Aku beridiri di tempat ini
kembali. Setelah hampir sepuluh tahun aku meninggalkan kampong halamanku ini.
Semua terlihat berbeda sekarang. Lapangan sepak bola tempat aku menghabiskan
sore ku dahulu bersama teman-teman cowok ku.Lapangan yang dahulu terasa begitu
luas untuk ku, kini seolah menjelma menjadi lading rumput liar yang tak
terawat menjadi begitu sempit. Di samping lapangan ini aku melihat
ayunan dari besi yang mulai lapuk karena termakan usia. Atau mungkin karena
ayunan itu merasakan kehilangan sosok anak-anak yang senantiasa memperebutkanya
dahulu.
Banyak yang berubah dari tempat ini. Masa kanak-kanak yang
begitu indah pernah ku lalui di tempat ini. Bermain bertengkar manangis maupun
tertawa. Di tempat ini aku mulai belajar mengenang dan mengingat nama teman
atau pun nama permainan yang satu
persatu meninggalkanku dan akirnya saat semua meninggalkan ku aku juga
meninggalkan tempat ini.
Bukan untuk menghindar dari kesendirian dan mencari keramaian
di luar sana. Aku meninggalkan tempat ini bukan karena patah hati karena di
tolak cowok dan memilih untuk menenangkan diri di dunia lur sana. Aku
meninggalkan tempat ini dengan terpaksa. Untuk mengejar sebuah impian yang
sangat penting bagiku.
Aku meninggalkan tempat ini sepuluh tahun yang lalu dengan air mata
Sepuluh tahun yang lalu………
kembali mencari masa lalu
Aku adalah anak SD berusia delapan tahun. Yang masih senang
bermain dengan siapa pun. Sepulang
sekolah aku tak mau melepas seragam SD ku. Aku hanya melepas sepatu dan
menggantinya dengan serandal lusuh yang
sudah bertahun-tahun tak pernah aku ganti. Karena aku begitu menyukainya. Saat
aku tengah bermain ayunan bersama Candra
dan Dea teman-teman kecilku aku melihat sosok yang begitu luar biasa dan tak
mampu di discripsikan. Mungkin jika di visualisasikan akan sepeti di film-film
dengan wajah penuh cahaya bersinar-siananr sayangnya ini bukan di film jadi
tidak seheboh itu.
Saat itu aku tidak bias mendiskripsikan perasaanku itu.
Apakah itu cinta? Karena aku juga tak tau apa itu cinta sebenarnya. Aku
mengerti cinta dari sinerton yang di lihat mamahku tiap malam di tv. Tapi
yang jelas saat itu aku merasakan
menemukan sesuatu yang hilang. Tapi aku juga tak tau apa yang hilang dari
diriku. Sangat sulit memang bagi anak usia delapan tahun untuk
mendiskripsikannya.
Aku tidak mengenalnya saat itu. Dan tidak berani
mengajaknya berkenalan. Boar pun saat itu mungkin wajar saja anak Sd meminta
berkenalan dengan anak SMA seperti dia. Namun entahlah aku tak punya cukup
keberanian untuk hanya sekedar mengajaknya bercanda. Candaan yang wajar untuk
anak SD
Dan siang itu aku hanya
menatapnya dari jauh hingga matahari kembali ke peraduanya dan menutup
hari yang indah ini dan aku tak mampu berharap akan bertemu dia kembali di hari
esok atau hari selanjutnya. Karena aku
sadar bahkan namanya pun aku tak tau dari mana asalnya pun aku tak tau. Aku
hanya berharap biarlah kenangan ini menajdi kenangan indah ku di haru berikutnya
dan bias menjadi mimpi-mimpi indah yang mampu menemaniku setiap malam. Sesosok
malaikat kah atau memang sesosok manusia yang hamper tanpa cacat yang di
ciptakan Tuhan untuk menghiasi bumi yang telah ia ciptakan ini.
Tapi ternyata Tuhan berkata lain. Tuhan selalu berpihak
kepadaku. Saat aku SMP kelas satu aku di pertemukan lagi dengan malaikat itu.
Dia adalah salah seorang anak kenalan mamahku . Aku mulai dekat dengan dia
bahkan smsan seperti layaknya orang dewasa dan aku tahu saat itu dia sudah
kuliah. Aku memang benar menganggapnya sebagai malaikat saat itu. Karena dia
begitu baik. Tidak memandang aku anak asp atau bagaimana lah. Dia mendengarkan
semua yang aku katakana memang tepat
jika aku jatuh cinta padanya saat itu.
Dan saat itu aku tak mampu ucapkan kata cintaku padanya
saat itu. Karena aku tau aku dan dia sangat jauh berbeda. Aku anak SMP dan dia
seorang anak kuliahan. Tak mungkin seorang anak kuliahan jatuh cinta
kepada anak SMP. Dan waktu pun berpihak
kepadaku,. Teman-teman yang mewarnai
hariku mulai pergi meninggalkan ku dan ayunan besi itu. Dan kini tiba giliranku
meninggalkan ayunan besi itu biar ia bias beristirahat untuk sesaat. Aku
melanjutkan studi ku ke kota lain. Membiarkan semua kenangan tentang teman
permainan dan cinta monyetku di tempat yang penuh kenangan ini. Aku membiatkan
mereka apakan akan terus bersinar atau akan redup seriring dengan waktu.
Aku tak mau menutup hatiku hanya untuk sosok malaikat itu
karena aku sadar cinta ku ini tak mampu meluluhkan tembok hatinya. Aku pergi
dengan air mata. Aku saat itu percaya jika ini benar cinta saat aku kembali ke
tempat ini lagi cintaku masih akan tetap bersianar.
Meninggalkan masa
lampau…..
Dan saat ini setelah aku kembali di tempat ini. Semua
seakan kembali bersinar. Sosok malaikat itu menghubungiku lagi. Cintaku seakan
kembali bersinar,bahkan sinarnya lebih terang dari sinar yang sebelumnya. Dan mungkin sekarang status kita sudah tak
bermasalah aku juga anak kuliahan. Dan mungkin saat ini aku sudah pantas
berbicara tentang cinta.
Entah kenapa aku dan dia semakin dekat. Aku mengahbiskan
banyak waktu besama dengan dia. Saat waktu luang kita bertemu walau hanya untuk
sekedar ngobrol. Kita sering menghabiskan waktu besama untuk mencari makan dan
berjalan-jalan. Menghabiskan waktu seharian penuh untuk ngobrol di rumahnya.
Orolan dari soal orang tua hingga soal cinta. Dari obrolan-obrolan itu aku tau
bagaimana seutuhnya tentang dia dan kehidupanya dahulu. Tentang cintanya
dahulu. Tentang semua impianya. Tentang semua cinta yang pernah hadir di
hidupnya.
Dan saat ini status hubunganku dengan dia adalah sebagai
soerang kakak dan adik dan tidak mungkin status kami naik ke level yang lebih
tinggi dari itu. Semakin lama aku semakin mencintainya. Rasa ini terus bertabah
dan semakin memenui hariku hingga sesak. Aku tak tau kenapa sekarang disaat
status bukan masalah, Disaat aku mulai pantas berbicara tentang cinta aku masih
tak mampu mengungkapkan perasaan ini.
Banyak hal yang harus aku fikirkan berulang kali. Sebelum
kata cinta itu keluar dari bibirku saat ini. Aku menyadari dia bahkan tak
mengharapkan aku memiliki perasaan cinta ini. Dari obrolanku yang terakir kali
di rumahnya. Secara tidak langsung dia mngisyaratkan bahwa dia tidak
menghendaki rasa cinta ku ini untuk dia. Aku hanya bias bercanda saat itu. Aku
dengan yakin berkata bahwa tidak akan mungkin aku menyukai dirinya. Seorang
adik memiliki rasa cinta kepada kakaknya. “Seperti drama korea endless love
saja.” Saat itu hatiku terasa sangat teriis. Mendengar penyangkalan yang keluar
dari mulutku sendiri. Aku begitu mencintainya. Aku yakin ini cinta. Karena
setelah sepuluh tahun rasa ini masih bersinar.
Tapi saat ini aku masih menikmati hari-hariku sebagai adiknya. Dan aku pun tak
tahu sampai kapan aku akan memendam rasa ini. Aku begitu sakit dengan perasaan
ini. Berulang kali aku berlari untuk menghindari dia. Tapi beribukali aku
kembali untuk menghampirinya. Rasa ini membuat
aku gila. Aku sudah tak mampu menahan rasa ini. Beberapa hari yang lalu
aku masih berfikir “ Cukup lah bagiku
untuk tetap bersama di memandangnya dari jauh berharap dia adalah Jodohku”
Masih berdoa dengan memaksakan kehendak pada Tuhan “ Ya Tuhan dekatkan aku
dengan dia karena aku begitu mencintainya.”
Dan Tuhan saat ini masih begitu baik dengan aku. Aku bias
dekat dengan dia. Namun kedekatan ini membuatku terluka. Aku sadar jika kita
bersama-sama menghabiskan waktu dan akulah yang terluka. Aku semakin yakin jika
Malaikat itu bukan malaikat cintaku. Melainkan malaikat penolongku. Dan cepat
atau lambat dia akan pergi. Walaupun dalam smsnya dia pernah berkata aku gak
akan kehilangan dia. Tapi suatu hari dia juga pernah berkata langsung “Suatu
hari nanti Tuhan akan menemukan malaikat peenjaga yang lain untuk mu dek.” Dan
ketika mendengar ucapanya aku hanya tersenyum.
Dan sekarang aku mau mulai melepas perasaan ini. Perasaan
yang tak seharusnya tumbuh dalam hati ini. Dan sekarang aku sudah berdoa
untuknya dengan cara yang berbeda. “ Tuhan terimakasih karena engkau telah
kirimkan malaikat penolongmu untuk menolongku selama ini. Tuhan maaf jika aku mencintai
malaikat penolongku itu. Dan kali ini setelah semua yang malaikat itu lakukan
kepadaku. Kasih yang begitu tulus untuk ku. Aku mohon berikanlah yang terbaik
untuknya. Karena aku sadar cinta bukan soal memiliki tapi soal merelakan. Tuhan
ijinkan aku melupakanya. Hilangkan rasa ini sedikit demi sedikit.”
Dan mulai saat ini aku akan berusaha membuang rasa cinta
ini. Jangan paksa aku untuk melupakanya dengan cepat. Aku butuh proses yang
sangat lama hingga aku mencintainya sedalam ini. Dan kali ini aku juga butuh
proses yang mungkin sedikit lebih lama untuk melupakanya. Sampai saat ini pun
aku masih bingung dengan cara apa aku melupakanya. Biar Tuhan saja yang
menghilangkan rasa ini perlahan. Hingga sakitnya tak terasa.
Saat ini untuk terakir kalinya aku berdiri di tempat
pertama kali aku melihat malaikat itu. Aku mencoba melupakanya. Semua kontak
nya sudah aku hapus. Mulai dari nomer hp. Remove fb nya. Hinggal delcont pin
bbnya. Aku tak mau membuang waktu yang lama untuk melupakanya. Aku ingin segera
melupakanya. Dan sekarang aku pergi lagi untuk menghindar dari rasa cinta yang
aku tinggalkan di tempat pertama kali aku mendapatkan cinta itu. Aku tak
sanggup jika suatu saat nanti melihatmu bersanding dengan orang lain. Aku tak
sanggup melihat engkau menjadi ayah dari anak-anak wanita yang beruntung itu.
Sedikit jahat memang. Tapi aku minta maaf dengan semua ini.
Jika aku berani menuliskan beberapa patah kata lagi
untuk mu. Aku ingin sekali ungkapkan
perasaan ini seperti kata-katamu dahulu. Tapi aku tak punya cukup keberanian
untuk mengungkapkanya. Karena aku merasa bahagia dengan posisi ini mas. Mas
mencintai diam-diam itu menyakitkan. Berharapa yang tak mungkin juga
menyakitkan. Kenapa tidak dari dulu aku
ungkapkan langsung perasaan ini dan langsung dengan tegas kau menolak perasaan
ini karena walaupun aku tak bias memiliki mu aku masih ingin membuatmu bahagia,
selalu bahagia. Dan saat ini aku ingin melepasmu karena di sana sekarang Tuhan
telah siapkan seorang mailakt yang akan membuatmu bahagia …..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...