Rabu, 25 September 2013

SEDIKIT RASA


Aku beridiri di tempat ini kembali. Setelah hampir sepuluh tahun aku meninggalkan kampong halamanku ini. Semua terlihat berbeda sekarang. Lapangan sepak bola tempat aku menghabiskan sore ku dahulu bersama teman-teman cowok ku.Lapangan yang dahulu terasa begitu luas untuk ku, kini seolah menjelma menjadi lading rumput liar yang  tak  terawat menjadi begitu sempit. Di samping lapangan ini aku melihat ayunan dari besi yang mulai lapuk karena termakan usia. Atau mungkin karena ayunan itu merasakan kehilangan sosok anak-anak yang senantiasa memperebutkanya dahulu.
          Banyak yang berubah dari tempat ini. Masa kanak-kanak yang begitu indah pernah ku lalui di tempat ini. Bermain bertengkar manangis maupun tertawa. Di tempat ini aku mulai belajar mengenang dan mengingat nama teman atau pun nama permainan yang  satu persatu meninggalkanku dan akirnya saat semua meninggalkan ku aku juga meninggalkan tempat ini.
          Bukan untuk menghindar dari kesendirian dan mencari keramaian di luar sana. Aku meninggalkan tempat ini bukan karena patah hati karena di tolak cowok dan memilih untuk menenangkan diri di dunia lur sana. Aku meninggalkan tempat ini dengan terpaksa. Untuk mengejar sebuah impian yang sangat penting bagiku.
          Aku meninggalkan tempat ini sepuluh tahun yang  lalu dengan air mata
Sepuluh tahun yang lalu……… kembali mencari masa lalu
          Aku adalah anak SD berusia delapan tahun. Yang masih senang bermain dengan siapa pun.  Sepulang sekolah aku tak mau melepas seragam SD ku. Aku hanya melepas sepatu dan menggantinya dengan serandal lusuh  yang sudah bertahun-tahun tak pernah aku ganti. Karena aku begitu menyukainya. Saat aku tengah bermain ayunan bersama  Candra dan Dea teman-teman kecilku aku melihat sosok yang begitu luar biasa dan tak mampu di discripsikan. Mungkin jika di visualisasikan akan sepeti di film-film dengan wajah penuh cahaya bersinar-siananr sayangnya ini bukan di film jadi tidak seheboh itu.
          Saat itu aku tidak bias mendiskripsikan perasaanku itu. Apakah itu cinta? Karena aku juga tak tau apa itu cinta sebenarnya. Aku mengerti cinta dari sinerton yang di lihat mamahku tiap malam di tv. Tapi yang  jelas saat itu aku merasakan menemukan sesuatu yang hilang. Tapi aku juga tak tau apa yang hilang dari diriku. Sangat sulit memang bagi anak usia delapan tahun untuk mendiskripsikannya.
          Aku tidak mengenalnya saat itu. Dan tidak berani mengajaknya berkenalan. Boar pun saat itu mungkin wajar saja anak Sd meminta berkenalan dengan anak SMA seperti dia. Namun entahlah aku tak punya cukup keberanian untuk hanya sekedar mengajaknya bercanda. Candaan yang wajar untuk anak SD
          Dan siang itu aku hanya  menatapnya dari jauh hingga matahari kembali ke peraduanya dan menutup hari yang indah ini dan aku tak mampu berharap akan bertemu dia kembali di hari esok atau hari selanjutnya.  Karena aku sadar bahkan namanya pun aku tak tau dari mana asalnya pun aku tak tau. Aku hanya berharap biarlah kenangan ini menajdi kenangan indah ku di haru berikutnya dan bias menjadi mimpi-mimpi indah yang mampu menemaniku setiap malam. Sesosok malaikat kah atau memang sesosok manusia yang hamper tanpa cacat yang di ciptakan Tuhan untuk menghiasi bumi yang telah ia ciptakan ini.
          Tapi ternyata Tuhan berkata lain. Tuhan selalu berpihak kepadaku. Saat aku SMP kelas satu aku di pertemukan lagi dengan malaikat itu. Dia adalah salah seorang anak kenalan mamahku . Aku mulai dekat dengan dia bahkan smsan seperti layaknya orang dewasa dan aku tahu saat itu dia sudah kuliah. Aku memang benar menganggapnya sebagai malaikat saat itu. Karena dia begitu baik. Tidak memandang aku anak asp atau bagaimana lah. Dia mendengarkan semua yang aku katakana memang  tepat jika aku jatuh cinta padanya saat itu.
          Dan saat itu aku tak mampu ucapkan kata cintaku padanya saat itu. Karena aku tau aku dan dia sangat jauh berbeda. Aku anak SMP dan dia seorang anak kuliahan. Tak mungkin seorang anak kuliahan jatuh cinta kepada  anak SMP. Dan waktu pun berpihak kepadaku,.  Teman-teman yang mewarnai hariku mulai pergi meninggalkan ku dan ayunan besi itu. Dan kini tiba giliranku meninggalkan ayunan besi itu biar ia bias beristirahat untuk sesaat. Aku melanjutkan studi ku ke kota lain. Membiarkan semua kenangan tentang teman permainan dan cinta monyetku di tempat yang penuh kenangan ini. Aku membiatkan mereka apakan akan terus bersinar atau akan redup seriring dengan waktu.
          Aku tak mau menutup hatiku hanya untuk sosok malaikat itu karena aku sadar cinta ku ini tak mampu meluluhkan tembok hatinya. Aku pergi dengan air mata. Aku saat itu percaya jika ini benar cinta saat aku kembali ke tempat ini lagi cintaku masih akan tetap bersianar.
Meninggalkan masa lampau…..
          Dan saat ini setelah aku kembali di tempat ini. Semua seakan kembali bersinar. Sosok malaikat itu menghubungiku lagi. Cintaku seakan kembali bersinar,bahkan sinarnya lebih terang dari sinar yang sebelumnya.  Dan mungkin sekarang status kita sudah tak bermasalah aku juga anak kuliahan. Dan mungkin saat ini aku sudah pantas berbicara tentang cinta.
          Entah kenapa aku dan dia semakin dekat. Aku mengahbiskan banyak waktu besama dengan dia. Saat waktu luang kita bertemu walau hanya untuk sekedar ngobrol. Kita sering menghabiskan waktu besama untuk mencari makan dan berjalan-jalan. Menghabiskan waktu seharian penuh untuk ngobrol di rumahnya. Orolan dari soal orang tua hingga soal cinta. Dari obrolan-obrolan itu aku tau bagaimana seutuhnya tentang dia dan kehidupanya dahulu. Tentang cintanya dahulu. Tentang semua impianya. Tentang semua cinta yang pernah hadir di hidupnya.
          Dan saat ini status hubunganku dengan dia adalah sebagai soerang kakak dan adik dan tidak mungkin status kami naik ke level yang lebih tinggi dari itu. Semakin lama aku semakin mencintainya. Rasa ini terus bertabah dan semakin memenui hariku hingga sesak. Aku tak tau kenapa sekarang disaat status bukan masalah, Disaat aku mulai pantas berbicara tentang cinta aku masih tak mampu mengungkapkan perasaan ini.
          Banyak hal yang harus aku fikirkan berulang kali. Sebelum kata cinta itu keluar dari bibirku saat ini. Aku menyadari dia bahkan tak mengharapkan aku memiliki perasaan cinta ini. Dari obrolanku yang terakir kali di rumahnya. Secara tidak langsung dia mngisyaratkan bahwa dia tidak menghendaki rasa cinta ku ini untuk dia. Aku hanya bias bercanda saat itu. Aku dengan yakin berkata bahwa tidak akan mungkin aku menyukai dirinya. Seorang adik memiliki rasa cinta kepada kakaknya. “Seperti drama korea endless love saja.” Saat itu hatiku terasa sangat teriis. Mendengar penyangkalan yang keluar dari mulutku sendiri. Aku begitu mencintainya. Aku yakin ini cinta. Karena setelah sepuluh tahun rasa ini masih bersinar.
          Tapi saat ini aku masih menikmati  hari-hariku sebagai adiknya. Dan aku pun tak tahu sampai kapan aku akan memendam rasa ini. Aku begitu sakit dengan perasaan ini. Berulang kali aku berlari untuk menghindari dia. Tapi beribukali aku kembali untuk menghampirinya. Rasa ini membuat  aku gila. Aku sudah tak mampu menahan rasa ini. Beberapa hari yang lalu aku masih berfikir  “ Cukup lah bagiku untuk tetap bersama di memandangnya dari jauh berharap dia adalah Jodohku” Masih berdoa dengan memaksakan kehendak pada Tuhan “ Ya Tuhan dekatkan aku dengan dia karena aku begitu mencintainya.”
          Dan Tuhan saat ini masih begitu baik dengan aku. Aku bias dekat dengan dia. Namun kedekatan ini membuatku terluka. Aku sadar jika kita bersama-sama menghabiskan waktu dan akulah yang terluka. Aku semakin yakin jika Malaikat itu bukan malaikat cintaku. Melainkan malaikat penolongku. Dan cepat atau lambat dia akan pergi. Walaupun dalam smsnya dia pernah berkata aku gak akan kehilangan dia. Tapi suatu hari dia juga pernah berkata langsung “Suatu hari nanti Tuhan akan menemukan malaikat peenjaga yang lain untuk mu dek.” Dan ketika mendengar ucapanya aku hanya tersenyum.
          Dan sekarang aku mau mulai melepas perasaan ini. Perasaan yang tak seharusnya tumbuh dalam hati ini. Dan sekarang aku sudah berdoa untuknya dengan cara yang berbeda. “ Tuhan terimakasih karena engkau telah kirimkan malaikat penolongmu untuk menolongku selama ini. Tuhan maaf jika aku mencintai malaikat penolongku itu. Dan kali ini setelah semua yang malaikat itu lakukan kepadaku. Kasih yang begitu tulus untuk ku. Aku mohon berikanlah yang terbaik untuknya. Karena aku sadar cinta bukan soal memiliki tapi soal merelakan. Tuhan ijinkan aku melupakanya. Hilangkan rasa ini sedikit demi sedikit.”
          Dan mulai saat ini aku akan berusaha membuang rasa cinta ini. Jangan paksa aku untuk melupakanya dengan cepat. Aku butuh proses yang sangat lama hingga aku mencintainya sedalam ini. Dan kali ini aku juga butuh proses yang mungkin sedikit lebih lama untuk melupakanya. Sampai saat ini pun aku masih bingung dengan cara apa aku melupakanya. Biar Tuhan saja yang menghilangkan rasa ini perlahan. Hingga sakitnya tak terasa.
          Saat ini untuk terakir kalinya aku berdiri di tempat pertama kali aku melihat malaikat itu. Aku mencoba melupakanya. Semua kontak nya sudah aku hapus. Mulai dari nomer hp. Remove fb nya. Hinggal delcont pin bbnya. Aku tak mau membuang waktu yang lama untuk melupakanya. Aku ingin segera melupakanya. Dan sekarang aku pergi lagi untuk menghindar dari rasa cinta yang aku tinggalkan di tempat pertama kali aku mendapatkan cinta itu. Aku tak sanggup jika suatu saat nanti melihatmu bersanding dengan orang lain. Aku tak sanggup melihat engkau menjadi ayah dari anak-anak wanita yang beruntung itu. Sedikit jahat memang. Tapi aku minta maaf dengan semua ini.
          Jika aku berani menuliskan beberapa patah kata lagi untuk  mu. Aku ingin sekali ungkapkan perasaan ini seperti kata-katamu dahulu. Tapi aku tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkanya. Karena aku merasa bahagia dengan posisi ini mas. Mas mencintai diam-diam itu menyakitkan. Berharapa yang tak mungkin juga menyakitkan.  Kenapa tidak dari dulu aku ungkapkan langsung perasaan ini dan langsung dengan tegas kau menolak perasaan ini karena walaupun aku tak bias memiliki mu aku masih ingin membuatmu bahagia, selalu bahagia. Dan saat ini aku ingin melepasmu karena di sana sekarang Tuhan telah siapkan seorang mailakt yang akan membuatmu bahagia …..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...