KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)
Alamat : Gedung C7 Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang.
Telp. (024)
8508006
PROPOSAL
SKRIPSI
NAMA
: LILIANY RATNA PRAMESTI
NIM : 3101412022
JURUSAN : SEJARAH
PRODI
: PENDIDIKAN SEJARAH
A. JUDUL
: PENGEMBANGAN PERMAINAN MONOPOLI SEJARAH BERBASIS INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH DI SMA XX TAHUN AJARAN XX
B.
LATAR BELAKANG
Pembelajaran sejarah memiliki peranan penting
dalam menanamkan nilai karakter selain
pengetahuan yan bersifat kognitif. Pendidikan sejarah pada era globalisasi ini
diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki kepribadian bangsa dan kesadaran
sejarah yang kuat (Porda , 2013). Pembelajaran
sejarah tidak hanya bertujuan dalam ranah kognitif yang berupa pengahfalan
materi-materi sejarah, tetapi dengan pembelajaran sejarah ini siswa diharapkan
memiliki kemapuan memecahkan masalah yang ada pada saat ini dengan berkaca dari
sejarah.
Namun akhir-akhir ini pembelajaran sejarah yang
dilaksanakan di berbagai jenjang pendidikan memberi kesan yang kuat jika
pembelajaran hanya bersifat kognitif dan cenderung bersifat hafalan. Selain itu
salah satu kelemahan pembelajaran
sejarah adalah ketidak mampuan peserta didik mengimplementasikan konsep-konsep
sejarah sehingga mereka cenderung tidak memiliki kemampuan umtuk berfikir
secara sistematis dan analistis serta tidak mampu memecahkan masalah-masalah
kehidupan secara obyektif. (Pramono, 2012)
Pembelajaran sejarah disekolah cenderung terpusat
pada guru. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran siswa yang cenderung
ada mendengarkan penjelasan dari guru tanpa berinteraksi baik dengan guru
maupun dengan peserta didik lainya. Hal
ini memberikan kesan pembelajaran sejarah cenderung pasif dan kurang menarik.
Hal ini dapat menyebabkan tidak tercapainya pola penyempurnaan pembelajaran
yang telah dituangkan dalam Permendiknas no 69. Selain itu tujuan pembelajaran
sejarah yang lebih menekankan pada aspek pengembangan kognitif sekaligus karakter
tidak bisa tercapai dengan maksimal.
Pembelajaran
seperti ini mungkin terjadi karena adanya beberapa faktor. Pertama karena
pengetahuan sejarah yang dimiliki guru kurang memadai sehingga guru hanya dapat
memberikan sedikit informasi. Yang kedua karena keterpakuan guru terhadap
sumber-sumber pembelajaran yang disediakan dari pemerintah seperti buku ajar
dan lembar kerja siswa (LKS) Yang ketiga presepsi peserta didik yang kurang
positif terhadap pembelajaran sejarah. Keempat karena metode yang digunakan guru
kurang menarik bagi siswa.
Untuk menwujudkan tujuan pembelajaran baik
pencapaian aspek kognitif maupun pencapaian aspek karakter maka perlu
menggunakan pengembangan media permainan
sejarah berbasis inkuiri. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai
proses mencari tahu atas jawaban dari pertanyaan ilmiah yang diajukan (W.Gulo,
2005:5) Sanjaya mengungkapkan Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analistis untuk mencari
jawaban dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan(
Sanjaya, 2005 :198)
Inkuiri memiliki beberapa kelebihan. Adapun
kelebihan metode inkuiri menurut Sumantri dan Permana, adalah a) Siswa ikut
ber-partisispasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya, sebab metode
inkuiri menekankan pada proses pengolahan informasi pada peserta didik, b)
siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumus, sebab siswa mengalami
sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut, c) metode ini
me-mungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu para siswa, d)
dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan demikian kepuasan
mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi, e) guru tetap memiliki kontak
pribadi, f) penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan
yang sangan sulit dilupakan.(Gulo, 2005:5)
Selain memiliki kelebihan metode inkuiri juga
memiliki beberapa kekurangan yang pertama, memerlukan waktu yang lama dalam
langkah-langkahnya. Yang kedua karena kondisi kelas yang didalamnya banyak
siswa maka untuk menerapkan metode ini menyulitkan guru untuk mengontrol kelas.
Untuk menerapkan metode inkuiri dengan mudah perlu dilakukan pengembangan
metode Inkuiri dengan menggunakan media bantu . Media bantu yang digunakan
adalah media permainan monopoli sejarah.
Dengan kata lain pengembangan metode inkuiri dengan menggunakan media permainan
monopoli sejarah berfungsi untuk menyepurnakan metode inkuiri agar penerapan
metode inkuiri lebih mudah.
Permainan atau games adalah setiap kontes antara
para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula ( Sadiman, 2009:75) Pengembangan
metode inkuiri dengan menggunakan media permainan monopoli memiliki beberapa keuntungan. Pertama karena permainan adalah sesuatu
yang menyenangkan dan sesuatu yang menghibur. Yang kedua, permainan
memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Yang ketiga
permainan dapat memberikan umpan balik langsung. Yang keempat, permainan
memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran yang sebenarnya di
Masyarakat. Yang kelima, permainan bersifat luwes. ( Sadiman, 2009:75)
Pengembangkan media permainan monpoli sejarah
berbasis diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran
sejarah menjadi pembelajaran yang aktif dan terjalin komunikasi dua arah antara
siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Dengan terjalinnya komunikasi ini
dapat membentuk karakter siswa seperti yang diharapkan dalam para praktisi dan
akademisi di bidang pendidikan. Dengan pengembangan ini menjadikan pembelajaran
yang dulunya tersiolasi menjadi pembelajaran jejaring yang dapat mengakses
informasi dari manapun. Selain itu pengembangan media Inkuiri dengan permainan
diharpakan kekurangan-kekurangan dalam metode inkuiri dapat ditutupi dan tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan masimal.
Pengembangan media permainan monopoli sejarah
berbasis inkuiri bisa diterapkan pada
sub bahasan sejarah pada masa pergerakan nasional karena pada sub bahasan ini memiliki
banyak materi dari organisasi Budi Utomo sampai Sumpah pemuda. Banyak hal-hal
unik dan controversial di materi-materi tersebut yang belum diungkapkan dan
dapat menumbuhkan sikap kritis dan rasa nasionalisme.
Jadi
penelitian mengembangkan metode inkuiri dengan menggunakan media permainan
monopoli sejarah bemaksud untuk memperbaiki
permasalahan-permasalahan yang terjadi
dapam pembelajaran sejarah dan sekaligus menyempurnakan metode inkuiri agar
dapat mudah diterapkan dalam pembelajaran sejarah sehingga pembelajaran sejarah
dapat menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Sekaligus untuk menciptakan
sebuah media permainan alternative yang menyenangkan dan dapat menambah wawasan
sejarah yang dapat dimainkan oleh para siswa.
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaiamanakah analisis kebutuhan
pengembangan metode inkuiri dengan menggunakan media permainan monopoli
sejarah?
2.
Bagaimana pengembangan prototype media
permainan monopoli sejarah?
3.
Bagaimana evektivitas media permainan
monopoli sejarah dalam penerapan metode inkuiri dalam pembelajran sejarah ?
D.
TUJUAN PENELITIAN
1.
Meganalisis kebutuhan pengembangan
metode inkuiri dengan menggunakan media permainan monopoli sejarah
2.
Mendiskripsikan pengembangan prototype
media permainan monopoli sejarah
3. Mendiskripsikan
evektivitas media permainan sejarah dalam penerapan metode inkuiri dalam
pembelajaran sejarah.
E.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat Teoritis.
Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu sejarah khususnya untuk
media dalam mengajarkan ilmu sejarah. Memberikan sumbangan konseptual bagi
perkembangan ilmu pendidikan dan teknolog pendidikan khususnya dalam bidang
media pembelajaran sejarah .
2.
Manfaat Praktis.
2.1. Bagi Peneliti
Untuk menghasilkan
media pembelajaran yang lebih baik dalam mengoptimalkan penyampaian materi pada prose pembelajaran Sejarah pada materi
pokok Pegerakan Nasional.
2.2.
Bagi Peserta didik
Dengan pengembangan media
permainan monopoli sejarah ini diharapkan dapat menjadi variansi dalam
pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar seerta penyerapan materi-materi
pembelajaran sejarah .
2.3.
Bagi Guru
Media pembelajaran permaninan
monopoli sejarah dapat menambah wawasan guru dalam penggunaan media dan
mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sejarah.
F.
TINJUAN PUSTAKA
1.
Penelitian
Terdahulu
Kajian
terhadap penggunaan metode Inkuiri dalam pembelajaran sudah dilakukan oleh
beberapa orang seperti oleh Mufsodah mahasiswa Pendidikan Sejarah UNNES tahun
2011 yang melakukan penelitian Eksperimen metode inkuiri berbasis internet di
SMA N 1 Gringsing kabupaten Batang. Dengan Judul “Eksperimen Metode Pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet Terhadap
hasil Belajar Siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Gringsisng Kabupaten Batang tahun
2010/2011”. Penelitian ini dilator
belakangi kurangnya antusiasme siswa yang menyebabkan hasil pembelajaran
menjadi kurang memuaskan oleh karena itu ia mengeskperimenkan merode inkuiri
berbasis internet dengan tujuan meningkatkan hasil pembelajaran sejarah. Dari
penelitian dapat kelompok eksperimen yang menggunakan metode Ikuiri berbasis
internet mendapatkan hasil belajar lebih baik dari pada kelompok control yang
menggunakan metode ceramah. Dengan metode ini membuat siswa dalam kelompok
eksperimen menjadi aktif dari pada siswa
dikelompok control. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan siswa kelompok eksperimen dan
kelompok control.
Siti
kosfiatun (2013) mengkaji tentang peranan pembelajara sejarah dengan
menggunakan model inkuiri sosial terhadap pembinaan sikap nasionalisme siswa
kelas VIII SMA 30 Semarang. Kajian ini dilatarbelakangi kurangnya kesadaran
nasioalisme. Dengan inkuiri sosial diharapkan dapat mengembangkan kemampuan melalui
proses berfikir yang terpusat pada mengalaman. Penelitian menggunakan metode
studi kasus data diperoleh dengan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru
maupun dengan Siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru memahami peranan
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model inkuiri sosial. Guru sudah
mengerti namun belum menerapkan. Menurut guru nasionalisme siswa mulai menurun.
Dan guru melakukukan metode ini. Setelah
penerapan metode ini mampu meningkatkan aktifitas pembelajaran sekaligus rasa nasionalisme.
Pengkajian
tentang penggunaan metode Inkuiri juga dilakukan oleh Retno Budi Wahyuni (2013)
dengan judul “Pengaruh penerapan model
pembelajaran Inkuiri dengan Mind Map pada pelajaran IPS Sejarah Terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Batang tahun ajaran 2012/2013” Penelitian
emnggunakan metode Quasi Eksperimen. Kelas VIII D digunakan sebagai kelas
eksperiment dan kelas VIII F sebagai kelads control. Variabel dalam penelitian
adalah pembelajaran inkuiri dengan Mind Map dan Hasil belajar sejarah.
Berdasarkan hasil uji hipotesis atau Uji T dua pihak diperoleh hasil ada
kesimpulan ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
control setelah keduanya diberikan perlakuan yang berbeda. Selain itu diperolah hasil jika terdapat
hubungan positif dan signifikan antara aktivitas siswa dengan hasil belajar
siswa menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Mind Map. Simpulan dari
penelitian dna pembahasan adalah penerapan model pembelajaran inkuiri dengan
mind map mampu membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dilihat
dari ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas ekspertimen 91,42% lebih
tinggi dari kelas control 68,71% sehinggan dinilai penggunaan model tersebut
lebih efektif dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa daripada penggunaan
model pembelajaran konvesnional, yaitu ceramah bervariasi. Penggunaan model ini
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa di SMPA 4
Batang .
Pengkajian
dan pengembangan inkuri juga dilakukan
oleh Herry Porda Nugroho Putro yang dimuat dalam jurnal Paamita Vol.22 No.2
Juli 2012 dengan Judul penelitian “Model
Pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kesadaran sejarah melalui pendekatan
inkuiri” Penelitian bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model inkuri
dalam rangka meningkatkan kesadaran sejarah dalam pembelajaran sejarah.
Pengembangan model dilaksanakan dengan uji coba terbatas dan ujicoba luas.
Temuan penelitian ini menghasilkan kesimpulan jika model inkuiri efektif untuk
meningkatkan pemahaman materi dan kesadaran sejarah siswa, relevan digunakan
dalam pemahaman sejarah, efektif untuk meningkatkan kinerja guru, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model inkuiri efektif digunakan untuk meningkatkan
kualitas proses dan produk pembelajaran sejarah.
Penelitian
pegembangan juga dilakukan oleh Kusmana (2008) Mahasiswa Pasca Sarjana UNNES
yang mengembangkan metode inkuiri dengan media analisis ruang untuk
pembelajaran Fisika penelitian dengan judul “Pembelajaran
Inkuiri dengan menggunakan ‘Media Analisis Ruang’ pada Pokok Bahasan Vektor”. Dari data awal dijelaskan jika Vektor yang
merupakan konsep abstrak yang merupakan konsep dasar untuk mempelajari fisika
sulit dipahami oleh siswa. Maka ada usaha untuk membuat konsep Vektor yang
sebelumnya abstrak menjadi lebih nyata dengan merancang sebuah media yang
disebut MAR (Media Analisis Ruang). Setelah melakukan pembuatan media maka
Pemelajaran Inkuiri dengan Media MAR di uji cobakan dengan melakukan
Eksperimen. Setelah dilakukan uji coba didapat hasil yang posistif motivasi
siswa mengalami peningkatan sebesar 56%. Hasil belajar siswa dikelas eksperimen
mencapai ketuntasan minimal, Hasil belajar dikelas eksperimen lebih baik
dibandingkan kelas control, motivasi dan aktivitas memiliki kontribusi 65,6 %
terhadap hasil belajar.
Kajian-kajian
diatas memberikan penguatan tentang arti penting pemanfaatan metode inkuiri
dalam pembelajaran sejarah.. Dari
penelitian Kusmana (2008) dapat diambil kesimpulan jika penerapan metode
inkuiri juga dapat meningkatkan motovasi. Motovasi dan aktivitas siswa memiliki
kontribusi terhadap hasil belajar. Penelitian Herry Porda (2012) Inkuiri dapat
meningkatkan pemahaman materi dan meningkatkan kesadaran sejarah siswa, lebih
dari itu inkuiri juga mampun meningkatkan kinerja guru. Sehingga kualitas
proses dan hasil belajar sejarah meningkat. Oleh karena itu peneliti ingin
mengembangkan petode Inkuiri dengan media permainan sejarah.
Setiap
metode tertentu pastilah menggunakan media tertentu termasuk penelitian yang
sudah dilakukan diatas. Mufsodah (2011) menggunakan Internet sebagai media,
Retono budi wahyuni (2013) menggunakan Main Map. Kusmana (2008)
mengembangangkan media MAR untuk menjalankan metode inkuiri pada mata pelajaran
IPA. Oleh karena itu untuk membedakan kajian ini dengan kajian sebelumnya,
peneliti menekankan pada aspek pengembangan media permainan monopoli sejarah
sebagai upaya mengembangkan media yang sesuai dengan metode inkuiri.
2. Kajian Teoritis
2.1.Metode
Pembelajaran Inkuiri
2.1.1. Pengertian Metode pembelajaran dan Merode
Inkuiri
Metode
pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk menyajikan, menguraikan atau
menyampaiakan materi atau untuk penanaman sikap tertentu kepada siswa agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut
Leo Agung (2013) Metode pembelajaran
adalah cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Guru diwajibkan untuk dapat memilih metode yang tepat agar mampu
menyampaikan materi dan menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik.
Dalam
Pendidikan terdapat banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
proses pembelajaranya. Salah satunya adalah Metode pembelajaran Inkuiri.
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris
Inquiry yang berarti penyelidikan. Inkuiri merupakan suatu teknik atau cara
yang digunakan guru untuk mengajar didepan kelas. ( Roestiyah, 2008: 75).
Pengertian yang diberikan Roestiyah masih merupakan pengertian umum. Made Wena
memberikan penjelasan lebih rinci. Inkuiri merupakan sebuah metode yang
dikembangkan oleh Richard Suchman (1962) untuk mengajar para siswa memahami
proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. (Made Wena, 2009:76).
Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar
discoveri, sebab seseorang siswa harus menggunakan kemampuanya berdiscoveri dan
kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, siswa bertindak sebagai seorang ilmuan. (
Hamalik, 2011:219). Dalam metode Inkuiri pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh oleh siswa diharapkan bukan berasal dari hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. (Achmad Rifa’I dan Catharina
Tri, 2012: 205)
Menurut
Gulo yang dikuti oleh Trianto (2009) menyatakan jika strategi inkuiri berarti
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis,
analistis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh
percaya diri.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan jika Inkuiri adalah sebuah metode
dalam pembelajaran dimana peserta didik dituntut aktif untuk melakukan
penelitian terhadap suatu permasalahan dalam pembelajaran dan dituntut untuk
menemukan penyelesaian atau jawaban dari masalah-masalah tersebut. Dalam metode
ini peserta didik diharapkan mampu mengungkapkan permasalahan dalam pembelajaran
yang meliputi pertanyaan-pertanyaan, mengajukan hipotesis atau dugaan jawaban,
menggali informasi untuk menemukan jawaban, dan menarik kesimpulan dari jawaban
tersebut.
Inkuiri
tercipta melalui konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada situasi
yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan
tujuan akir dari inkuiri adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa
dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat.
Setekah situasi tersebut dapat disajikan pada siswa, mereka diajarkan jika
mereka perlu mengupas aspek dari situasi ini misalnya sifat dan identitas obyek
serta kejadian yang berhubungan dengan kondisi tersebut. (Made Wena, 2009:76).
2.1.2.
Tahapan Inkuiri (Sintaks inkuiri)
Menurut
hamalik Dalam inkuiri siswa dituntut untuk dapat melakukan Proses mental
inkuiri meliputi :
a.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaa tentang
gelaja-gejala alami. Untuk pembelajaran sejarah sendiri dapat dilakukan
mengajukan pertanyaan tentang peristiwa-peristiwa sejarah
b.
Merumuskan masalah-masalah
c.
Merumuskan hipotesis-hipotesis
d.
Merancang pendekatan investigative yang
meliputi eksperimen
e.
Melaksanakan ekperimen
f.
Mensistesiskan pengetahuan ( Hamalik,
2011:219)
Menurut Joice and well (1986) dalam
Made Wena (2009:77) inkuiri secara umum terbagi dalam lima tahap :
a.
Penyajian Masalah (Confrontation with Problem)
Dalam
tahapan ini pengajar menyajikan suatu masalah dan menerangkan prosedur inkuiri
pada siswa. Bentuk masalah perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa.
Masalah berisi suatu kejadian atau masalah yang merangsang aktivitas
intelektual siswa
b.
Pengumpulan data verifikasi ( data gathering – verification)
Siswa
didorongn untuk melakukan pengumpulan informasi mengenai kejadian yang mereka
liat atau alami
c.
Pengumpulan data ekperimental (data gathering-experimental)
Siswa
melakukan ekperimen dengan memasukan hal-hal baru untuk melihat apakah akan
terjadi perubahan. Dalam tahap ini mempunyai dua tugas yaitu melakukan
eksplorasi dan uji langsung.
d.
Organisasi data dan formulasi kesimpulan
(Organizing, formulating and explanation)
Dalam
tahapan ini siswa mengorganisasikan dan mengalisis data untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang telah ditetapkan.
e.
Analisis proses inkuiri (Analysis of the inquiry process)
Siswa
diminta untuk menganalisis pola inkuiri yang telah mereka jalanai, yaitu dengan
menentukan pertanyaan mana yang produktif ( menghasilkan data yang relevan)
atau tipe informasi mana sebenarnya mereka butuhkan, tetapi tidak mereka
dapatkan.
Adapun pelasanaa metode inkuiri,
sebagai berikut : Guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok, dan maisng-masing kelompok mendapatkan tugas
tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari meneliti atau
membahas tugasnya dalam kelompok. Setelah itu hasil kerja mereka dalam kompok
didiskusikan, dan dibuat laporan dengan baik.
Teknik inkuiri juga dapat berjalan
sebagai berikut : guru menunjukan suatu benda /barang/buku yang masih asing
kepada siswa didalam kelas. Semua siswa disuruh mengamati, meraba, melihat
dengan seluruh indra. Kemudian guru memberikan masalah/pertanyaan kepada
seluruh siswa-siswa yang sudah siap dengan jawaban. Jawaban atau pendapat yang
sudah diungkapkan oleh temanya terdahulu tidak dapat diungkapkan lagi. (
Roestiyah, 2008: 75-76).
Langkah-langkah inkuiri dalam
pembelajaran Kontekstul mencakup kegiatan berikut :
a.
Merumuskan masalah
b.
Mengamati atau mengadakan observasi.
Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung mengamati
dan mengumoulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau obyek yang diamati.
c.
Menganalisis dan menyajikan hasil dalma
tulisan, gambar, laporan, bagan,table, dan karya lainya
d.
Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil
karya pada pembaca, teman sekelas, pendidik, atau audiens yang lain :bertanya
jawab dengan teman memunculkan ide-ide baru, melakukan refleksi, menempel
gamber, karya tulis, peta di dinidng kelas, majalah dinding dan sejenisnya
(Rifa’I dan Anni , 2012: 206)
Dari
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan jika Proses atau tahapan Inkuiri
meliputi :
a.
Mengajukan atau menganalisis pertanyaan
atau permasalahan
b.
Mengajukan hipotesis atau pemikiran awal
c.
Mengumpulkan data untuk menjawab
pertanyaan
d.
Membuat kesimpulan jawaban pertanyaan
yang sudah diajukan
2.1.3.
Keunggulan Teknik Inkuiri
Menurut
Roestiyah kelebihan pembelajaran inkuiri yang dapat ditemukan antara lain :
a.
Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept”
pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide
yang lebih baik
b.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan
transfer pada situasi proses belajar yang baru
c.
Mendorong siswa untuk berfikir dan
bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka
d.
Mendorong siswa untuk belajar berfikir
dan bekerja atas inisiatif sendiri dan merumuskan hipotesisnya sendiri
e.
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsic
f.
Situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang
g.
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan
individu
h.
Memberi kebebasan siswa untuk belajar
sendiri
i.
Siswa dapat menghindari siswa dari
cara-cara belajar tradisional
j.
Dapat memberikan waktu pada siswa
secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (
Roestiyah, 2008: 76-77)
Adapun kelebihan metode inkuiri menurut
Sumantri dan Permana, (2000:143) yang dikutip dalam Listriani (2013) adalah
a.
Siswa ikut ber-partisispasi secara aktif
di dalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan pada proses
pengolahan informasi pada peserta didik,
b.
Siswa benar-benar dapat memahami suatu
konsep dan rumus, sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep
atau rumus tersebut,
c.
Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan
menimbulkan semangat ingin tahu para siswa,
d.
Dengan menemukan sendiri siswa merasa
sangat puas dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik siswa
terpenuhi,
e.
Guru tetap memiliki kontak pribadi,
f.
Penemuan yang diperoleh peserta didik
dapat menjadi kepemilikan yang sangat sulit dilupakan.
2.1.4.
Kekurangan Inkuiri
Dari
Sitaks yang di jabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan beberapa kekurangan
yang ada dalam metode inkuiri :
a.
Diperlukanya minat siswa terhadap
pembelajaran sejarah karena siswa harus aktif mengajukan masalah. Jika siswa
tidak memiliki minat yang cukup tinggi siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan
yang relevan.
b.
Diperlukan waktu yang lama untuk semua
proses dalam inkuiri terutma proses pengumpulan data
c.
Sumber-sumber yang digunakan terkadang
sulit didapat.
d.
Pembahasan permasalahan terkadang
melebar.
2.2. Media pembelajaran.
Media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan entuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Atau dapat juga berasal dari
kata Medόё yang berarti perantara
atau pengaangantar pesan.
2.2.1.
Pengertian Media Pembelajaran
Gagne dalam Sadiman (2009:6)
menyatakan jika media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara Briggs memberikan pendapat jika
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar.
Rossi dan Breidle dalam
Sanjaya (2008:204) menyatakan jika media pembelajaran adalah seluruh alat dan
bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan, seperti radio, tv, buku,
Koran, majalah, dan lain sebagainya.
Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung
usaha-usaha pelaksanaan PBM yang menjurus kepada pencapaian tujuan
pembelajaran. (Agung, 2013:118).
Dari beberapa pengertian para ahli
diatas dapat diambil kesimpulan jika Media adalah segala sesuatu baik alat
maupun lingkungan dan yang ada didalamnya yang dapat digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
2.2.2.
Fungsi, Peran dan Mafaat Media
Pembelajaran
Fungsi
dan peran media pembelajaran secara khusus diungkapkan oleh Sanjaya (2008:210):
a.
Menangkap suatu obyek atau
peristiwa-peristiwa tertentu
b.
Memanipulasi keadaan, peristiwa, obyek
tertentu
c.
Menambah gairah dan motivasi belajar
siswa
d.
Memiliki beberapa nilai praktis, seperti
mengatasi keterbatasan pengalaman siswa, membatasi batasan ruang interaksi
kelas, memungkinkan terjadinya interaksi langsung siswa dengan lingkungan,
memberikan pengalaman baru yang menyeluruh dari hal konkret sampai abstrak.
Fungsi media pembelajaran menurut
(Agung, 2013:118) :
a.
Dapat membantu kemudahan belajar bagi
siswa dan kemudahan mengajar bagi guru
b.
Melalui alat bantu, pembelajaran abstrak
dapat diwujudkan dalam bentuk yang lebih konkret
c.
Jalanya pembelajaran tidak memosankan
dan tidak monoton
d.
Lebih dapat menarik perhatian dan minat
siswa
Kegunaan media pembelajaran menurut
Daryanto (2010:5)
a.
Memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis
b.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
tenaga dan daya indra
c.
Menimbulkan gairah belajar, interaksi
lebih langsung antara murid dengan sumber belajar
d.
Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai
dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestiknya.
e.
Memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman dan menimbulkan presepsi yang sama
Jadi dari beberapa pendapat pakar diatas
dapat disimpulkan kegunaan media pembelajaran antara lain :
1.
Mempermudak proses pembelajaran dikelas
2.
Menjadikan konsep yang abstrak menjadi
lebih kongkret
3.
Meningkatkan minat siswa terhadap
pembelajaran
4.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
biaya dan daya indra.
2.2.3.
Permainan sebagai jenis media
pembelajaran
Permainan atau games adalah setiap kontes
antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti
aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. (Sadiman, 2009:75).
` Permainan dapat memberikan lingkungan
kompetitif yang didalamnya para pemelajar mengikuti aturan yang telah
ditetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan pendidikan yang menantang.
(Smaldino,2008:39)
Permainan harus empunyai empat komponen
utama yaitu: (a) Adanya pemain; (b) adanya lingkungan dimana peserta permainan
dapat berinteraksi; (c) adanya aturan-aturan main; (d) adanhya tujuan-tujuan
tertentu yang hendak dicapai. (Sadiman, 2009:76).
Permainan sering kali mengharuskan para
pemelajar untuk menyelesaikan masalah, kemampuan untuk menghasilkan solusi,
atau memperlihatkan kemampuan untuk penguasaan atas konten spesifik yang
mengharuskan tingkat akuransi dan efisiensi yang tinggi. Permainan juga
memberikan pengalaman belajar yang beraneka ragam. Dengan melakukan permainan
siswa mulai mengenali pola yang ada dalam situasi tertentu. (Smaldino, 2008:39)
Permainan juga memliki kelemahan atau
kekurangan antara lain karena asyik atau karena belum mengenal teknis
pelaksanaan permainan jadi salah dipergunakan, dalam mensimulasikan situasi
sosial permainan cenderung terlalu menyedrhanakan konterks sosialnya sehingga
tidak mustahil siswa justru memperoleh kesan yang salah, kebanyakan permaianan
hanya melibatkan beberapa orang siswa saja padahal keterlibatan seluruh siswa
sangatlah penting agar proses belajar lebih efektif(Sadiman, 2009:80), Beberapa
permainan terutama permainan computer sangat mahal untuk dibeli, tujuan
pembelajaran makin hilang karena adanya keinginan untuk menang dibanding
sekedar belajar. (Smaldino, 2008:40)
2.3.Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah terjemahan dari kata
instruction yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan diamerik. Istilah ini
banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-holistik, yang menempatkan
siswa sebagai sumber belajar. Selain itu juga dipengaruhi oelh perkembangan
teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuati
lewat berbagai macam media sehingga mendorong terjadinya perubahan peranan guru
dalam mengelola proses belajarmengajar dari guru sebagai sumber belajar menjadi
sebagai fasilitator. (Wina Sanjaya, 2008: 27)
Pembelajaran adalah proses kerja sama
antara guru dan siswa dalamnpemanfaatan segala potensi dan sumber yang ada,
baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat,
bakat, dan kemampuan belajar yang dimiliki termasuk gaya belajar , maupun
potensi dari luar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar
sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu. (Agung, 2013:3)
Jadi konsep pembelajaran menekankan pada
aspek kerja sama siswa dan guru untuk memanfaatkan segala fasilitas
pembelajaran yang ada guna mencapai tujuan pembelajaran yang letah ditentukan
sebelumnya.
Pembelajaran sejarah pada hakikatnya
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi untuk berfikir kronologis dan memiliki
pengetahuan tentang masa lampau yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan
proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya
dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa ditengah kehidupan mayarakat
dunia. (Agung, 2013:56). Pembelajaran sejarah memiliki tujuan yang tidak hanya
pada aspek kognitif tetapi juga menyangkut aspek afektif yang berupa
menumbuhkan jati diri bangsa.
Pembelajaran sejarah berfungsi untuk
menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat
dalam dimensi waktu dan untuk membangun prespektif serta kesadaran sejarah
dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa dimasa lalu, kini,
dan masa depan tentang perubahan dunia. (Agung, 2013:56). Jadi fungsi
pembelajaran sejarah tidak hanya untuk melihat masa lalu. Pembelajaran sejara
berfungsi sebagai spion kehidupan. Berguna untuk melihat masa lalu saat kita
berjalan maju agar kita tidak mengulangi kesalah dimasa lalu.
Oleh karena begitu luasnya tujuan dan
fungsi pembelajaran sejarah, tidak semua
tujuan tersebut dapat dicapai. Hal ini dikarenakan pembelajaran sejarah yang
berlangsung saat ini memiliki beberapa kekurangan. Pramono (2012) mengungkapakn kelemahan dapam
pembelajaran sejarah adalah ketidak mampuan mahasiswa mengimplementasikan
konsep-konsep pendididkan sejarah sehingga mereka cenderung tidak memiliki
kemampuan untuk berfikir secara sistematis dan analistis, serta tidak mampu
memecahkan masalah-msalah kehidupan secara obyektif. Disamping itu pendidikan
sejarah tidak mampu membentuk katakter dan nilai-nilai peradaban dikalangan
mahasiswa. Penelitian ini juga berlaku untuk kalangan pesarta didik di tingkat
menengah.
2.3.1.
Pembelajaran Sejarah Materi Pergerakan
Nasional
Sejarah
pergerakan Nasional adalah sebuah materi dalam pembelajaran sejarah. Pada
kurikulum 2013 terdapat pada kelas XI
dalam Kompetensi dasar 3.3. yaitu Menganalisis strategi perlawanan Bangsa
Indonesia terhadap penjajahan bangsa barat di Indonesia sebelum dan sesudah
abad ke 20. Dalam Kompetensi dasar 3.4. menganalisis persamaan dan perbedaan
pendekatan dan strategi pergerakan nasional pada masa awal kebangkitan
nasional, Sumpah pemuda dan sesudahnya hingga proklamasi. Dan pada Kompetensi
dasar 3.5. Menganalisis peranan tokoh-tokokh Nasional dan daerah dalam
perjuangan menegakan Republik Indonesia.
Materi
sejarah pergerakan nasional meliputi organisasi-organisasi pergerakan nasional
yang muncul mulai dari Budi Utama hingga Sumpah pemuda. Selain itu juga
meliputi tokoh-tokoh pergerakan. Dari materi-materi ini banyak materi yang
masih menjadi kontroversi, diantaranya mengapa Budi Utama yang ditetapkan
sebagai organisasi pergerakan nasional oleh Belanda bukan Sarekat islam yang
anggotanya lebih banyak? Bagaimana Indische Partij bergerak di Belanda. Dan
masih banyak lagi materi-materi menarik dalam materi sejarah pergerakan
nasional.
G. Kerangka Berfikir.
Penelitian dimulai dari analisis
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah. Analisis permasalahan
dilakukan dengan melakukan studi lapangan yaitu dengan melakukan wawancara
dengan siswa dan guru juga dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran
yang ada. Selain itu analisis masalah
juga dilakukan melalui kajian kepustakaan yaitu lewat buku-buku.
Dari hasil analisis di dapat hasil jika pembelejaran
masih monoton dan tidak menggunakan metode-metode yang menyenangkan dan
mengaktifkan. Oleh karena itu dapat dibuat sebuah media yang berbasis metode
inkuiri untuk mendukung pembelajaran sejarah. Maka dibuatlah prototype
permainan monopoli berbasis inkuiri.
Permainan monopoli sejarah berbasis inkuiri dapat
meningkatkan efektifitas pembelajaran sejarah hal ini dikarenakan dalam
permainan ini menekankan metode inkuiri, dimana dalam metode inkuiri siswa
dituntut untuk menentukan sendiri permasalahan, mencari jawaban atas
permasalahanya dan mensintesiskan jawabanya. Guru dalam pembelajaran berbasisi
inkuiri hanya melengkapi jawaban atas permasalahan yang telah ditemukan oleh
siswa.
H.
METODE PENELITIAN
1.
Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan “Penelitian dan Pengembangan” atau
“Research and development” . Penelitian
ini adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk. (Sugiyono, 2009: 297). Pada penelitian dan pengembangan
ini terdapat sebuah proses untuk menghasilkan sebuah produk baru atau digunakan
untuk menyempurnakan produk yang terlah ada sebelumnya. (Sukmadinata, 2009:164)
Dalam
bidang pendidikan Penelitian dan
Pengembangan atau R&D merupakan metode penghubung antara hasil-hasil
penelitian dasar (basic research), yang memusatkan perhatian pada
fenomena-fenomena dasar dan antara penelitian terapan (applied research) yang
memusatkan perhatian tentang praktik pendidikan. (Sukmadinata, 2009:166)
2.
Tahapan Penelitian dan Pengembangan
Dalam sebuah
penelitian tentulah memiliki langkah-lanhkah tertentu yang sistermatis, begitu pula dalam R&D.
Langkah-langkah dalam R&D menunjukan
sebuah siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan permasalahan yang
membutuhkan pemecahan dengan menggunakan produk tertentu. Langkah selanjutnya
adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk dari produk yang
akan dihasilkan. Setelah itu dilakukan pembuatan draf produk atau produk awal
yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan dilapangan dengan
sampel secara terbatasdan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama
kegiatan uji coba dilakuakn pengamatan dan evaluasi. Kegiatan evaluasi dan
penyempurnaan dilakukan secara terus-menerus sampai dihasilkan produk yang yang
terbaik dan produk standa. Untuk menguji keampuhan produk dilakuakan pengujian
mutu hasil dengan menggunakan metode eksperimen. (Sukmadinata, 2009:165)
Adapun langkah-langkah dari penelitian R&D
menenurut Sugiyono, (2009: 298 ). adalah
sebagai berikut :
3.
Subyek Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengetahui efektifitas
produk adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu
suatu cara untuk mencari sebab akibat antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan menyisihkan faktor- faktor lain yang mengganggu
(Suharsimi, 2001:128). Karena
menggunakan metode eksperimen, maka terdapat dua subyek yang terbagi dalam dua
kelompok
3.1. Kelas
Eksperimen
Kelas eksperimen adalah kelompok
kelas yang diberikan tindakan berupa pemakaian media monopoli sejarah berbasis
inkuiri.
3.2.Kelas Kontrol
adalah kelas yang tidak diberikan rindakan kelas. Kelas ini berfungsi untuk
membandingkan dengan kelas yang diberikan tindakan.
4.
Sumber Data
4.1.Informan.
Informan
yang pilih untuk mendapatkan data adalah siswa dan Guru. Data yang dapat diperoleh
dari siswa adalah data tentang pembelajaran sejarah yang berlakukan saat ini,
presepsi siswa terhadap pembelajaran sejarah saat ini, kekurangan dan kelebihan
pembelajaran sejarah yang dialami siswa. Data yang dapat diperoleh dari guru
adalah sistem pepmbelajaran yang diterapkan guru, hambatan-hambatan yang
dialami guru dalam proses belajar-mengajar setiap hari. Selain itu dapat
diperoleh penjelasan hasil belajar yang diperoleh siswa
4.2.Peristiwa atau
Aktifitas
Dari
peristiwa atau aktifitas yang diamati dapat diperoleh data tentang kegiatan
pembelajaran sejarah yang dilakukan dikelas. Minat siswa terhadap pembelajaran
dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
4.3.Dokumen dan
Arsip
Dari
dokumen atau arsip yang berupa Silabus, RPP, dan Bahan ajar yang dimiliki oleh
guru kita dapat mengidentifikasi jalanya pembelajaran dan kekurangan-kekurangan
dalam pembelajaran sejarah yang dapat diperbaiki. Selain dokumen atau arsip
juga dapat berupa rekap hasil nilai siswa yang dapat digunakan menjadi acuan
saat akan melakukan uji eksperimen.
5.
Tehnik Pengumpulan Data
5.1.Wawancara
Wawancara
merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan terhadap sumber data yang
berupa informan. Wawancara adalah suatu bentuk pengumpulan data yang banyak
digunakan dalam penelitian diskripstif kualitatif yang dilakukan secara lisan
dalam pertemuan tatap muka baik secara individual atau berkelompok.
(Sukmadinata, 2009:216) . Tehnik wawancara dilakukan apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara lebih teliti dan juga ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit.
(Sugiyono,2009:137). Untuk mempermudah wawancara peneliti sebelumnya menyususn
isntrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan.
5.2. Obeservasi
Menurut
Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Sugiyono (2009: 145) Observasi merupakansuatu proses yang
kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua
diantara yang pendting adalah pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini observasi
dilakukan langsung terhadap pembelajaran sejarah yang terjadi dalam kelas.
Untuk mempermudah jalanya observasi terlebih dahulu peneliti menyususn
instrument observasi. Data yang diperoleh dari observasi adalah data kegiatan
pembelajaran dikelas, keaktifan siswa, kekurangan dan kelebihan pembelajaran,
dan potensi-potensi didalam kelas yang dapat dikembangkan.
5.3.Angket
Angket
adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
(Sugiyono,2009:142). Angket merupakan cara pengumpulan data secara tidak
langsung, artinya angket diisi sendiri oleh responden, jadi peneliti tidak
hasrus selalu bertemu langsung dengan responden. (Sukmadinata, 2009: 218)
Angket
ini digunakan untuk penilaian ahli materi dan ahli media serta untuk mengetahui
mengetahui aktifitas dan respon positif
siswa terhadap media pembelajaran sejarah menggunakan media permainan
monopoli sejarah.
5.4.Tes
Tes
adalah seperangkat rangsangan (stimuli)
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (Margono. 2009:170).Dalam
penelitian tes yang dilakukan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar
digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dalam kurun
waktu tertentu. (Sukmadinata, 2009: 223)
Sebelum
melakukan tes perlu dilakukan uji validitas instrument tes yang meliputi :
5.4.1.
Uji validitas
Sugiyono
(2010:172) menyatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.
Cara menghitung
validitas butir instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengkorelasikan sekor total. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Ket : rxy
= Besarnya korelasi
N =
jumlah subjek
X = skor soal yang dicari validitasnya
Y = skor
total
Uji validitas digunakan untuk menguji soal tes hasil
belajar siswa. instrumen dinyatakan valid apabila rxy lebih besar
dari rtabel, dan sebaliknya jika rxy lebih kecil dari rtabel,
maka instrumen tersebut tidak valid.
5.4.2. Uji
Reliabilitas
Margono
(2009:181) menyatakan bahwa reliabel lebih mudah dimengerti, dengan
memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yaitu: (1) kemantapan, (2)
ketepatan dan (3) homogenitas. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji soal
tes hasil belajar siswa.
Cara menghitung
validitas butir instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Kuder and Richardson (KR-20) adalah sebagai berikut:
(Sugiyono.
2010:186)
Keterangan
:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = banyaknya item dalam instrumen
S2 =
Variasi skor total
p = proporsi banyaknya subjek yang menjawab
betul pada item 1
q = (q = 1 – p)
5.4.3.
Daya Beda soal
Daya beda soal
adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang
pandai (Arikunto, 2006:211). Soal disebut mempunyai daya pembeda baik jika soal
itu dijawab benar oleh sebagian besar siswa yang pandai dan dijawab salah oleh
sebagian besar siswa yang berkemampuan rendah.
Langkah-langkah
yang dilakukan adalah:
1)
Seluruh siswa tes dibagi 2 yaitu
kelompok atas dan kelompok bawah.
2)
Seluruh pengikut tes diurutkan mulai
dari yang mendapat skor teratas sampai terbawah.
3)
Menghitung indeks diskriminasi soal
dengan rumus :
DP =
(Arikunto, 2006:213)
Keterangan
:
DP
= daya pembeda.
JBA
= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas.
JBB
= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah.
JSA
= banyaknya siswa pada kelompok atas.
Kriteria
daya beda soal menurut Arikunto (2006:218) adalah :
D
≤ 0.00 : sangat jelek
0.00
< D ≤ 0.20 : jelek
0.20
< D ≤ 0.40 : cukup.
0.40
< D ≤ 0.70 : baik.
0.70 < D ≤ 1.00 :
sangat baik.
5.4.4.
Tingkat kesukaran
Menurut Arikunto
(2006:207) taraf kesukaran soal adalah seberapa mudah soal atau sulit soal bagi
kelompok siswa. Ditinjau dari tingkat kesukaran, soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sukar dapat
menyebabkan siswa cepat putus asa. Jadi soal baik adalah soal yang memiliki
taraf kesukaran seimbang, artinya soal
tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran soal.
Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus :
IK = (Arikunto,
2006:208)
Keterangan
:
IK = indeks kesukaran.
JBA
= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas.
JBB
= jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA
= banyaknya siswa pada kelompok atas
jSb
= banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
indeks kesukaran soal dalam Arikunto (2006:210) adalah :
P
= 0.00 : sangat sukar
0.00
< P ≤ 0.30 : sukar
0.30
< P ≤ 0.70 : sedang
0.70
< P ≤ 1.00 : mudah
P
= 1.00 : sangat mudah
6.
Tehnik Analisis Data
Analisis
data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh.
(Sugiyono, 2009:244) .Dalam penelitian dan pengembangan terdapat dua tehnik
analisis data. Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis kulaitatif, dan
selanjutnya menggunakan analisis kuantitatif. Kedia tehnik analisis data
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
6.1.Tehnik analisis
Kualitaif
Pada
tahap awal terdapat tahapan analisis masalah dimana dalam pengumpulan data
untuk menganalisis masalah tersebut menggunakan metode studi pustaka,
observasi, wawancara. Data-data ini merupakan data kualitatif oleh karena itu
perlu dilakukan analisis dengan tehnik interaktif, yaitu melalui tahapan : Pertama melakukan reduksi data, yang
dilakukan dengan cara meringkas semua data yang diperoleh, yang kedua melakukan
sajian data yang disusun berdasarkan pokok-pokok isi yang terdapat dalam
reduksi setelah itu disusunmenggunakan kalimat yang sistematis, yang ketiga
adalah dengan penarikan kesimpulan dari data.Tahapan ini dilakukan saat
pengambilan data secara berulang-ulang hingga peneliti merasa data yang
diperlukan sudah cukup.
6.2.Tehnik analisis
Kuantitatif
Analisis
kuantitatif dilakukan dalam dua tahap. Yaitu tahap awal pada saat sebelum
diterapkan tindakan pada kelas eksperimen
dan tahap yang kedua setelah diberlakukan tindakan pada kelas
eksperimen. Pada kedua tahapan ini diberlakukan teknih analisis data yang sama,
yang meliputi
6.2.1.
Uji normalitas data
Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data nilai pre test dan post test berdistribusi
normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah teknik
chi kuadrat.
(Sudjana, 2002:273)
Keterangan
:
x2 = harga chi-kuadrat.
k =
jumlah kelas interval.
Oi = frekuensi hasil pengamatan.
Ei = frekuensi yang diharapkan.
Kriteria pengujian: jika x2 hitung
< x2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dan taraf
signifikan 5 % maka populasi berdistribusi normal.
6.2.2.
Uji
homogenitas data
Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berawal dari kondisi ‘yang
sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan hasil “t yang akan
digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan
menyelidiki apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak.
Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:
Ho = varian kedua kelompok sama
(homogen)
Ha = varian kedua kelompok tidak
sama (tidak homogen)
Pengujian kesamaan dua varians
digunakan rumus sebagai berikut:
(Sudjana,
2005:250)
Keterangan:
Vb
= varians yang terbesar.
Vk
= varians yang terkecil.
Untuk
menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak maka Fhitung
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan α= 5%
dengan dk pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut =
banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika Fhitung < Ftabel
maka Ho diterima. Yang berarti kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang
sama atau dikatakan homogen.
6.2.3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji Perbedaan dua rata-rata sebelum perlakuan diberikan untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas sampel. Jika kedua rata-rata
sebelum perlakukan sama maka dapat diberlakukan metode yang berbeda Hipotesis
yang digunakan adalah:
Ho : tidak ada perbedaan rata-rata
Ha : ada perbedaan rata-rata
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t’=
(Sudjana, 2005:239)
Keterangan :
= Nilai rata- rata pre test kelompok
eksperimen
= Nilai rata- rata pre test kelompok
kontrol
S = Varians kelompok eksperimen
S = Varians kelompok kontrol
= Banyaknya
anggota kelompok eksperimen
= Banyaknya
anggota kelompok kontrol
S2 = varians gabungan
Dengan kriteria pengujian: terima
Ho jika – ttabel < thitung < ttabel
dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 dan tolak Ho untuk harga t lainnya.
Seletah pemberian media maka
dilakukan pengujian dengan metode yang sama. Dengan kata lain dilakukan
pengulangan metode analisis data.
7.
Prosedur Pelaksanaan
Penelitian
7.1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan tehnik studi pustaka dan
srrudi lapangan. Studi pustaka dilakukan dengan menganalisis dokumen-dokumen
yang didapat dari guru seperti silabus, RPP, dan bahan ajar untuk mengetahui
seperti apakah proses pembelajaran sejarah. Selain itu studi pustaka dilakukan
dengan membaca buku-buku sumber dan Peraturan Mentri Pendidikan tentang
pembelajaran sejarah yang diharapkan.
Tehnik analisis kebutuhan yang kedua dilakukan dengan Observasi
dan wawancara. Obeservasi dilakukan untuk mengamati pembelajaran sejarah yang
sedang berlangsung dan untuk memperoleh data kekurangan-kekurangan dalam
pembelajaran sejarah yang ada. Selain itu dilakukan wawancara dengan guru dan
siswa. Wawancara dengan guru dilakukan untuk memperoleh data kekurangan
pembelajaran sejarah yang ada dan hambatan-hambatan yang ditemui guru dalam
pembelajaran sejarah. Wawancara kepada siswa dilakukan untuk memperoleh data
hambatan-hambatan siswa dalam pembelajaran sejarah.
7.2. Desain Produk
Desain produk yang dilakukan dengan menganalisis materi
pembelajaran kemudian mengimplementasikan materi pembelajaran dalam media
monopoli sejarah berbasis inkuiri. Pada
saat mengimplementasikan materi pelajaran ini melibatkan siswa untuk
mengungkapkan masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang akan
diimplementasikan dalam permainan. Hal ini untuk melakukan tahapan dalammetode
inkuiri.
7.3. Validasi ahli
Validasi ahli
bertujuan untuk menilai apakan rangcangan produk baru sesuai dan dapat
menikatkan efektifitas pembelajaran sejarah. Validasi produk dilakukan dengan
menghadirkan pakar atau tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidang media
pembelajaran untuk menilai produk yang dirancang. Penilaian pakar atau ahli ini
bertujuan untuk melihat kekurangan produk
agar dapat diperbaiki kelmbali.
7.4. Perbaikan Produk
Perbaikan produk dilakukan setelah tahapan validasi ahli.
Perbaikan dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada produk tersebut.
7.5.Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan dengan menggunakan tehnik quasi
eksperimen dengan cara membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan media
monopoli sejarah dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah biasa.
Analisis data dilakuakn dengan uji t dua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Agung,
Leo , 2013. Perencanaan Pembelajran Sejarah.
Yogyakarta : Penerbit Ombak,
Heri
Porda nugroho . 2012. “Model pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kesadaran
sejarah melalui pendekatan inkuiri”. Jurnal Paramita, VOL. 22(2).
Roestiyah.
2008 . Strategi Selajar Mengajar .
Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman,
S Arief, dkk. MEDIA PENDIDIKAN
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali pers.
Suwito
Eko Pramono.2012. “Perbaikan konsep
kesalahan pembelajaran sejarah melalui metode pemecahan masalah dan diskusi”. Jurnal Paramita .VOL. 22 (2)
Trianto.
2007. Model-model pembelajaran inovatif
beraliran konstruktifistik. Jakarta : Prestasi Pustaka
Wina
Sanjaya. 2005. Straregi pembelajaran
. Jakarta : Kencana
W.Gulo.
2005. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Gramedia
Wena,
Made. 2009.Strategi PembelajaranInovatif Kontemporer.
Jakarta:BumiAksara.
Hamalik,
Oemar.2011. Proses BelajarMengajar .BumiAksara.
Sanjaya,
Wina. 2008. StrategiPembelajaranBerorientasiStandar
Proses Pendidikan.Bandung :Kencana.
Daryanto.2010.Media Pembelajaran.Yogyakarta:Gava Media.
Sadiman,
Arief S., dkk.2009.Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, danPemanfaatannya.Jakarta:Rajawali Pers.
Smaldino, dkk.1986/ 2008.Instructional
Media. New York : Macmillan Publishing Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...