “ Halo yon, foto siapa
yang lo kirimin ke aku?” Tanya Dimas saat telvonya sudah terhubung dengan Dion.
“ Foto Yessy. Dia sedang Koma di rumah sakit “ Jangan bercanda deh ya,” Kata Dimas
mulai panic. “ Aku gak bercanda ya. Sekarang hanya ada dua pilihan. Lo batalin
acara tunganan kamu, jika kamu masih peduli dan cinta ama dia. Apa lo langsung
nikah aja sekalian, jangan membuat Yessy tersiksa seperti ini.” kata Dion lalu
memutuskan sambungan televonya.
Dion berlari
menyusuri koridor rumah sakit yang begitu lengang. Di ujung lorong ada ruang
ICU dan di depan ruangan itu sudah ada Dion dan teman-teman Yessy yang lain.
“Sudah ambil keputusan mas” Kata Wulan. Dimas
tak menjawab apapun. “ Aku mau nunjukin sesuatu ama kamu.” Kata wulan yang
berjalan dan disusul Dimas.
* * * *
Wulan
membuka pintu kamar Yessy yang masih berantakan Tisyu dan kertas-kertas tak
terpakai di atas lantai. Di dinding terpampang fotonya yang lumayan bersar dan
terulis kata akan selalu mencintaimu secara sederhana. Dimas mesuk perlahan.
Terlihat dengan jelas kesedihan Yessy saat mengetahui dia akan Bertunangan.
“Kamu tau gimana sedihnya Yessy saat itu?” Tanya Wulan sambil mengeluarkan box
dari dalam almari. Dimas hanya menggeleng. “ Dia begitu mencintaimu.” Kata
Wulan lagi. “ Aku ragu ama dia. Dia gak bisa seperti yang aku inginkan dia
kurang dewasa” Kata Dimas “ Dewasa apa kamu tau bagaimana dewasanya dia. Jika
dia tidak dewasa mungkin saat dia kerumahmu dan mengucapkan selamat itu dia
sudah mengacak-acak tempatmu.” Kata wulan.
“Nih
semua kenangan tenatang mu aku kembalikan ke kamu. Aku gak mau ketika Yessy
sembuh nanti dia kembali ingat tentang kamu. Yessy kehilangan sebagian bersar
ingatanya, Bahkan ada beberapa kemampuan motoriknya yang hilang.” Kata Wulan
sambil menyerahkan box ke Dimas. “ Maksudmu apa?” Tanya Dimas lagi. “ Ya Tuhan
memang baik dia mengabulkan permintaan Yessy yang ingin benar-benar melupakan
kamu.” Kata Wulan. “ Gak mungkin.” Kata Dimas tak percaya. “ Sekarang semua
terserah kamu. Tapi jika memang kamu mau melanjutkan keputusanmu itu menjauhlah
dari Yessy karena kita sebagai teman gak ingin melihat Yessy terus terluka,
bahkan di mimpinya pun dia menangis.” Kata Wulan lalu meninggalkan Dimas.
*
* * *
Dimas
duduk di samping tempat tidur Yessy. Dia membuka buku harian Yessy. Dia membaca
lembar-demi lembar catatan di buku itu “Semua seperti mimpi aku duduk tepat di
depan matanya, menatap matanya dengan teduh” Dimas membaca sebuah kalimat. “
Hari ini melihatnya dari jauh untuk mengisi kekuatanku seminggu kedepan.” “
Jadi ini alasan kamu tiap minggu pulang tanpa merasakan capek.” Kata Dimas
“Tuhan
beri aku sedikit rasa benci padanya, agar perasaan yang begitu menyiksa ini
bisa hilang. Jadi kamu pengen benci aku, cuman buat ngilangin perasaan ini.”
Kata Dimas di hari Keduabelas dia menunggu Yessy yang sedang koma di rumah
sakit. “ Tuhan aku janji jika Engkau
ijinkan Yessy bangun aku akan berdamai dengan hatiku, mengapus semua batas
logika yang menyakitkan ini.” Kaya Dimas dalam hati. “Yessy cepat bangun, aku ingin
bilang dengan tegas kalau sebenarnya aku juga mencintai kamu.” Kata Dimas lagi
lalu pergi untuk mencari makan.
Dimas
kembali dengan membawa plastic yang berisi sterofom putih pembungkus makanan.
Dia sangat terkejut saat melihar Yessi sudah membuka matanya. “Dek kamu udah
bangun?” Tanya Dimas “ Kamu siapa?” Tanya Yessi. “ Aku mas Dimas, kamu gak
kenal aku?” Tanya Dimas. “ Mas Dimas? Aku gak ingat semua,” Kata Yessy. “Persis
semua yang dikatakan Dion dia kehilangan semua ingatanya.” Kata Dimas dalam hati.
“ Ya udah aku panggil dokter dulu ya.” Kata Dimas.
“Dan
sekarang saat aku bisa meyakinkan diriku akan cintanya kenapa dia yang lupa
akan cintanya. Haruskan aku meyakinkan dia jika cinta kita memang benar-benar
ada.” Tanya Dimas dalam hati.
*
* * *
Yessy’s Rom
Dimas
membuka kan pintu kamar yessy. Kamar yessy dudah dia tata ulang. Ada foto dia
dan Yessy yang super besar. Dengan kata saling mencintai secara sederhana. Dan
banyak foto dia dan Yessy. Yessy berjalan perlahan mendekati foto itu. “ Kita
pernah saling mencintai?” Tanya Yessy ragu. “ Ya begitu” Kata Dimas datar. “
Tapi kenapa aku tidak pernah merasakan apapun dalam hatiku. Kenapa aku tak bisa
mengingat apa pun.” Kata Yessy “ Mungkin jika kamu sudah bisa mengingat smuanya
kamu akan kecewa dengan aku. Ya Tuhan bagaimana aku harus berdoa, apa aku
meminta agar yessy bisa mengingat semua atau tidak. Aku harus berdoa seperti
apa?” Ucap Dimas dalam hati. “Kamu istirahat dulu.
Dimas
menyiapkan makanan untuk Yessy di dapur rumah Yessy. “Apa kamu dulu sering
melakukan ini.” Tanya Yessy. “Kamu yang sering melakukan ini. Tapi aku seering
tidak menghargai usahamu.” Kata Dimas dalam hati sambil tersenyum. “Mamah
kemana ?” Tanya Yessy sambil duduk di kursi. “Mamah udah berangkat kerja.” Kata
Dimas sambil menyodorkan sepiring nasi goreng dan telur. Dimas melangkah
menghidupkan tv. Dan saat itu sedang diputar lagu Cinta sejati soundtrack nya
Film Habibie dan ainun. Tiba-tiba yessy teringat akan suatu kejadian saat dia
tengah memperlihatkan brosur film yang di
perankan Reza rahardian itu.
Yessy
membuka matanya dan merasakan sakit yang begitu hebat di kepalanya. “ Kamu
kenapa dek?” Tanya Dimas sambil memegangi kepala Yessy. “ Gak papa mas.
Masakanya enak” Kata Yessy. “ Ya udah jam 1 aku berangkat kerja mungkin pulang
jam 5an, selama aku pergi kamu jangan kemana-mana. Di rumah saja paling mami
kamu pulang jam empatan.” Kata Dimas lalu pergi. “Janjinya?” Tanya yessy. “Kita akan saling
mencintai secara sederhana.” Kata mereka bersama. “Apa dulu kita sering mengucapkan
janji ini?” Tanya Yessy lagi namun Dimas hanya menjawabnya dengan senyuman.
Yessy
masuk kedalam kamar ia terlihat mencari-cari sesuatu. Tidak ada barang yang
bisa mengingatkanya tentang masa lalunya. Dia membuka laci meja. Tiba-tiba dia
teringat akan peristiwa saat dia memasukan kardus kedalam laci itu. Kardus yang
diatasnya terdapat tulisan danger. “Kenapa aku tak ingat satupun tentang hidup
ini. Kenapa aku tidak merasa kalau dulu Mas Dimas begitu perhatian kepadaku.”
Pikir Yessy dalam hatinya.
*
* * *
Sejak
saat itu Yessy dan Dimas semakin dekat mereka bahkan sudah berencana untuk
bertunangan. Hari ini Yessy pergi kerumah Dimas dia berencana untuk
membersihkan rumah Dimas sebagai hadiah ulang tahun dan mengadakan pesta kecil
disana. Saat Yessy masuk ke Kamar Dimas dan membersihkanya dia melihat dua buah
kardus yang ada di bawah tempat tidur. Dia Mengeluarkan kardus itu dan betapa
terkejutnya dia saat dia melihat kardus yang diatasnya terdapat tulisan Danger.
Persis seperti apa yang ada dalam ingatanya yang terpotong. Dia membuka kardus
itu dan didalamnya terdapat sebuah buku harian berwarna hijau Dan udangan yang
sudah tidak utuh lagi bentuknya . Dia mengambil buku itu.
Dia
juga membuka kotak yang lain disana terdapat beberapa buku, kaos tempat makan
dan banyak benda lainya. Dan seketika ia teringat saat itu dia mengantarkan
makanan untuk Dimas yang sedang sakit dengan tempat itu. Dan seketika kepalanya
sangat pusing. Dia memasukan kembali kardus itu dan mengambil buku harian.
“Dek.”
Kata Dimas membangunkan Yessy yang tertidur di Kamarnya. Yessy menggeliat dan
membuka matanya. “ Maaf aku ketiduran. Tapi perasaan aku tadi tidur di sofa.”
Kata Yesssy. “ Hya aku yang mindahin ke sini. Makanan dah siap.” Kata Dimas. “
Jam berapa ini?”Kata Yessy sambil melihat jam yang ada di tanganya. “Udah
malem.” Kata Dimas yang keluar diikuti Yessy.
“
Selamat ulang tahun ya.” Kata Yessy ketika ia menikmati makan malam sederhana
yang disiapkan Dimas. “ Hya makasih ya dek.” Kata Dimas. “ Kayak e udah malem,
Aku pulang dulu.” Kata Yessy. “ Aku antar.” Kata Dimas. “ Gak usah aku berani.”
Kata Yessy lalu meninggalkan Dimas di ruang makanya.
*
* * *
Yessy
membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur dia mengeluarkan buku harianya. Dia
membaca lembar-demi lembar tulisanya. Buku ini menceritakan awal dia mulai
mencintai Dimas dan perlakuan Dimas kepadanya. Bagaimana dia berusaha
memenangkan hati Dimas. Penantian, sebuah keyakinan bila ia bisa memenangkan
hati Dimas. Namun penantian itu sia-sia ketika Dimas memutuskan akan
bertunangan. Air mata Yessy tak terbendung lagi. Dia merasa jika Dimas
mempermainkanya. Dia merasa Dimas hanya mengasihani dia karena dia kehilangan
Ingatanya.
Yessy
pun bergegas pergi kerumah Dimas walau jam menunjukan pukul dua pagi. Dimas
membuka pintu rumahnya dan terlihat sangat kanget ketika melihat Yessy berada
di depan pintu Rumahnya. “ Aku memang hilang ingatan namun perasaanku masih
berfungsi dengan baik.” Kata Yessy. “ Maksudnya apa dek?” Tanya Dimas gak
mengerti. “ Aku memang hilang ingatan namun aku bukan orang yang perlu
dikasihani. Apa lagi jika kamu mengorbankan perasaanmu sendiri untuk aku.
Cintaku tak perlu balasan dari kamu. Aku tulus aku hanya ingin kamu bahagia.”
Kata Yessy dengan air mata. “ Aku bener-bener gak ngeri maksud kamu.” Kata Dimas.
Yessi melempar buku harianya ke lantai. “ Sudah cukup mas. Aku gak mau hidup
cuman dalam mimpi. Semuanya pura-pura.” Kata Yessy Lalu pergi.
Yessy
pergi namun tiba-tiba dia teringat semua kejadian saat dia bersama Dimas dan
kejadian sebelum dia mengalami kecelakaan itu. Dia merasakan sakit yang hebat
di kepalanya. Dan akirnya dia Pinsan. “ Dek.. Dek..” Kata Dimas mencoba
membangunkan Yessy.
*
* * *
Yessy
memasukan baju-baju kedalam kopernya. Dia melihat contoh undangan resepsi
pertunanganya dengan Dimas yang sudah jadi diatas meja. Dia tak kuasa menahan
air matanya. “ Kamu jadi pergi?” Tanya Wulan mengagetkan. “ Hya lan. Ini
kesempatan besar.” Kata Yessy sambil menghapus air matnya. “Memanfaatkan
kesempatan apa pengen melarikan diri.” Tanya wulan. “ Lan aku gak ingin hidup
dalam impian dan kebohongan.” Kata Yessy lagi. “ Maksudmu gimana?” Kata Wulan
gak ngerti. “ Mas Dimas mencintai aku itu sebuah impian. Dan dia mewujudkan itu
dalam sebuah kebohonga. Pura-pura mencintai aku.” Kata Yessy lagi sambil
menarik kopernya keluar.
“Dret…dret…dret…”
Tiba-tiba hp Yessy bergetar. Dia melihat identitas pemanggil di layar. “ Mas Dimas”
Kata Yessy pelan. “ Siapa yes.” Tanya Wulan. “ Gak siapa-siapa” Kata Yessy lalu
mematikan hpnya. “Lan ntar kamu yang anterin aku ya ke stasiun.” Kata Yessy.
“Ok.” Kata Wulan..
*
* * *
Dimas
menunggu Yessy di depan rumahnya. Sudah berkali-kali dia menghubungi Yessy tapi
Yessy tidak mengangkatnya bahkan kali ini Hp Yessy sudah dalam keadaan Non
aktif. Sudah dua jam dia menunggu akirnya dia melihat Yessy keluar dari dalam
rumah dengan membawa satu koper besar. “Yes kamu mau kemana?” Tanya Dimas “Aku
dapat pekerjaan di Luar kota. Deket sama kamtor mamahku.” Kata Yessy dingin. “
Terus pertunangan kita?” Tanya Dimas.
“Pertunangan
bohongan itu. Lupakan.” Kata Yessy sambil menepis tangan Dimas yang memegang
tanganya. “Lupakan gimana maksudnya?” Tanya Dimas tambah gak mengerti. “ Sudah
mas kamu sudah tidak perlu bersandiwara lagi. Aku sudah ingat semuanya. Kamu
memang ingin bertunangan tapi bukan dengan aku. Aku sudah sembuh sekarang. Aku
sudah ingat semua. Mungkin sekarang aku harus mulai kehidupanku yang nyata
kembali.” Kata Yessy.
“Tapi
aku..” Kata-kata Dimas terpotong. “ Mas tenang kamu gak usah kawatir dengan
perasaanku. Aku cinta kamu. Tapi bukan berarti aku harus menerima balasan atas
perasaanku. Ini hanya soal perasaanku. Semua akan sembuh dengan cepat. Dan kamu
juga bisa pergi sekarang. Maafin aku yang tak tau diri. Menempel erat denganmu
seperti lem.” Kata Yessy.
“
Yes kamu harus tau gimana perasaanku sebenarnya.” Kata Dimas. “ Gak usah mas.
Gak usah menghibur aku seperti itu. Kamu sudah terlalu baik denganku.” Kata
Yessy. “ Aku benar-benar mencitaimu Yes. Jauh sebelum kita dekat. Jauh sebelum
kamu mengerti cinta itu apa. Jauh sebelum itu. Aku tau jarak antara kita jangat
jauh. Aku mencoba menghilangkan perasaanku dengan bertunangan dengan wanita
pilihan ibuku. Aku tersiksa dengan perasaanku.” Kata Dimas. Dimas lalu
memberikan kotak dan memberikanya kepada Yessy yang sudah mengeluarkan air
mata.
Setelah
memberikan kotak itu Dimas pun akirnya pergi. “Masaih ada cukup waktu untuk
kamu mengubah pendirianmu.” Kata Wulan pada Yessy.
*
* * *
Dimas membuka
pesan singkat yang ada di Hpnya “ Mas kamu beneran gak mau nganterin aku
pergi.” Dimas membaca pesan singkat dari
Yessy. “ Kamu masih ingin pergi.” Balas Dimas. “ Ayolah anterin aku.” Balas
Yessy. Dimas segera masuk ke kamar mandi.
Yessy dan Dimas
sudah berada di stasiun kereta. “ Yes kamu benar akan pergi.” Kata Dimas. “ Hya
mas. Aku akan pergi mungkin untuk beberapa bulan. Aku ingin meyakinkan jika aku
benar-benar cinta kamu. Dua bulan lagi aku pulang dan aku akan memberikan
jawaban.” Kata Yessy. “ Dek. Aku tak perlu menyakinkan hatiku. Aku benar
mencintaimu. Rasanya dari dulu hingga sekarang sama sekali tak berubah. Aku
akan menunggumu kembali.” Kata Dimas,
“ Tapi sepertinya
kamu harus menyusulku segera. Karena saat ini aku sudah yakin aku mencintaimu.”
Kata Yessy. “ Aku akan segera menyusulmu.” Kata Dimas dengan senyum… “ Kita kan saling mencintai secara
sederhana.” Kata mereka berdua.
END...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...