Senin, 19 Januari 2015

Proposal Skripsi


unnesKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)
Alamat : Gedung C7 Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang.
Telp. (024)  8508006
 

PROPOSAL SKRIPSI

NAMA                   : LILIANY RATNA PRAMESTI
NIM                                    : 3101412022
JURUSAN             : SEJARAH
PRODI                   : PENDIDIKAN SEJARAH

A.    JUDUL : PENGEMBANGAN PERMAINAN MONOPOLI SEJARAH BERBASIS INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA XX TAHUN AJARAN XX
B.     LATAR BELAKANG 
Pembelajaran sejarah memiliki peranan penting dalam  menanamkan nilai karakter selain pengetahuan yan bersifat kognitif. Pendidikan sejarah pada era globalisasi ini diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki kepribadian bangsa dan kesadaran sejarah yang kuat (Porda , 2013).  Pembelajaran sejarah tidak hanya bertujuan dalam ranah kognitif yang berupa pengahfalan materi-materi sejarah, tetapi dengan pembelajaran sejarah ini siswa diharapkan memiliki kemapuan memecahkan masalah yang ada pada saat ini dengan berkaca dari sejarah.
Namun akhir-akhir ini pembelajaran sejarah yang dilaksanakan di berbagai jenjang pendidikan memberi kesan yang kuat jika pembelajaran hanya bersifat kognitif dan cenderung bersifat hafalan. Selain itu salah satu kelemahan  pembelajaran sejarah adalah ketidak mampuan peserta didik mengimplementasikan konsep-konsep sejarah sehingga mereka cenderung tidak memiliki kemampuan umtuk berfikir secara sistematis dan analistis serta tidak mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan secara obyektif. (Pramono, 2012)
Pembelajaran sejarah disekolah cenderung terpusat pada guru. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran siswa yang cenderung ada mendengarkan penjelasan dari guru tanpa berinteraksi baik dengan guru maupun dengan peserta didik lainya.  Hal ini memberikan kesan pembelajaran sejarah cenderung pasif dan kurang menarik. Hal ini dapat menyebabkan tidak tercapainya pola penyempurnaan pembelajaran yang telah dituangkan dalam Permendiknas no 69. Selain itu tujuan pembelajaran sejarah yang lebih menekankan pada aspek pengembangan kognitif sekaligus karakter tidak bisa tercapai dengan maksimal.
Pembelajaran seperti ini mungkin terjadi karena adanya beberapa faktor. Pertama karena pengetahuan sejarah yang dimiliki guru kurang memadai sehingga guru hanya dapat memberikan sedikit informasi. Yang kedua karena keterpakuan guru terhadap sumber-sumber pembelajaran yang disediakan dari pemerintah seperti buku ajar dan lembar kerja siswa (LKS) Yang ketiga presepsi peserta didik yang kurang positif terhadap pembelajaran sejarah. Keempat karena metode yang digunakan guru kurang menarik bagi siswa.
Untuk menwujudkan tujuan pembelajaran baik pencapaian aspek kognitif maupun pencapaian aspek karakter maka perlu menggunakan pengembangan media permainan sejarah berbasis inkuiri. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses mencari tahu atas jawaban dari pertanyaan ilmiah yang diajukan (W.Gulo, 2005:5) Sanjaya mengungkapkan Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analistis untuk mencari jawaban dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan( Sanjaya, 2005 :198)
Inkuiri memiliki beberapa kelebihan. Adapun kelebihan metode inkuiri menurut Sumantri dan Permana, adalah a) Siswa ikut ber-partisispasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan pada proses pengolahan informasi pada peserta didik, b) siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumus, sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut, c) metode ini me-mungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu para siswa, d) dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi, e) guru tetap memiliki kontak pribadi, f) penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangan sulit dilupakan.(Gulo, 2005:5)
Selain memiliki kelebihan metode inkuiri juga memiliki beberapa kekurangan yang pertama, memerlukan waktu yang lama dalam langkah-langkahnya. Yang kedua karena kondisi kelas yang didalamnya banyak siswa maka untuk menerapkan metode ini menyulitkan guru untuk mengontrol kelas. Untuk menerapkan metode inkuiri dengan mudah perlu dilakukan pengembangan metode Inkuiri dengan menggunakan media bantu . Media bantu yang digunakan adalah media permainan monopoli sejarah. Dengan kata lain pengembangan metode inkuiri dengan menggunakan media permainan monopoli sejarah berfungsi untuk menyepurnakan metode inkuiri agar penerapan metode inkuiri lebih mudah.
Permainan atau games adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula ( Sadiman, 2009:75) Pengembangan metode inkuiri dengan menggunakan media permainan monopoli memiliki beberapa keuntungan. Pertama karena permainan adalah sesuatu yang menyenangkan dan sesuatu yang menghibur. Yang kedua, permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Yang ketiga permainan dapat memberikan umpan balik langsung. Yang keempat, permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran yang sebenarnya di Masyarakat. Yang kelima, permainan bersifat luwes. ( Sadiman, 2009:75)
Pengembangkan media permainan monpoli sejarah berbasis diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran sejarah menjadi pembelajaran yang aktif dan terjalin komunikasi dua arah antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Dengan terjalinnya komunikasi ini dapat membentuk karakter siswa seperti yang diharapkan dalam para praktisi dan akademisi di bidang pendidikan. Dengan pengembangan ini menjadikan pembelajaran yang dulunya tersiolasi menjadi pembelajaran jejaring yang dapat mengakses informasi dari manapun. Selain itu pengembangan media Inkuiri dengan permainan diharpakan kekurangan-kekurangan dalam metode inkuiri dapat ditutupi dan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan masimal.
Pengembangan media permainan monopoli sejarah berbasis inkuiri  bisa diterapkan pada sub bahasan sejarah pada masa pergerakan nasional karena pada sub bahasan ini memiliki banyak materi dari organisasi Budi Utomo sampai Sumpah pemuda. Banyak hal-hal unik dan controversial di materi-materi tersebut yang belum diungkapkan dan dapat menumbuhkan sikap kritis dan rasa nasionalisme.
Jadi penelitian mengembangkan metode inkuiri dengan menggunakan media permainan monopoli sejarah bemaksud untuk memperbaiki permasalahan-permasalahan  yang terjadi dapam pembelajaran sejarah dan sekaligus menyempurnakan metode inkuiri agar dapat mudah diterapkan dalam pembelajaran sejarah sehingga pembelajaran sejarah dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Sekaligus untuk menciptakan sebuah media permainan alternative yang menyenangkan dan dapat menambah wawasan sejarah yang dapat dimainkan oleh para siswa.

C.    RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaiamanakah analisis kebutuhan pengembangan metode inkuiri dengan menggunakan media permainan monopoli sejarah?
2.      Bagaimana pengembangan prototype media permainan monopoli sejarah?
3.      Bagaimana evektivitas media permainan monopoli sejarah dalam penerapan metode inkuiri dalam pembelajran sejarah ?

D.    TUJUAN PENELITIAN
1.      Meganalisis kebutuhan pengembangan metode inkuiri dengan menggunakan media permainan monopoli sejarah
2.      Mendiskripsikan pengembangan prototype media permainan monopoli sejarah
3.      Mendiskripsikan evektivitas media permainan sejarah dalam penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran sejarah.

E.     MANFAAT PENELITIAN
1.      Manfaat Teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu sejarah khususnya untuk media dalam mengajarkan ilmu sejarah. Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu pendidikan dan teknolog pendidikan khususnya dalam bidang media pembelajaran sejarah .
2.      Manfaat Praktis.
2.1. Bagi Peneliti
Untuk menghasilkan media pembelajaran yang lebih baik dalam mengoptimalkan penyampaian materi  pada prose pembelajaran Sejarah pada materi pokok Pegerakan Nasional.
2.2.       Bagi Peserta didik
Dengan pengembangan media permainan monopoli sejarah ini diharapkan dapat menjadi variansi dalam pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar seerta penyerapan materi-materi pembelajaran sejarah .
2.3.       Bagi Guru
Media pembelajaran permaninan monopoli sejarah dapat menambah wawasan guru dalam penggunaan media dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sejarah.

F.     TINJUAN PUSTAKA
1.      Penelitian Terdahulu
Kajian terhadap penggunaan metode Inkuiri dalam pembelajaran sudah dilakukan oleh beberapa orang seperti oleh Mufsodah mahasiswa Pendidikan Sejarah UNNES tahun 2011 yang melakukan penelitian Eksperimen metode inkuiri berbasis internet di SMA N 1 Gringsing kabupaten Batang. Dengan Judul “Eksperimen Metode Pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet Terhadap hasil Belajar Siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Gringsisng Kabupaten Batang tahun 2010/2011”.  Penelitian ini dilator belakangi kurangnya antusiasme siswa yang menyebabkan hasil pembelajaran menjadi kurang memuaskan oleh karena itu ia mengeskperimenkan merode inkuiri berbasis internet dengan tujuan meningkatkan hasil pembelajaran sejarah. Dari penelitian dapat kelompok eksperimen yang menggunakan metode Ikuiri berbasis internet mendapatkan hasil belajar lebih baik dari pada kelompok control yang menggunakan metode ceramah. Dengan metode ini membuat siswa dalam kelompok eksperimen  menjadi aktif dari pada siswa dikelompok control. Terdapat perbedaan hasil belajar  yang signifikan siswa kelompok eksperimen dan kelompok control.
Siti kosfiatun (2013) mengkaji tentang peranan pembelajara sejarah dengan menggunakan model inkuiri sosial terhadap pembinaan sikap nasionalisme siswa kelas VIII SMA 30 Semarang. Kajian ini dilatarbelakangi kurangnya kesadaran nasioalisme. Dengan inkuiri sosial diharapkan dapat mengembangkan kemampuan melalui proses berfikir yang terpusat pada mengalaman. Penelitian menggunakan metode studi kasus data diperoleh dengan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru maupun dengan Siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru memahami peranan pembelajaran sejarah dengan menggunakan model inkuiri sosial. Guru sudah mengerti namun belum menerapkan. Menurut guru nasionalisme siswa mulai menurun. Dan guru melakukukan metode ini.  Setelah penerapan metode ini mampu meningkatkan aktifitas pembelajaran sekaligus rasa nasionalisme. 
Pengkajian tentang penggunaan metode Inkuiri juga dilakukan oleh Retno Budi Wahyuni (2013) dengan judul “Pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan Mind Map pada pelajaran IPS Sejarah Terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Batang tahun ajaran 2012/2013” Penelitian emnggunakan metode Quasi Eksperimen. Kelas VIII D digunakan sebagai kelas eksperiment dan kelas VIII F sebagai kelads control. Variabel dalam penelitian adalah pembelajaran inkuiri dengan Mind Map dan Hasil belajar sejarah. Berdasarkan hasil uji hipotesis atau Uji T dua pihak diperoleh hasil ada kesimpulan ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas control setelah keduanya diberikan perlakuan yang berbeda.  Selain itu diperolah hasil jika terdapat hubungan positif dan signifikan antara aktivitas siswa dengan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Mind Map. Simpulan dari penelitian dna pembahasan adalah penerapan model pembelajaran inkuiri dengan mind map mampu membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dilihat dari ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas ekspertimen 91,42% lebih tinggi dari kelas control 68,71% sehinggan dinilai penggunaan model tersebut lebih efektif dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa daripada penggunaan model pembelajaran konvesnional, yaitu ceramah bervariasi. Penggunaan model ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa di SMPA 4 Batang .
Pengkajian dan pengembangan  inkuri juga dilakukan oleh Herry Porda Nugroho Putro yang dimuat dalam jurnal Paamita Vol.22 No.2 Juli 2012 dengan Judul penelitian “Model Pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kesadaran sejarah melalui pendekatan inkuiri” Penelitian bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model inkuri dalam rangka meningkatkan kesadaran sejarah dalam pembelajaran sejarah. Pengembangan model dilaksanakan dengan uji coba terbatas dan ujicoba luas. Temuan penelitian ini menghasilkan kesimpulan jika model inkuiri efektif untuk meningkatkan pemahaman materi dan kesadaran sejarah siswa, relevan digunakan dalam pemahaman sejarah, efektif untuk meningkatkan kinerja guru, sehingga dapat disimpulkan bahwa model inkuiri efektif digunakan untuk meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajaran sejarah.
Penelitian pegembangan juga dilakukan oleh Kusmana (2008) Mahasiswa Pasca Sarjana UNNES yang mengembangkan metode inkuiri dengan media analisis ruang untuk pembelajaran Fisika penelitian dengan judul “Pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan ‘Media Analisis Ruang’ pada Pokok Bahasan Vektor”.  Dari data awal dijelaskan jika Vektor yang merupakan konsep abstrak yang merupakan konsep dasar untuk mempelajari fisika sulit dipahami oleh siswa. Maka ada usaha untuk membuat konsep Vektor yang sebelumnya abstrak menjadi lebih nyata dengan merancang sebuah media yang disebut MAR (Media Analisis Ruang). Setelah melakukan pembuatan media maka Pemelajaran Inkuiri dengan Media MAR di uji cobakan dengan melakukan Eksperimen. Setelah dilakukan uji coba didapat hasil yang posistif motivasi siswa mengalami peningkatan sebesar 56%. Hasil belajar siswa dikelas eksperimen mencapai ketuntasan minimal, Hasil belajar dikelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas control, motivasi dan aktivitas memiliki kontribusi 65,6 % terhadap hasil belajar.
Kajian-kajian diatas memberikan penguatan tentang arti penting pemanfaatan metode inkuiri dalam pembelajaran sejarah..  Dari penelitian Kusmana (2008) dapat diambil kesimpulan jika penerapan metode inkuiri juga dapat meningkatkan motovasi. Motovasi dan aktivitas siswa memiliki kontribusi terhadap hasil belajar. Penelitian Herry Porda (2012) Inkuiri dapat meningkatkan pemahaman materi dan meningkatkan kesadaran sejarah siswa, lebih dari itu inkuiri juga mampun meningkatkan kinerja guru. Sehingga kualitas proses dan hasil belajar sejarah meningkat. Oleh karena itu peneliti ingin mengembangkan petode Inkuiri dengan media permainan sejarah.
Setiap metode tertentu pastilah menggunakan media tertentu termasuk penelitian yang sudah dilakukan diatas. Mufsodah (2011) menggunakan Internet sebagai media, Retono budi wahyuni (2013) menggunakan Main Map. Kusmana (2008) mengembangangkan media MAR untuk menjalankan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA. Oleh karena itu untuk membedakan kajian ini dengan kajian sebelumnya, peneliti menekankan pada aspek pengembangan media permainan monopoli sejarah sebagai upaya mengembangkan media yang sesuai dengan metode inkuiri.

2.      Kajian Teoritis
2.1.Metode Pembelajaran Inkuiri
2.1.1.  Pengertian Metode pembelajaran dan Merode Inkuiri
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk menyajikan, menguraikan atau menyampaiakan materi atau untuk penanaman sikap tertentu kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Leo Agung  (2013) Metode pembelajaran adalah cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru diwajibkan untuk dapat memilih metode yang tepat agar mampu menyampaikan materi dan menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik.
Dalam Pendidikan terdapat banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaranya. Salah satunya adalah Metode pembelajaran Inkuiri. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris Inquiry yang berarti penyelidikan. Inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar didepan kelas. ( Roestiyah, 2008: 75). Pengertian yang diberikan Roestiyah masih merupakan pengertian umum. Made Wena memberikan penjelasan lebih rinci. Inkuiri merupakan sebuah metode yang dikembangkan oleh Richard Suchman (1962) untuk mengajar para siswa memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. (Made Wena, 2009:76).
 Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discoveri, sebab seseorang siswa harus menggunakan kemampuanya berdiscoveri dan kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, siswa bertindak sebagai seorang ilmuan. ( Hamalik, 2011:219). Dalam metode Inkuiri pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa diharapkan bukan berasal dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. (Achmad Rifa’I dan Catharina Tri, 2012: 205)
Menurut Gulo yang dikuti oleh Trianto (2009) menyatakan jika strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan jika Inkuiri adalah sebuah metode dalam pembelajaran dimana peserta didik dituntut aktif untuk melakukan penelitian terhadap suatu permasalahan dalam pembelajaran dan dituntut untuk menemukan penyelesaian atau jawaban dari masalah-masalah tersebut. Dalam metode ini peserta didik diharapkan mampu mengungkapkan permasalahan dalam pembelajaran yang meliputi pertanyaan-pertanyaan, mengajukan hipotesis atau dugaan jawaban, menggali informasi untuk menemukan jawaban, dan menarik kesimpulan dari jawaban tersebut.
Inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akir dari inkuiri adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat. Setekah situasi tersebut dapat disajikan pada siswa, mereka diajarkan jika mereka perlu mengupas aspek dari situasi ini misalnya sifat dan identitas obyek serta kejadian yang berhubungan dengan kondisi tersebut. (Made Wena, 2009:76).
2.1.2.      Tahapan Inkuiri (Sintaks inkuiri)
          Menurut hamalik Dalam inkuiri siswa dituntut untuk dapat melakukan Proses mental inkuiri meliputi :
a.              Mengajukan pertanyaan-pertanyaa tentang gelaja-gejala alami. Untuk pembelajaran sejarah sendiri dapat dilakukan mengajukan pertanyaan tentang peristiwa-peristiwa sejarah
b.              Merumuskan masalah-masalah
c.               Merumuskan hipotesis-hipotesis
d.              Merancang pendekatan investigative yang meliputi eksperimen
e.               Melaksanakan ekperimen
f.               Mensistesiskan pengetahuan ( Hamalik, 2011:219)
          Menurut Joice and well (1986) dalam Made Wena (2009:77) inkuiri secara umum terbagi dalam lima tahap :
a.               Penyajian Masalah (Confrontation with Problem)
Dalam tahapan ini pengajar menyajikan suatu masalah dan menerangkan prosedur inkuiri pada siswa. Bentuk masalah perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa. Masalah berisi suatu kejadian atau masalah yang merangsang aktivitas intelektual siswa
b.              Pengumpulan data verifikasi ( data gathering – verification)
Siswa didorongn untuk melakukan pengumpulan informasi mengenai kejadian yang mereka liat atau alami
c.               Pengumpulan data ekperimental (data gathering-experimental)
Siswa melakukan ekperimen dengan memasukan hal-hal baru untuk melihat apakah akan terjadi perubahan. Dalam tahap ini mempunyai dua tugas yaitu melakukan eksplorasi dan uji langsung.
d.              Organisasi data dan formulasi kesimpulan (Organizing, formulating and explanation)
Dalam tahapan ini siswa mengorganisasikan dan mengalisis data untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang telah ditetapkan.
e.               Analisis proses inkuiri (Analysis of the inquiry process)
Siswa diminta untuk menganalisis pola inkuiri yang telah mereka jalanai, yaitu dengan menentukan pertanyaan mana yang produktif ( menghasilkan data yang relevan) atau tipe informasi mana sebenarnya mereka butuhkan, tetapi tidak mereka dapatkan.
          Adapun pelasanaa metode inkuiri, sebagai berikut : Guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan maisng-masing kelompok mendapatkan tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari meneliti atau membahas tugasnya dalam kelompok. Setelah itu hasil kerja mereka dalam kompok didiskusikan, dan dibuat laporan dengan baik.
          Teknik inkuiri juga dapat berjalan sebagai berikut : guru menunjukan suatu benda /barang/buku yang masih asing kepada siswa didalam kelas. Semua siswa disuruh mengamati, meraba, melihat dengan seluruh indra. Kemudian guru memberikan masalah/pertanyaan kepada seluruh siswa-siswa yang sudah siap dengan jawaban. Jawaban atau pendapat yang sudah diungkapkan oleh temanya terdahulu tidak dapat diungkapkan lagi. ( Roestiyah, 2008: 75-76).
          Langkah-langkah inkuiri dalam pembelajaran Kontekstul mencakup kegiatan berikut :
a.       Merumuskan masalah
b.      Mengamati atau mengadakan observasi. Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung mengamati dan mengumoulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau obyek yang diamati.
c.       Menganalisis dan menyajikan hasil dalma tulisan, gambar, laporan, bagan,table, dan karya lainya
d.      Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, pendidik, atau audiens yang lain :bertanya jawab dengan teman memunculkan ide-ide baru, melakukan refleksi, menempel gamber, karya tulis, peta di dinidng kelas, majalah dinding dan sejenisnya (Rifa’I dan Anni , 2012: 206)
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan jika Proses atau tahapan Inkuiri meliputi :
a.       Mengajukan atau menganalisis pertanyaan atau permasalahan
b.      Mengajukan hipotesis atau pemikiran awal
c.       Mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan
d.      Membuat kesimpulan jawaban pertanyaan yang sudah diajukan

2.1.3.      Keunggulan Teknik Inkuiri
Menurut Roestiyah kelebihan pembelajaran inkuiri yang dapat ditemukan antara lain :
a.       Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik
b.      Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru
c.       Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka
d.      Mendorong siswa untuk belajar berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri dan merumuskan hipotesisnya sendiri
e.       Memberi kepuasan yang bersifat intrinsic
f.       Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
g.      Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu
h.      Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri
i.        Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar tradisional
j.        Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi ( Roestiyah, 2008: 76-77)
      Adapun kelebihan metode inkuiri menurut Sumantri dan Permana, (2000:143) yang dikutip dalam  Listriani (2013) adalah
a.       Siswa ikut ber-partisispasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan pada proses pengolahan informasi pada peserta didik,
b.      Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumus, sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut,
c.       Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu para siswa,
d.      Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi,
e.       Guru tetap memiliki kontak pribadi, 
f.       Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangat sulit dilupakan.
2.1.4.      Kekurangan Inkuiri
Dari Sitaks yang di jabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan beberapa kekurangan yang ada dalam metode inkuiri :
a.       Diperlukanya minat siswa terhadap pembelajaran sejarah karena siswa harus aktif mengajukan masalah. Jika siswa tidak memiliki minat yang cukup tinggi siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan yang relevan.
b.      Diperlukan waktu yang lama untuk semua proses dalam inkuiri terutma proses pengumpulan data
c.       Sumber-sumber yang digunakan terkadang sulit didapat.
d.      Pembahasan permasalahan terkadang melebar.
2.2. Media pembelajaran.
        Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan entuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Atau dapat juga berasal dari kata Medόё yang berarti perantara atau pengaangantar pesan.
       
2.2.1.      Pengertian Media Pembelajaran
          Gagne dalam Sadiman (2009:6) menyatakan jika media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara Briggs memberikan pendapat jika media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
                     Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008:204) menyatakan jika media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan, seperti radio, tv, buku, Koran, majalah, dan lain sebagainya.
          Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-usaha pelaksanaan PBM yang menjurus kepada pencapaian tujuan pembelajaran. (Agung, 2013:118).
          Dari beberapa pengertian para ahli diatas dapat diambil kesimpulan jika Media adalah segala sesuatu baik alat maupun lingkungan dan yang ada didalamnya yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
2.2.2.      Fungsi, Peran dan Mafaat Media Pembelajaran
Fungsi dan peran media pembelajaran secara khusus diungkapkan oleh Sanjaya (2008:210):
a.       Menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu
b.      Memanipulasi keadaan, peristiwa, obyek tertentu
c.       Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
d.      Memiliki beberapa nilai praktis, seperti mengatasi keterbatasan pengalaman siswa, membatasi batasan ruang interaksi kelas, memungkinkan terjadinya interaksi langsung siswa dengan lingkungan, memberikan pengalaman baru yang menyeluruh dari hal konkret sampai abstrak.
Fungsi media pembelajaran menurut (Agung, 2013:118) :
a.       Dapat membantu kemudahan belajar bagi siswa dan kemudahan mengajar bagi guru
b.      Melalui alat bantu, pembelajaran abstrak dapat diwujudkan dalam bentuk yang lebih konkret
c.       Jalanya pembelajaran tidak memosankan dan tidak monoton
d.      Lebih dapat menarik perhatian dan minat siswa
Kegunaan media pembelajaran menurut Daryanto (2010:5)
a.       Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
b.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra
c.       Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar
d.      Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestiknya. 
e.       Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan presepsi yang sama
Jadi dari beberapa pendapat pakar diatas dapat disimpulkan kegunaan media pembelajaran antara lain :
1.      Mempermudak proses pembelajaran dikelas
2.      Menjadikan konsep yang abstrak menjadi lebih kongkret
3.      Meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran
4.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, biaya dan daya indra.
2.2.3.      Permainan sebagai jenis media pembelajaran
      Permainan atau games adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. (Sadiman, 2009:75).
`     Permainan dapat memberikan lingkungan kompetitif yang didalamnya para pemelajar mengikuti aturan yang telah ditetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan pendidikan yang menantang. (Smaldino,2008:39)
      Permainan harus empunyai empat komponen utama yaitu: (a) Adanya pemain; (b) adanya lingkungan dimana peserta permainan dapat berinteraksi; (c) adanya aturan-aturan main; (d) adanhya tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai. (Sadiman, 2009:76).
      Permainan sering kali mengharuskan para pemelajar untuk menyelesaikan masalah, kemampuan untuk menghasilkan solusi, atau memperlihatkan kemampuan untuk penguasaan atas konten spesifik yang mengharuskan tingkat akuransi dan efisiensi yang tinggi. Permainan juga memberikan pengalaman belajar yang beraneka ragam. Dengan melakukan permainan siswa mulai mengenali pola yang ada dalam situasi tertentu. (Smaldino, 2008:39)
      Permainan juga memliki kelemahan atau kekurangan antara lain karena asyik atau karena belum mengenal teknis pelaksanaan permainan jadi salah dipergunakan, dalam mensimulasikan situasi sosial permainan cenderung terlalu menyedrhanakan konterks sosialnya sehingga tidak mustahil siswa justru memperoleh kesan yang salah, kebanyakan permaianan hanya melibatkan beberapa orang siswa saja padahal keterlibatan seluruh siswa sangatlah penting agar proses belajar lebih efektif(Sadiman, 2009:80), Beberapa permainan terutama permainan computer sangat mahal untuk dibeli, tujuan pembelajaran makin hilang karena adanya keinginan untuk menang dibanding sekedar belajar. (Smaldino, 2008:40)
2.3.Pembelajaran Sejarah
        Pembelajaran adalah terjemahan dari kata instruction yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan diamerik. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber belajar. Selain itu juga dipengaruhi oelh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuati lewat berbagai macam media sehingga mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajarmengajar dari guru sebagai sumber belajar menjadi sebagai fasilitator. (Wina Sanjaya, 2008: 27)      
        Pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalamnpemanfaatan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan belajar yang dimiliki termasuk gaya belajar , maupun potensi dari luar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu. (Agung, 2013:3)
        Jadi konsep pembelajaran menekankan pada aspek kerja sama siswa dan guru untuk memanfaatkan segala fasilitas pembelajaran yang ada guna mencapai tujuan pembelajaran yang letah ditentukan sebelumnya.
        Pembelajaran sejarah pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan kompetensi untuk berfikir kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa ditengah kehidupan mayarakat dunia. (Agung, 2013:56). Pembelajaran sejarah memiliki tujuan yang tidak hanya pada aspek kognitif tetapi juga menyangkut aspek afektif yang berupa menumbuhkan jati diri bangsa.
        Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangun prespektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa dimasa lalu, kini, dan masa depan tentang perubahan dunia. (Agung, 2013:56). Jadi fungsi pembelajaran sejarah tidak hanya untuk melihat masa lalu. Pembelajaran sejara berfungsi sebagai spion kehidupan. Berguna untuk melihat masa lalu saat kita berjalan maju agar kita tidak mengulangi kesalah dimasa lalu.
        Oleh karena begitu luasnya tujuan dan fungsi  pembelajaran sejarah, tidak semua tujuan tersebut dapat dicapai. Hal ini dikarenakan pembelajaran sejarah yang berlangsung saat ini memiliki beberapa kekurangan.  Pramono (2012) mengungkapakn kelemahan dapam pembelajaran sejarah adalah ketidak mampuan mahasiswa mengimplementasikan konsep-konsep pendididkan sejarah sehingga mereka cenderung tidak memiliki kemampuan untuk berfikir secara sistematis dan analistis, serta tidak mampu memecahkan masalah-msalah kehidupan secara obyektif. Disamping itu pendidikan sejarah tidak mampu membentuk katakter dan nilai-nilai peradaban dikalangan mahasiswa. Penelitian ini juga berlaku untuk kalangan pesarta didik di tingkat menengah.
2.3.1.      Pembelajaran Sejarah Materi Pergerakan Nasional
Sejarah pergerakan Nasional adalah sebuah materi dalam pembelajaran sejarah. Pada kurikulum 2013  terdapat pada kelas XI dalam Kompetensi dasar 3.3. yaitu Menganalisis strategi perlawanan Bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke 20. Dalam Kompetensi dasar 3.4. menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah pemuda dan sesudahnya hingga proklamasi. Dan pada Kompetensi dasar 3.5. Menganalisis peranan tokoh-tokokh Nasional dan daerah dalam perjuangan menegakan Republik Indonesia.
Materi sejarah pergerakan nasional meliputi organisasi-organisasi pergerakan nasional yang muncul mulai dari Budi Utama hingga Sumpah pemuda. Selain itu juga meliputi tokoh-tokoh pergerakan. Dari materi-materi ini banyak materi yang masih menjadi kontroversi, diantaranya mengapa Budi Utama yang ditetapkan sebagai organisasi pergerakan nasional oleh Belanda bukan Sarekat islam yang anggotanya lebih banyak? Bagaimana Indische Partij bergerak di Belanda. Dan masih banyak lagi materi-materi menarik dalam materi sejarah pergerakan nasional.

G.    Kerangka Berfikir.
 





















Penelitian dimulai dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah. Analisis permasalahan dilakukan dengan melakukan studi lapangan yaitu dengan melakukan wawancara dengan siswa dan guru juga dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang ada.  Selain itu analisis masalah juga dilakukan melalui kajian kepustakaan yaitu lewat buku-buku.
Dari hasil analisis di dapat hasil jika pembelejaran masih monoton dan tidak menggunakan metode-metode yang menyenangkan dan mengaktifkan. Oleh karena itu dapat dibuat sebuah media yang berbasis metode inkuiri untuk mendukung pembelajaran sejarah. Maka dibuatlah prototype permainan monopoli berbasis inkuiri.
Permainan monopoli sejarah berbasis inkuiri dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran sejarah hal ini dikarenakan dalam permainan ini menekankan metode inkuiri, dimana dalam metode inkuiri siswa dituntut untuk menentukan sendiri permasalahan, mencari jawaban atas permasalahanya dan mensintesiskan jawabanya. Guru dalam pembelajaran berbasisi inkuiri hanya melengkapi jawaban atas permasalahan yang telah ditemukan oleh siswa.

H.    METODE PENELITIAN
1.    Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan “Penelitian dan Pengembangan” atau “Research and development” .  Penelitian ini adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk. (Sugiyono, 2009: 297). Pada penelitian dan pengembangan ini terdapat sebuah proses untuk menghasilkan sebuah produk baru atau digunakan untuk menyempurnakan produk yang terlah ada sebelumnya. (Sukmadinata, 2009:164)
Dalam bidang pendidikan  Penelitian dan Pengembangan atau R&D merupakan metode penghubung antara hasil-hasil penelitian dasar (basic research), yang memusatkan perhatian pada fenomena-fenomena dasar dan antara penelitian terapan (applied research) yang memusatkan perhatian tentang praktik pendidikan. (Sukmadinata, 2009:166)

2.    Tahapan Penelitian dan Pengembangan
Dalam sebuah penelitian tentulah memiliki langkah-lanhkah tertentu yang  sistermatis, begitu pula dalam R&D. Langkah-langkah dalam R&D  menunjukan sebuah siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan produk tertentu. Langkah selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk dari produk yang akan dihasilkan. Setelah itu dilakukan pembuatan draf produk atau produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan dilapangan dengan sampel secara terbatasdan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama kegiatan uji coba dilakuakn pengamatan dan evaluasi. Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan dilakukan secara terus-menerus sampai dihasilkan produk yang yang terbaik dan produk standa. Untuk menguji keampuhan produk dilakuakan pengujian mutu hasil dengan menggunakan metode eksperimen. (Sukmadinata, 2009:165)
Adapun langkah-langkah dari penelitian R&D menenurut Sugiyono, (2009: 298 ).  adalah sebagai berikut :

 

3.    Subyek Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengetahui efektifitas produk adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu cara untuk mencari sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan menyisihkan faktor- faktor lain yang mengganggu (Suharsimi, 2001:128).  Karena menggunakan metode eksperimen, maka terdapat dua subyek yang terbagi dalam dua kelompok
3.1. Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen adalah kelompok kelas yang diberikan tindakan berupa pemakaian media monopoli sejarah berbasis inkuiri.
3.2.Kelas Kontrol adalah kelas yang tidak diberikan rindakan kelas. Kelas ini berfungsi untuk membandingkan dengan kelas yang diberikan tindakan.
4.      Sumber Data
4.1.Informan.
Informan yang pilih untuk mendapatkan data adalah siswa dan Guru. Data yang dapat diperoleh dari siswa adalah data tentang pembelajaran sejarah yang berlakukan saat ini, presepsi siswa terhadap pembelajaran sejarah saat ini, kekurangan dan kelebihan pembelajaran sejarah yang dialami siswa. Data yang dapat diperoleh dari guru adalah sistem pepmbelajaran yang diterapkan guru, hambatan-hambatan yang dialami guru dalam proses belajar-mengajar setiap hari. Selain itu dapat diperoleh penjelasan hasil belajar yang diperoleh siswa
4.2.Peristiwa atau Aktifitas
Dari peristiwa atau aktifitas yang diamati dapat diperoleh data tentang kegiatan pembelajaran sejarah yang dilakukan dikelas. Minat siswa terhadap pembelajaran dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
4.3.Dokumen dan Arsip
Dari dokumen atau arsip yang berupa Silabus, RPP, dan Bahan ajar yang dimiliki oleh guru kita dapat mengidentifikasi jalanya pembelajaran dan kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran sejarah yang dapat diperbaiki. Selain dokumen atau arsip juga dapat berupa rekap hasil nilai siswa yang dapat digunakan menjadi acuan saat akan melakukan uji eksperimen.
5.      Tehnik Pengumpulan Data
5.1.Wawancara
Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan terhadap sumber data yang berupa informan. Wawancara adalah suatu bentuk pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian diskripstif kualitatif yang dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka baik secara individual atau berkelompok. (Sukmadinata, 2009:216) . Tehnik wawancara dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih teliti dan juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit. (Sugiyono,2009:137). Untuk mempermudah wawancara peneliti sebelumnya menyususn isntrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan.
5.2. Obeservasi
Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Sugiyono (2009: 145) Observasi merupakansuatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang pendting adalah pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan langsung terhadap pembelajaran sejarah yang terjadi dalam kelas. Untuk mempermudah jalanya observasi terlebih dahulu peneliti menyususn instrument observasi. Data yang diperoleh dari observasi adalah data kegiatan pembelajaran dikelas, keaktifan siswa, kekurangan dan kelebihan pembelajaran, dan potensi-potensi didalam kelas yang dapat dikembangkan.
5.3.Angket
Angket adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. (Sugiyono,2009:142). Angket merupakan cara pengumpulan data secara tidak langsung, artinya angket diisi sendiri oleh responden, jadi peneliti tidak hasrus selalu bertemu langsung dengan responden. (Sukmadinata, 2009: 218)
Angket ini digunakan untuk penilaian ahli materi dan ahli media serta untuk mengetahui mengetahui aktifitas dan respon positif  siswa terhadap media pembelajaran sejarah menggunakan media permainan monopoli sejarah.
5.4.Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (Margono. 2009:170).Dalam penelitian tes yang dilakukan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu. (Sukmadinata, 2009: 223)
Sebelum melakukan tes perlu dilakukan uji validitas instrument tes yang meliputi :
5.4.1.      Uji validitas
Sugiyono (2010:172) menyatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Cara menghitung validitas butir instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkorelasikan sekor total. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Ket :   rxy = Besarnya korelasi
N = jumlah subjek
X = skor soal yang dicari validitasnya
Y = skor total
Uji validitas digunakan untuk menguji soal tes hasil belajar siswa. instrumen dinyatakan valid apabila rxy lebih besar dari rtabel, dan sebaliknya jika rxy lebih kecil dari rtabel, maka instrumen tersebut tidak valid.
5.4.2. Uji Reliabilitas
Margono (2009:181) menyatakan bahwa reliabel lebih mudah dimengerti, dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yaitu: (1) kemantapan, (2) ketepatan dan (3) homogenitas. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji soal tes hasil belajar siswa.
Cara menghitung validitas butir instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder and Richardson (KR-20) adalah sebagai berikut:
 

                                             
(Sugiyono. 2010:186)
Keterangan :
r11  = Reliabilitas instrumen
k   = banyaknya item dalam instrumen
S2  = Variasi skor total
p   = proporsi banyaknya subjek yang menjawab betul pada item 1
q   = (q = 1 – p)

5.4.3.      Daya Beda soal
Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2006:211). Soal disebut mempunyai daya pembeda baik jika soal itu dijawab benar oleh sebagian besar siswa yang pandai dan dijawab salah oleh sebagian besar siswa yang berkemampuan rendah.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1)      Seluruh siswa tes dibagi 2 yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
2)      Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai terbawah.
3)      Menghitung indeks diskriminasi soal dengan rumus :
DP =                     
(Arikunto, 2006:213)
Keterangan :
DP = daya pembeda.
JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas.
JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah.
JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas.
Kriteria daya beda soal menurut Arikunto (2006:218) adalah :
D ≤ 0.00 : sangat jelek
0.00 < D ≤ 0.20 : jelek
0.20 < D ≤ 0.40 : cukup.
0.40 < D ≤ 0.70 : baik.
0.70 < D ≤ 1.00 : sangat baik.

5.4.4.      Tingkat kesukaran
Menurut Arikunto (2006:207) taraf kesukaran soal adalah seberapa mudah soal atau sulit soal bagi kelompok siswa. Ditinjau dari tingkat kesukaran, soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sukar dapat menyebabkan siswa cepat putus asa. Jadi soal baik adalah soal yang memiliki taraf  kesukaran seimbang, artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran soal. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus :
IK =          (Arikunto, 2006:208)
Keterangan :
IK  = indeks kesukaran.
JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas.
JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas
jSb = banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria indeks kesukaran soal dalam Arikunto (2006:210) adalah :
P = 0.00             : sangat sukar
0.00 < P ≤ 0.30  : sukar
0.30 < P ≤ 0.70  : sedang
0.70 < P ≤ 1.00  : mudah
P = 1.00              : sangat mudah
6.      Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh. (Sugiyono, 2009:244) .Dalam penelitian dan pengembangan terdapat dua tehnik analisis data. Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis kulaitatif, dan selanjutnya menggunakan analisis kuantitatif. Kedia tehnik analisis data tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
6.1.Tehnik analisis Kualitaif
Pada tahap awal terdapat tahapan analisis masalah dimana dalam pengumpulan data untuk menganalisis masalah tersebut menggunakan metode studi pustaka, observasi, wawancara. Data-data ini merupakan data kualitatif oleh karena itu perlu dilakukan analisis dengan tehnik interaktif, yaitu melalui tahapan :  Pertama melakukan reduksi data, yang dilakukan dengan cara meringkas semua data yang diperoleh, yang kedua melakukan sajian data yang disusun berdasarkan pokok-pokok isi yang terdapat dalam reduksi setelah itu disusunmenggunakan kalimat yang sistematis, yang ketiga adalah dengan penarikan kesimpulan dari data.Tahapan ini dilakukan saat pengambilan data secara berulang-ulang hingga peneliti merasa data yang diperlukan sudah cukup.
6.2.Tehnik analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan dalam dua tahap. Yaitu tahap awal pada saat sebelum diterapkan tindakan pada kelas eksperimen  dan tahap yang kedua setelah diberlakukan tindakan pada kelas eksperimen. Pada kedua tahapan ini diberlakukan teknih analisis data yang sama, yang meliputi
6.2.1.      Uji normalitas data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data nilai pre test dan post test berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah teknik chi kuadrat.

(Sudjana, 2002:273)
Keterangan :
    x2  = harga chi-kuadrat.
   k    = jumlah kelas interval.
   Oi   = frekuensi hasil pengamatan.
   Ei   = frekuensi yang diharapkan.
Kriteria pengujian: jika x2 hitung < x2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dan taraf signifikan 5 % maka populasi berdistribusi normal.

6.2.2.      Uji homogenitas data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berawal dari kondisi ‘yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan hasil “t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:
Ho = varian kedua kelompok sama (homogen)
Ha = varian kedua kelompok tidak sama (tidak homogen)
Pengujian kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:
           

(Sudjana, 2005:250)   
Keterangan:
Vb        = varians yang terbesar.
Vk        = varians yang terkecil.          
                        Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak maka Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan α= 5% dengan dk pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima. Yang berarti kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.

6.2.3.      Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji Perbedaan dua rata-rata sebelum perlakuan diberikan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas sampel. Jika kedua rata-rata sebelum perlakukan sama maka dapat diberlakukan metode yang berbeda Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho       : tidak ada perbedaan rata-rata
Ha        : ada perbedaan rata-rata
 Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t’=                       

(Sudjana, 2005:239)
Keterangan :
      = Nilai rata- rata pre test kelompok eksperimen
      = Nilai rata- rata pre test kelompok kontrol
S       = Varians kelompok eksperimen
S      = Varians kelompok kontrol
        = Banyaknya anggota kelompok eksperimen
       = Banyaknya anggota kelompok kontrol
S2         = varians gabungan
Dengan kriteria pengujian: terima Ho jika – ttabel < thitung < ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 dan tolak Ho untuk harga t lainnya.
Seletah pemberian media maka dilakukan pengujian dengan metode yang sama. Dengan kata lain dilakukan pengulangan metode analisis data.

7.      Prosedur Pelaksanaan Penelitian
7.1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan tehnik studi pustaka dan srrudi lapangan. Studi pustaka dilakukan dengan menganalisis dokumen-dokumen yang didapat dari guru seperti silabus, RPP, dan bahan ajar untuk mengetahui seperti apakah proses pembelajaran sejarah. Selain itu studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku sumber dan Peraturan Mentri Pendidikan tentang pembelajaran sejarah yang diharapkan.
Tehnik analisis kebutuhan yang kedua dilakukan dengan Observasi dan wawancara. Obeservasi dilakukan untuk mengamati pembelajaran sejarah yang sedang berlangsung dan untuk memperoleh data kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran sejarah yang ada. Selain itu dilakukan wawancara dengan guru dan siswa. Wawancara dengan guru dilakukan untuk memperoleh data kekurangan pembelajaran sejarah yang ada dan hambatan-hambatan yang ditemui guru dalam pembelajaran sejarah. Wawancara kepada siswa dilakukan untuk memperoleh data hambatan-hambatan siswa dalam pembelajaran sejarah.
7.2. Desain Produk
Desain produk yang dilakukan dengan menganalisis materi pembelajaran kemudian mengimplementasikan materi pembelajaran dalam media monopoli sejarah berbasis inkuiri.  Pada saat mengimplementasikan materi pelajaran ini melibatkan siswa untuk mengungkapkan masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang akan diimplementasikan dalam permainan. Hal ini untuk melakukan tahapan dalammetode inkuiri.
7.3. Validasi ahli
Validasi ahli bertujuan untuk menilai apakan rangcangan produk baru sesuai dan dapat menikatkan efektifitas pembelajaran sejarah. Validasi produk dilakukan dengan menghadirkan pakar atau tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidang media pembelajaran untuk menilai produk yang dirancang. Penilaian pakar atau ahli ini bertujuan untuk melihat kekurangan produk  agar dapat diperbaiki kelmbali.
7.4. Perbaikan Produk
Perbaikan produk dilakukan setelah tahapan validasi ahli. Perbaikan dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada produk tersebut.
7.5.Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan dengan menggunakan tehnik quasi eksperimen dengan cara membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan media monopoli sejarah dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah biasa. Analisis data dilakuakn dengan uji t dua pihak.


DAFTAR PUSTAKA

Agung, Leo , 2013.  Perencanaan Pembelajran Sejarah.  Yogyakarta : Penerbit Ombak,
Heri Porda nugroho . 2012. “Model pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kesadaran sejarah melalui pendekatan inkuiri”.   Jurnal Paramita, VOL. 22(2).
Roestiyah. 2008 . Strategi Selajar Mengajar . Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman, S Arief, dkk. MEDIA PENDIDIKAN Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali pers.
Suwito Eko Pramono.2012.  “Perbaikan konsep kesalahan pembelajaran sejarah melalui metode pemecahan masalah dan diskusi”. Jurnal Paramita .VOL. 22 (2)
Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif beraliran konstruktifistik. Jakarta : Prestasi Pustaka
Wina Sanjaya. 2005. Straregi pembelajaran . Jakarta : Kencana
W.Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia
Wena, Made. 2009.Strategi PembelajaranInovatif Kontemporer. Jakarta:BumiAksara.
Hamalik, Oemar.2011. Proses BelajarMengajar .BumiAksara.
Sanjaya, Wina. 2008. StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan.Bandung :Kencana.
Daryanto.2010.Media Pembelajaran.Yogyakarta:Gava Media.
Sadiman, Arief S., dkk.2009.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, danPemanfaatannya.Jakarta:Rajawali Pers.
Smaldino, dkk.1986/ 2008.Instructional Media. New York : Macmillan Publishing Company.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...