Rabu, 25 September 2013

CINTA DAN KENANGAN

Aku sering mendengar jika manusia hidup dari kenangan dan cinta. Jika itu benar bagaimana dengan aku. Aku tak mendapati satupun kenangan dalam hidupku ini. Tak ada kenangan yang bisa aku kenang, tak ada wajah yang bisa aku ingat. Mulai belajar dari awal merangkai huruf menjadikanya kalimat. Aku tak tau bagaimanakah diriku sebelum kejadian ini. Yang jelas semakin aku mengingat aku semakin takut, takun akan sebuah kekecewaan tentang kehidupanku di masa lalu.
*   *  *  *
Yessi’ notes..
          Aku terperangkap dalam sebuah perasaan. Dimana keinginan yang sangat kuat untuk memiliki dan kekhawatiran akan kehilangan mengaburkan semua logika. Saat hidup hanya bertumpu pada  sebuah perasaan tanpa memakai logika. Cinta menutupi semua kebenaran,  membenarkan semua kesalahan.
            Mencintai dan dicintai adalah satu paket kebahagiaan yang diinginkan setiap orang, tak terkecuali diriku. Semua akan indah jika semua hal dihiasi rasa saling, Saling mencintai, saling memahami, saling mengerti,saling mengagumi, saling memiliki.  Tapi bagaimanakah jadinya jika tidak ada perasaan saling itu. Mungkin itulah yang aku rasakan.
          “Sebuah undangan Pertunangan  ada di bawah pintu masuk rumahku. Dan mungkin saat itu saat yang paling tidak ingin aku ingat dalam hidupku. Undangan dengan nama Mas Dimas dan calon tunangannya terpampang jelas di hadapanku. Harapan yang awalnya tumbuh subur di hidupku. Keyakinan jika aku dan dia akan bersama semuanya hilang. Aku tak tau bagaimana perasaanku. Rasanya sangat aneh, sedih, sakit kecewa bahkan aku tak tau bagaimana itu rasanya.
          Selama lima tahun aku memendam perasaan itu. Aku berharap semua akan berakir dengan indah seperti ucapannya beberapa tahun yang lalu jika ada sesuatu yang besar di balik sebuah penantian. Menunggu seperti menggali tambang emas, kita tak tau seberapa dalam lagi letak emas itu bila kita berhenti menggali. Tapi kenyataanya saat ini sangat berbeda. Aku sudah lelah menggali dan emas itu ternyata diambil penggali lain.
         
          Yessi mengendarai motornya dengan cepat. Berharap semua berlalu secepat deru motornya. Dia menghentikan motornya tepat di depan rumah Dimas. Ada beberapa keluarga di sana termasuk Rian yang sedang berbincang dengan keluarganya. “ Hallo cantik kok baru datang” Sapa ayahnya dengan senyum. “ Maaf pakde aku juga baru tau kalau mas Dimas mau menikah.” Jawab Yessi jujur. “ Lhoh kok baru tau apa Dimas gak ngenalin calonya sama kamu dulu.” Yessy menggelengkan kepala. “ Mas  ada Yessy tuh, coba diajak masuk.” Kata ayah Dimas.
          “ Ya Tuhan nyatakah ini. Aku benar-benar tak sanggup menahan air mata ini, Jangan biarkan air mata ini menetes dan menghancurkan semuanya.” Kata Yessy dalam hati. “ Wah ada yang udah mau diem-dieman ini.” Kata Yessy sok tegar. “ Ini.. Semua berjalan cepat.” Kata Dimas agak kikuk. “ Begitu cepatnya, sampai aku gak merasakan apa pun. Sebentar lagi aku udah gak bisa dong curhatan lagi ma kakakku yang satu ini.” Kata Yessy dengan cemberut. “ Tentu saja masih bisa.” Kata Dimas sambil Mengacak-acak rambut yessy.  “ Kenapa kamu tega meninggalkan aku seperti ini.” Kata yessy dalam hati. “Mungkin dengan pernikahan ini aku bisa melupakan kamu yes. Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi.” Kata Dimas dalam hati. “Congrate ya my brother.” Kata Yessy air matanya menetes. “ Kamu kenapa dek?” Tanya Dimas. “ Tangisan haru akhirnya kakakku sudah menemukan pasanganya. Aku pulang dulu ya.” Kata Yessy lalu pergi..
*   *  *  *
          Kamar Yessy sudah tidak berbentuk kamar. Semua foto Dimas yang diam-diam dia ambil semua berhamburan di kamarnya. Tisyu bantal dan semuanya basah dengan air mata. “Semua yang berhubungan dengan mas Dimas harus aku buang sejauh mungkin.” Yessy memasukan buku harian. Foto kaleng minuman, buku, tiket masuk tempat hiburan dan semua barang yang berhubungan dengan Dimas kedalam box besar. Diatas box dia beri tulisan danger. Dia mengeluarkan BBnya dan menulis sebuah pesan untuk Wulan. “Penantianku sudah berakir, tidak ada gunanya menunggu lebih lama lagi, dia sudah bertunangan.”
          Yessy pun kembali menangis. “Drett… drett. Hpnya bergetar. Dia melihat id pemanggil dan terlihat nama Dion di layar. “ Yess you are ok.” Tanya Dion. “ Yes Im ok. Ada apa yon.” “ Buka pintu kamarmu. Aku di depan.” Kata dion. Yessy membuka pintu kamar. “ Seperti ini kamu bilang ok. Jangan sok tegar di depanku, aku tau gimana perasaan kamu.” Kata dion sambil memunguti buku-buku Yessy yang berserakan di lantai. “Hiya aku kalah taruhan. Besok aja ya aku traktir kamu.” Kata Yessy sok tegar. “ Kalah gimana kamu kan belum perang kok udah kalah.” Tanya Dion. “ Aku gak mau datang”. “Kamu nyerah dengan semua ini? Ada hal dalam hidup yang tak harus kamu dapatkan termasuk Dimas.” Kata Dion yang mulai masuk kedalam kamar Yessy. “ Kamu tau kan Yon dari kapan aku suka ma dia, seperti apa aku mencintai dia, bagaimana keyakinanku jika aku akan menjadi miliknya.” Kata Yessy sambil mengusap air matanya. Dion hanya terdiam.
          “Aku gak tau kenapa perasaanku ini bisa menjadi begitu dalam. Sedalam ini hingga akirnya aku tenggelam begitu dalam. Semua salahku, aku selalu berharap indah pada akirnya, aku juga tidak tau dari mana datangnya keyakinan yang begitu besar ini.” Kata Yessy kembali meneteskan matanya saat melihat foto Dimas yang masih tercecer dan belum dia masukan kedalam box. “Keyakinan, perasaan, harapan semua tidak ada yang salah, yang penting bagaimana kamu menyikapi harapan yang mungkin tak bertepi itu.” Kata Dion sambil merebut foto dari tangan Yessy dan membuangnya ketempat sampah yang sudah penuh. “Ok sekarang kamu boleh nangis sepuasmu tapi besok saat weding jangan ada sedikitpun air mata, aku gak mau punya teman cengeng kya gini.” Kata dion lalu pergi.
*   *  *  *
Dimas’s rooms…
“Menilai hati adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit bukan. Batasan semu status kakak dan adek, batasan umur, dan banyak batasan laen lagi antara kita, mungkin itu suatu alasan yang sebenarnya akan aku lontarkan jika kamu bertanya kepadaku kenapa aku menikah secepat ini. Tapi sepertinya kamu tak peduli dengan semua ini, aku mungkin akan lebih bahagia ketika tau aku akan menikah.” Kata Dimas dalam hati sambil melihat foto Yessy yang ada di DGcamnya. “Cepet nikah deh ya, Ntar lo aku nikah duluan dikiranya aku kurang ajar, duluin kakaknya nikah.” Dimas ingat kata-kata yang keluar dari mulut Yessy suatu saat. “Ya mungkin benar kata Hendra jika cinta juga butuh logika. Dan mungkin Dinda bukan orang yang buruk, aku dulu begitu mengagumi dia sejak SMA, dan untuk membuka kembali hatiku untuk dia akan menjadi hal yang mudah.” Kata Dimas menyakinkan diri.
*   *  *  *
          Yessy duduk di cafĂ© tempat dia dan Dimas pernah makan bersama.Ada banyak gelas bekas jus Alpukat oreo yang sudah kosong dan satu gelas jus yang masih berisi setengah dan mengeluarkan embun di bagian luar gelas “ Ini terakir kalinya aku akan mengingat semua kenangan dengan mas Dimas.” Kata Yessy dalam hati. “ Mulai dari pertama bertemu, ketika kedekatan mereka mulai terjalin, saat dia mulai menjauh dan menjaga hatinya hanya untuk Dimas hingga saat dia kemabali ke tempat ini dan berharap dia bisa memenangkan hati Dimas. Dan hingga saat terakir pertemuan mereka.
          “ Apakah memang ini yang terbaik untuk ku Ya Tuhan? Aku ingin melupakan semuanya seakan tak pernah terjadi apapun dengan aku.” Kata Yessy dalam hati saat mengendarai motornya dengan kencang. Dan “ Daaaaar….” Semua seakan berakir Motor yang dikendarai Yessy menabrak sebuah truk.
          *   *  *  *
Dimas ‘ s Home….
Dimas sedang memasukan semua hadiah dari Yessy kedalam kardus. “Klingkong…” Bb nya berbunyi di lihat ada satu bbm “Dari Dion.” Katanya Pelan dia mulai membuka bbm yang berisi foto. Foto seorang cewek yang terbaring di ranjang dengan selang oksigen dan infuse ditanganya. “Ini Yessy?” Tanya Dimas dalam hati.
          Dengan kilat Dimas memencet beberapa tombol dan menelvon Dion. “ Halo yon, foto siapa yang lo kirimin ke aku?” Tanya Dimas saat telvonya sudah terhubung dengan Dion. “ Foto Yessy. Dia sedang Koma di rumah sakit “ Jangan bercanda deh ya,” Kata Dimas mulai panic. “ Aku gak bercanda ya. Sekarang hanya ada dua pilihan. Lo batalin acara tunganan kamu, jika kamu masih peduli dan cinta ama dia. Apa lo langsung nikah aja sekalian, jangan membuat Yessy tersiksa seperti ini.” kata Dion lalu memutuskan sambungan televonya.
Dion berlari menyusuri koridor rumah sakit yang begitu lengang. Di ujung lorong ada ruang ICU dan di depan ruangan itu sudah ada Dion dan teman-teman Yessy yang lain. “Sudah ambil keputusan mas”  Kata Wulan. Dimas tak menjawab apapun. “ Aku mau nunjukin sesuatu ama kamu.” Kata wulan yang berjalan dan disusul Dimas.
*   *  *  *
          Wulan membuka pintu kamar Yessy yang masih berantakan Tisyu dan kertas-kertas tak terpakai di atas lantai. Di dinding terpampang fotonya yang lumayan bersar dan terulis kata akan selalu mencintaimu secara sederhana. Dimas mesuk perlahan. Terlihat dengan jelas kesedihan Yessy saat mengetahui dia akan Bertunangan. “Kamu tau gimana sedihnya Yessy saat itu?” Tanya Wulan sambil mengeluarkan box dari dalam almari. Dimas hanya menggeleng. “ Dia begitu mencintaimu.” Kata Wulan lagi. “ Aku ragu ama dia. Dia gak bisa seperti yang aku inginkan dia kurang dewasa” Kata Dimas “ Dewasa apa kamu tau bagaimana dewasanya dia. Jika dia tidak dewasa mungkin saat dia kerumahmu dan mengucapkan selamat itu dia sudah mengacak-acak tempatmu.” Kata wulan.
          “Nih semua kenangan tenatang mu aku kembalikan ke kamu. Aku gak mau ketika Yessy sembuh nanti dia kembali ingat tentang kamu. Yessy kehilangan sebagian bersar ingatanya, Bahkan ada beberapa kemampuan motoriknya yang hilang.” Kata Wulan sambil menyerahkan box ke Dimas. “ Maksudmu apa?” Tanya Dimas lagi. “ Ya Tuhan memang baik dia mengabulkan permintaan Yessy yang ingin benar-benar melupakan kamu.” Kata Wulan. “ Gak mungkin.” Kata Dimas tak percaya. “ Sekarang semua terserah kamu. Tapi jika memang kamu mau melanjutkan keputusanmu itu menjauhlah dari Yessy karena kita sebagai teman gak ingin melihat Yessy terus terluka, bahkan di mimpinya pun dia menangis.” Kata Wulan lalu meninggalkan Dimas.
*   *  *  *
          Dimas duduk di samping tempat tidur Yessy. Dia membuka buku harian Yessy. Dia membaca lembar-demi lembar catatan di buku itu “Semua seperti mimpi aku duduk tepat di depan matanya, menatap matanya dengan teduh” Dimas membaca sebuah kalimat. “ Hari ini melihatnya dari jauh untuk mengisi kekuatanku seminggu kedepan.” “ Jadi ini alasan kamu tiap minggu pulang tanpa merasakan capek.” Kata Dimas
          “Tuhan beri aku sedikit rasa benci padanya, agar perasaan yang begitu menyiksa ini bisa hilang. Jadi kamu pengen benci aku, cuman buat ngilangin perasaan ini.” Kata Dimas di hari Keduabelas dia menunggu Yessy yang sedang koma di rumah sakit.  “ Tuhan aku janji jika Engkau ijinkan Yessy bangun aku akan berdamai dengan hatiku, mengapus semua batas logika yang menyakitkan ini.” Kaya Dimas dalam hati. “Yessy cepat bangun, aku ingin bilang dengan tegas kalau sebenarnya aku juga mencintai kamu.” Kata Dimas lagi lalu pergi untuk mencari makan.
          Dimas kembali dengan membawa plastic yang berisi sterofom putih pembungkus makanan. Dia sangat terkejut saat melihar Yessi sudah membuka matanya. “Dek kamu udah bangun?” Tanya Dimas “ Kamu siapa?” Tanya Yessi. “ Aku mas Dimas, kamu gak kenal aku?” Tanya Dimas. “ Mas Dimas? Aku gak ingat semua,” Kata Yessy. “Persis semua yang dikatakan Dion dia kehilangan semua ingatanya.” Kata Dimas dalam hati. “ Ya udah aku panggil dokter dulu ya.” Kata Dimas.
          “Dan sekarang saat aku bisa meyakinkan diriku akan cintanya kenapa dia yang lupa akan cintanya. Haruskan aku meyakinkan dia jika cinta kita memang benar-benar ada.” Tanya Dimas dalam hati.
*   *  *  *
Yessy’s Rom
          Dimas membuka kan pintu kamar yessy. Kamar yessy dudah dia tata ulang. Ada foto dia dan Yessy yang super besar. Dengan kata saling mencintai secara sederhana. Dan banyak foto dia dan Yessy. Yessy berjalan perlahan mendekati foto itu. “ Kita pernah saling mencintai?” Tanya Yessy ragu. “ Ya begitu” Kata Dimas datar. “ Tapi kenapa aku tidak pernah merasakan apapun dalam hatiku. Kenapa aku tak bisa mengingat apa pun.” Kata Yessy “ Mungkin jika kamu sudah bisa mengingat smuanya kamu akan kecewa dengan aku. Ya Tuhan bagaimana aku harus berdoa, apa aku meminta agar yessy bisa mengingat semua atau tidak. Aku harus berdoa seperti apa?” Ucap Dimas dalam hati. “Kamu istirahat dulu.
          Dimas menyiapkan makanan untuk Yessy di dapur rumah Yessy. “Apa kamu dulu sering melakukan ini.” Tanya Yessy. “Kamu yang sering melakukan ini. Tapi aku seering tidak menghargai usahamu.” Kata Dimas dalam hati sambil tersenyum. “Mamah kemana ?” Tanya Yessy sambil duduk di kursi. “Mamah udah berangkat kerja.” Kata Dimas sambil menyodorkan sepiring nasi goreng dan telur. Dimas melangkah menghidupkan tv. Dan saat itu sedang diputar lagu Cinta sejati soundtrack nya Film Habibie dan ainun. Tiba-tiba yessy teringat akan suatu kejadian saat dia tengah memperlihatkan brosur film yang di  perankan Reza rahardian itu.
          Yessy membuka matanya dan merasakan sakit yang begitu hebat di kepalanya. “ Kamu kenapa dek?” Tanya Dimas sambil memegangi kepala Yessy. “ Gak papa mas. Masakanya enak” Kata Yessy. “ Ya udah jam 1 aku berangkat kerja mungkin pulang jam 5an, selama aku pergi kamu jangan kemana-mana. Di rumah saja paling mami kamu pulang jam empatan.” Kata Dimas lalu pergi.  “Janjinya?” Tanya yessy. “Kita akan saling mencintai secara sederhana.” Kata mereka bersama. “Apa dulu kita sering mengucapkan janji ini?” Tanya Yessy lagi namun Dimas hanya menjawabnya dengan senyuman.
          Yessy masuk kedalam kamar ia terlihat mencari-cari sesuatu. Tidak ada barang yang bisa mengingatkanya tentang masa lalunya. Dia membuka laci meja. Tiba-tiba dia teringat akan peristiwa saat dia memasukan kardus kedalam laci itu. Kardus yang diatasnya terdapat tulisan danger. “Kenapa aku tak ingat satupun tentang hidup ini. Kenapa aku tidak merasa kalau dulu Mas Dimas begitu perhatian kepadaku.” Pikir Yessy dalam hatinya.
*   *  *  *
          Sejak saat itu Yessy dan Dimas semakin dekat mereka bahkan sudah berencana untuk bertunangan. Hari ini Yessy pergi kerumah Dimas dia berencana untuk membersihkan rumah Dimas sebagai hadiah ulang tahun dan mengadakan pesta kecil disana. Saat Yessy masuk ke Kamar Dimas dan membersihkanya dia melihat dua buah kardus yang ada di bawah tempat tidur. Dia Mengeluarkan kardus itu dan betapa terkejutnya dia saat dia melihat kardus yang diatasnya terdapat tulisan Danger. Persis seperti apa yang ada dalam ingatanya yang terpotong. Dia membuka kardus itu dan didalamnya terdapat sebuah buku harian berwarna hijau Dan udangan yang sudah tidak utuh lagi bentuknya . Dia mengambil buku itu.
          Dia juga membuka kotak yang lain disana terdapat beberapa buku, kaos tempat makan dan banyak benda lainya. Dan seketika ia teringat saat itu dia mengantarkan makanan untuk Dimas yang sedang sakit dengan tempat itu. Dan seketika kepalanya sangat pusing. Dia memasukan kembali kardus itu dan mengambil buku harian.
          “Dek.” Kata Dimas membangunkan Yessy yang tertidur di Kamarnya. Yessy menggeliat dan membuka matanya. “ Maaf aku ketiduran. Tapi perasaan aku tadi tidur di sofa.” Kata Yesssy. “ Hya aku yang mindahin ke sini. Makanan dah siap.” Kata Dimas. “ Jam berapa ini?”Kata Yessy sambil melihat jam yang ada di tanganya. “Udah malem.” Kata Dimas yang keluar diikuti Yessy.
          “ Selamat ulang tahun ya.” Kata Yessy ketika ia menikmati makan malam sederhana yang disiapkan Dimas. “ Hya makasih ya dek.” Kata Dimas. “ Kayak e udah malem, Aku pulang dulu.” Kata Yessy. “ Aku antar.” Kata Dimas. “ Gak usah aku berani.” Kata Yessy lalu meninggalkan Dimas di ruang makanya.
*   *  *  *
          Yessy membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur dia mengeluarkan buku harianya. Dia membaca lembar-demi lembar tulisanya. Buku ini menceritakan awal dia mulai mencintai Dimas dan perlakuan Dimas kepadanya. Bagaimana dia berusaha memenangkan hati Dimas. Penantian, sebuah keyakinan bila ia bisa memenangkan hati Dimas. Namun penantian itu sia-sia ketika Dimas memutuskan akan bertunangan. Air mata Yessy tak terbendung lagi. Dia merasa jika Dimas mempermainkanya. Dia merasa Dimas hanya mengasihani dia karena dia kehilangan Ingatanya.
          Yessy pun bergegas pergi kerumah Dimas walau jam menunjukan pukul dua pagi. Dimas membuka pintu rumahnya dan terlihat sangat kanget ketika melihat Yessy berada di depan pintu Rumahnya. “ Aku memang hilang ingatan namun perasaanku masih berfungsi dengan baik.” Kata Yessy. “ Maksudnya apa dek?” Tanya Dimas gak mengerti. “ Aku memang hilang ingatan namun aku bukan orang yang perlu dikasihani. Apa lagi jika kamu mengorbankan perasaanmu sendiri untuk aku. Cintaku tak perlu balasan dari kamu. Aku tulus aku hanya ingin kamu bahagia.” Kata Yessy dengan air mata. “ Aku bener-bener gak ngeri maksud kamu.” Kata Dimas. Yessi melempar buku harianya ke lantai. “ Sudah cukup mas. Aku gak mau hidup cuman dalam mimpi. Semuanya pura-pura.” Kata Yessy Lalu pergi.
          Yessy pergi namun tiba-tiba dia teringat semua kejadian saat dia bersama Dimas dan kejadian sebelum dia mengalami kecelakaan itu. Dia merasakan sakit yang hebat di kepalanya. Dan akirnya dia Pinsan. “ Dek.. Dek..” Kata Dimas mencoba membangunkan Yessy.
*   *  *  *
          Yessy memasukan baju-baju kedalam kopernya. Dia melihat contoh undangan resepsi pertunanganya dengan Dimas yang sudah jadi diatas meja. Dia tak kuasa menahan air matanya. “ Kamu jadi pergi?” Tanya Wulan mengagetkan. “ Hya lan. Ini kesempatan besar.” Kata Yessy sambil menghapus air matnya. “Memanfaatkan kesempatan apa pengen melarikan diri.” Tanya wulan. “ Lan aku gak ingin hidup dalam impian dan kebohongan.” Kata Yessy lagi. “ Maksudmu gimana?” Kata Wulan gak ngerti. “ Mas Dimas mencintai aku itu sebuah impian. Dan dia mewujudkan itu dalam sebuah kebohonga. Pura-pura mencintai aku.” Kata Yessy lagi sambil menarik kopernya keluar.
          “Dret…dret…dret…” Tiba-tiba hp Yessy bergetar. Dia melihat identitas pemanggil di layar. “ Mas Dimas” Kata Yessy pelan. “ Siapa yes.” Tanya Wulan. “ Gak siapa-siapa” Kata Yessy lalu mematikan hpnya. “Lan ntar kamu yang anterin aku ya ke stasiun.” Kata Yessy. “Ok.” Kata Wulan..
*   *  *  *
          Dimas menunggu Yessy di depan rumahnya. Sudah berkali-kali dia menghubungi Yessy tapi Yessy tidak mengangkatnya bahkan kali ini Hp Yessy sudah dalam keadaan Non aktif. Sudah dua jam dia menunggu akirnya dia melihat Yessy keluar dari dalam rumah dengan membawa satu koper besar. “Yes kamu mau kemana?” Tanya Dimas “Aku dapat pekerjaan di Luar kota. Deket sama kamtor mamahku.” Kata Yessy dingin. “ Terus pertunangan kita?” Tanya Dimas.
          “Pertunangan bohongan itu. Lupakan.” Kata Yessy sambil menepis tangan Dimas yang memegang tanganya. “Lupakan gimana maksudnya?” Tanya Dimas tambah gak mengerti. “ Sudah mas kamu sudah tidak perlu bersandiwara lagi. Aku sudah ingat semuanya. Kamu memang ingin bertunangan tapi bukan dengan aku. Aku sudah sembuh sekarang. Aku sudah ingat semua. Mungkin sekarang aku harus mulai kehidupanku yang nyata kembali.” Kata Yessy.
          “Tapi aku..” Kata-kata Dimas terpotong. “ Mas tenang kamu gak usah kawatir dengan perasaanku. Aku cinta kamu. Tapi bukan berarti aku harus menerima balasan atas perasaanku. Ini hanya soal perasaanku. Semua akan sembuh dengan cepat. Dan kamu juga bisa pergi sekarang. Maafin aku yang tak tau diri. Menempel erat denganmu seperti lem.” Kata Yessy.
          “ Yes kamu harus tau gimana perasaanku sebenarnya.” Kata Dimas. “ Gak usah mas. Gak usah menghibur aku seperti itu. Kamu sudah terlalu baik denganku.” Kata Yessy. “ Aku benar-benar mencitaimu Yes. Jauh sebelum kita dekat. Jauh sebelum kamu mengerti cinta itu apa. Jauh sebelum itu. Aku tau jarak antara kita jangat jauh. Aku mencoba menghilangkan perasaanku dengan bertunangan dengan wanita pilihan ibuku. Aku tersiksa dengan perasaanku.” Kata Dimas. Dimas lalu memberikan kotak dan memberikanya kepada Yessy yang sudah mengeluarkan air mata.
Setelah memberikan kotak itu Dimas pun akirnya pergi. “Masaih ada cukup waktu untuk kamu mengubah pendirianmu.” Kata Wulan pada Yessy.
*   *  *  *
Dimas membuka pesan singkat yang ada di Hpnya “ Mas kamu beneran gak mau nganterin aku pergi.”  Dimas membaca pesan singkat dari Yessy. “ Kamu masih ingin pergi.” Balas Dimas. “ Ayolah anterin aku.” Balas Yessy. Dimas segera masuk ke kamar mandi.
Yessy dan Dimas sudah berada di stasiun kereta. “ Yes kamu benar akan pergi.” Kata Dimas. “ Hya mas. Aku akan pergi mungkin untuk beberapa bulan. Aku ingin meyakinkan jika aku benar-benar cinta kamu. Dua bulan lagi aku pulang dan aku akan memberikan jawaban.” Kata Yessy. “ Dek. Aku tak perlu menyakinkan hatiku. Aku benar mencintaimu. Rasanya dari dulu hingga sekarang sama sekali tak berubah. Aku akan menunggumu kembali.” Kata Dimas,
“ Tapi sepertinya kamu harus menyusulku segera. Karena saat ini aku sudah yakin aku mencintaimu.” Kata Yessy. “ Aku akan segera menyusulmu.” Kata Dimas dengan senyum…  “ Kita kan saling mencintai secara sederhana.” Kata mereka berdua. 

END...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...