BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Semangat
Nasionalisme adalah suatu gejala historis yang lahir dan berkembang sebagai
jawaban terhadap kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang khusus yang ditimbulkan oleh situasi
colonial. ( Hans Kohn dalam Kardiat
Wiharyanto , 2012 : 1) Semangat Nasionalisme merupakan semangat kebangsaan yang
sudah ada sejak zaman kerajaan. Semangat inilah yang melatarbelakangi berbagai
bentuk pemberontakan terhadap pemerintahan colonial seperti pemberontakan
Maluku, Pemberontakan Saparua, Perang Diponegoro dan
pemberontakan-pemberontakan lain yang terjadi di Nusantara. Namun semua
pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh pemerintahan colonial karena sifatnya
yang masih kedaerahan.
Pada
20 Mei 1908 di gedung sekolah Kedokteran Jawa (STOVIA) Sutomo dan kawan-kawan
membangkitkan kembali semangat nasionalisme
yang dalam artian lebih luas dan lebih modern. Dalam menunjukan rasa
Nasionalismenya mereka membentuk organisasi pergerakan nasional pertama yang
bersifat modern yaitu Budi Utomo.
Dua
Puluh tahun kemudian pada 28 Oktober 1928 dibangkitkan kembali semangat
nasionalisme itu. Bila organisas-organisasi pergerakan sebelumnya masih
bersifat kedaerahan, berdasarkan agama ayau kepentingan tertentu. Pada Sumpah
pemuda ini semua pemuda bertekat akan meninggalkan semua rasa etnosentrisnya
dan melebur dalam sebuah wadah yang utuh tidak berbentengkan suku ras agama dan
golongan tertentu.
Sumpah
Pemuda merupakan Perpaduan tekat para pemuda yang dengan penuh semangat di
ikrarkan dalam kata-kata yang di sebut Sumpah Pemuda. Jika Budi Utomo adalah
sebuah ikrar kata maka sumpah pemuda mengambil bentuk yang lebih nyata. Namuan
banyak peristiwa yang tak terungkap. Apakah sebenarnya sumpah pemuda itu? Siapa
yang ada dibalik peristiwa besar ini dan bagaimana organisasi- organisasi
pergerakan yang berbeda latar belakang mampu bersatu dalam ikrar Sumpah Pemuda
ini?
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
saja organisasi yang didirikan pemuda sebelum Sumpah Pemuda?
2. Apakah
latar belakang di selenggarakanya kongres pemuda I Ddan II sebagai awal Sumpah
pemuda.?
3. Bagimanakah
reaksi-reaksi organisasi pergerakan Indonesia lainya terhadap Sumpah Pemuda?
4. Apakah Makna dibalik Sumpah Pemuda?
C. TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
menyebutkan dan menjekaskan organisasi pemuda apa sajakah yang muncul sebelum
Sumpah Pemuda
2. Menjelaaskan
latar belakang, proses dan dampak dari pada Konggres Pemuda I dan II yang
sebagai suatu peristiwa yang mengawali adanya Sumpah Pemuda
3. Menjelaskan
rekasi organisasi-Organisasi Pergerakan Kemerdekaan lain terhadap Ikrar Sumpah
Pemuda
4. Menjelaskan
Makna Dibalik Sumpah Pemuda.
BAB
II
ISI
1. ORGANISASI
PEMUDA YANG MUNCUL SEBELUM SUMPAH PEMUDA
1.1.Tri
Koro Dharmo
Tri
Koro Darmo adalah organisasi pemuda yang merupakan bagian dari Budi Utama. Tri
Koro Darmo lahir dari rasa ketidakpuasan dari golongan muda atas gerak langkah
Budi Utama yang cenderung konservatif dan kurang bisa menampung aspirasi para
pemuda. Pada7 Maret 1915,di Gedung Boedi Oetomo Stovia Jakarta, para pemuda
sepakat untuk mendirikan organisasi pemuda yang berfungsi sebagai tempat
latihan bagi calon-calon pemimpin bangsa atas dasar kecintaan kepada tanah
airnya. Perkumpulan para pemuda itu diberi nama Tri Koro Dharmo, yang
mengandung arti tiga tujuan yang mulia. Jabatan ketua diemban oleh oleh Satiman
Wirjosandjojo, wakil ketuan Soenardi (Mr.Wongsonegoro), dan sekertaris Soetomo.
Pengurus lain diantaranya adalah Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman.
Sesuai
dengan namanya, Tri Koro Dharmo memiliki tujuan, yaitu:Menyelenggarakan
pertalian antara murid-murid bumi putra di berbagai sekolah, Mengusahakan
peningkatan kemampuan umum, Membangkitkan minat dan mempertajam rasa terhadap
bahasa dan budaya di wilayah Indonesia[1]
Pada
12 Juni 1918, Tri Koro Dharmo yang sejak 1917 diketuai oleh Sutardiaryodirejo
melakukan kongres di Solo. Kongres itu menghasilkan dua keputusan, yaitu
tentang ruang lingkup keanggotaan dan nama organisasi, serta mengenai
kepengurusannya. Nama Tri Koro Dharmo yang sangat jawasentris diganti dengan
nama Jong Java. Dengan begitu diharapkan pemuda-pemuda Sunda, Madura, Bali, dan
Lombok diharapkan bisa ikut memasuki organisasi tersebut. Tujuan pengubahan
organisasi adalah untuk membangun persatuan Jawa Raya, yang dapat dicapai
dengan jalan mengadakan suatu ikatan yang baik di antara murid-murid sekolah
menengah, berusaha meningkatkan kepandaian anggotanya, dan menimbulkan rasa
cinta terhadap budaya sendiri. Dalam kongres itu, dipilihlah Sukiman
Wirjosandjojo sebagai ketua. Beliau inilah yang di kemudian hari terpilih
menjadi ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda.
Sampai
kongres terakhirnya pada 23 Desember 1929, Jong Java telah sepuluh kali
melakukan kongres, dan menghasilkan keputusan-keputusan penting yang sangat
berpengaruh terhadap perjuangan para pemuda di masa selanjutnya.
Keputusan-keputusan tersebut diantaranya adalah :Disetujuinya seorang wanita
untuk duduk dalam pengurus besar dan anggota redaksi majalah Jong Java, serta
usaha untuk menterjemahkan surat-surat yang ditulis oleh Kartini. Ini berarti
pengakuan hak wanita disamakan dengan pria sebagai kelanjutan usaha emansipasi
Kartini. Pada kongres ketiganya, bahasa-bahasa daerah seperti Jawa, Bali,
Sunda, Makasar, dan Lombok boleh dipergunakan, asalkan dengan diterjemahkan
dalam bahasa Belanda. Adanya cita-cita untuk membangun Jawa Raya dengan jalan
membina persatuan diantara golongan-golongan di Jawa dan Madura untuk mencapai
kemakmuran bersama. Walaupun masih sebatas Jawa dan Madura, hal tersebut
menjadi bibit awal bagi terbentuknya integrasi bangsa.[2]
Setelah
kongres pemuda I pada tahun 1926, faham persatuan dan kebangsaan Indonesia
semakin meningkat di kalangan anggota Jong Java. Pada kongres VII 27-31
Desember 1926 di Surakarta, Jong Java yang diketuai Sunardi Djaksodipuro
(Mr.Wongsonegoro) membuat putusan untuk merubah tujuan dan ruang gerak
organisasi tersebut. Tujuan tidak hanya membangun Jawa Raya saja, tetapi pada
saatnya nanti, Jong Java juga harus bercita-cita membangun persatuan dan
membangun Indonesia Merdeka. Ruang lingkup yang dirambah organisasi tersebut juga
mulai memasuki dunia Politik. Pada tahun 1928, organisasi ini siap bergabung
dengan organisasi kepemudaan lainnya dan ketuanya R. Koentjoro Poerbopranoto,
menegaskan kepada anggota bahwa pembubaran Jong Java, semata-mata demi tanah
air. Oleh karena itu, maka terhitung sejak tanggal 27 Desember 1929, Jong
Javapun bergabung dengan Indonesia Moeda.
1.2.Jong
Sumatranen Bond
Berdirinya
Jong Java di Batavia memberikan inspirasi bagi pemuda-pemuda Sumatra yang
sedang belajar di Batavia untuk mendirikan organisasi serupa. Jong Sumatranen
Bond (JSB) adalah perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di
antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk
menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra.
Untuk mecapai tujuan tersebut, usaha-usaha yang dilakukan antara lain adalah
dengan menghilangkan adanya prasangka etnis di kalangan orang Sumatra,
memperkuat perasaan saling membantu, serta bersama-sama mengangkat derajat
penduduk Sumatra dengan jalan menggunakan propaganda, kursus, ceramah-ceramah,
dan sebagainya.
Perkumpulan
ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB memiliki delapan
cabang, enam di Jawa meliputi Batavia, Bogor, Bandung, Serang, Sukabumi, dan
Purworejo, serta dua di Sumatra, yakni di Padang dan Bukittinggi. Beberapa
tahun kemudian, para pemuda Batak keluar dari perkumpulan ini dikarenakan
dominasi pemuda Minangkabau dalam kepengurusannya. Para pemuda Batak ini
membentuk perkumpulan sendiri, Jong Batak.
Surat
kabar Jong Sumatra terbit pertama kali pada bulan Januari 1918. Dengan jargon
Organ van Den Jong Sumatranen Bond, surat kabar ini terbit secara berkala dan
tidak tetap, kadang bulanan, kadang triwulan, bahkan pernah terbit setahun
sekali. Bahasa Belanda merupakan bahasa mayoritas yang digunakan kendati ada
juga artikel yang memakai bahasa Melayu. Jong Sumatra dicetak di Weltevreden,
Batavia, sekaligus pula kantor redaksi dan administrasinya.
Surat
kabar Jong Sumatra memainkan peranan penting sebagai media yang menjembatani
segala bentuk reaksi atas konflik yang terjadi. Dalam Jong Sumatra edisi 12, th
1, Desember 1918, seseorang berinisial Lematang mempertanyakan kepentingan kaum
adat. Sambutan positif juga datang dari Mohamad Anas, sekretaris JSB. Anas
mengatakan dengan lantang bahwa bangsa Sumatra sudah mulai bangkit dari
ketidurannya, dan sudah mulai memandang keperluan umum.
Kepekaan
Yamin pentingnya bahasa identitas sudah mulai terlihat dalam tulisannya di Jong
Sumatra no 4, th 3, 1920. Jong Sumatra berperan penting dalam memperjuangkan
pemakaian bahasa nasional, dengan menjadi media yang pertama kali
mempublikasikan gagasan Yamin, mengenai bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
Semakin besarnya kesadaran nasional dan semakin luasnya penggunaan bahasa melayu
di kalangan mereka, maka nama organisasi yang sebelumnya masih menggunakan
bahasa Belanda, diganti dengan nama Pemuda Sumatra. Pemuda Sumatra ini.:
1.3.Jong
Ambon
Organisasi
Ambon Muda atau Pemuda-pemuda Ambon didirikan pada tanggal 9 Mei 1920. Maksud
dan tujuannya adalah menggalang persatuan dan mempererat tali persaudaraan di
kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Ambon (Maluku). Pendirinya
adalah A.J. Patty, seorang pemuda dari Maluku. Ia memperssatukan
organisasi-organisasi orang ambon dengan menggunakan organisasi yang telah ia
dirikan sebelumnya, Serikat Ambon, di Semarang. Karena dianggap menentang
kebijakan Belanda, ia ditangkap dan diasingkan ke berbagai tempat seperti Ujung
Pandang, Bengkulu, Palembang, dan Flores. Ditangkapnya Patty sedikit menyebabkan
kemunduran organisasi tersebut, hingga akhirnya muncul tokoh baru, Mr.
Latuharhary.
1.4.Jong
Minahasa
Organisasi
pemuda yang didirikan oleh para pemuda pelajar menengah yang berasal dari
kelompok etnis Minahasa pada tanggal 24 April 1919 di Jakarta. Jong Minahasa
artinya “Minahasa Muda” atau “Pemuda Minahasa”. Maksud dan tujuannya adalah
menggalang dan mempererat persatuan dan tali persaudaraan di kalangan pemuda –
pemuda (pelajar) yang berasal dari Minahasa. Organisasi ini merupakan
kelanjutan dari organisasi yang didirikan sejak tahun 1912 di Semarang, yakni
Rukun Minahasa. Di antara pemimpin JongMinahasa yang paling dikenal adalah
Ratulangi. Berdirinya organisasi ini bermula dari kebutuhan praktis yang selalu
menekan kehidupan para pemuda pelajar di perantauan. Kehidupan terpisah dari
sanak keluarga dan hubungan dengan lingkungan asing dan orang-orang yang
berasal dan latar belakang budaya berbeda-beda menyebabkan mereka mencari
keserasian hubungan dengan ternan yang berasal dari daerah yang sarna. Dengan
kata lain, organisasi pemuda ini bermula dari rasa solidaritas yang primordial
itu.
Namun,
sejalan dengan semakin meningkatnya rasa kesadaran nasional di antara kaum
pergerakan, organisasi ini pun tidak luput dari pengaruh politik. Hal ini
tampak pada keikutsertaan Jong Minahasa dalam pertemuan pemuda pada tanggal 15
November 1925 di gedung Lux Orientis di Jakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh
wakil-wakil Jong Java, JSB, Jong Ambon, Jong Minahasa, Sekar Rukun dan beberapa
wakil dari organisasi pemuda lainnya. Dalam pertemuan ini dibicarakan
kemungkinan untuk mengadakan pertemuan pemuda yang luas dan mencakup berbagai
organisasi. Mereka bersepakat membentuk sebuah panitia untuk mempersiapkan
“Kerapatan Besar Pemuda”, yang kelak berkembang menjadi Kongres Pemuda pertama
pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta. Organisasi Jong Minahasa ini tidak
berkembang seperti organisasi pemuda lain, karena sedikitnya pemuda pelajar
yang berasal dari Sulawesi. Tokohnya yang terkenal antara lain G.R. Pantouw.[3]
1.5.Jong
Celebes (Sulawesi)
Artinya
Celebes Muda atau Pemuda Celebes, yaitu organisasi pemuda-pemuda yang berasal
dari seluruh pulau Celebes (Sulawesi), sehingga jangkauannya lebih luas dari
Jong Minahasa. Didirikan pada tahun 1912. Maksud dan tujuannya adalah
mempererat rasa persatuan dan tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda
(pelajar) yang berasal dari Pulau Celebes atau Sulawesi. Tokoh-tokohnya yang
terkenal antara lain Arnold Mononutu, Waroruntu dan Magdalena Mokoginta atau
dikenal dengan Ibu Sukanto (Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
pertama).
1.6.
Jong Batak
Berdiri
pada tahun 1926. Dikenal juga dengan nama Jong Bataks Bond, adalah perkumpulan
para pemuda yang berasal dari daerah Batak (Tapanuli), yang bertujuan untuk
memperat persatuan dan persaudaraan di antara para pemuda yang berasal dari
daerah tadi serta turut serta memajukan kebudayaan daerah. Salah satu tokoh
yang terkenan dari organisasi ini adalah Amir Sjarifudin.
1.7.Jong
Islamieten Bond
Selain
organisasi-organisasi pemuda yang berdasarkan ikatan kultural, territorial, dan
etnisitas, pada awal abad 20 muncul pula organisasi pemuda yang berdasarkan
keagamaan. Organisasi itu adalah Jong Islamieten Bond. Raden Sam yang berposisi
sebagai ketua kongres Jong Java, mengundurkan diri setelah pada kongres ke VI
Jong Java, dua usul darinya ditolak. Ia kemudian mendirikan perkumpulan Jong
Islamieten Bond ini pada 1 Januari 1925. Tujuan pertama pembentukannya adalah
untuk mengadakan kursus-kursus agama Islam bagi para pelajar Islam dan untuk
mengikat rasa persaudaraan antara para pemuda terpelajar Islam yang berasal
dari berbagai daerah di Nusantara dan sebelumnya masih menjadi anggota
perkumpulan daerah, seperti Jong Java (7 Maret 1915), Jong Sumatra (9 Desember
1917), dan lain-lain. Anggotanya terbuka antara usia 14-30 tahun, sehingga
tidak hanya diisi oleh para pelajar saja.
Secara
formal, organisasi ini tidak bergerak di bidang politik, namun bagi anggota
yang berusia lebih dari 18 tahun, boleh mengikuti kegiatan politik. Organisasi
ini para anggotanya untuk lebih ddalam mempelajari Islam sesuai dengan asas dan
tujuan organisasi. Kongres ketiga berlangsung di Yogyakarta pada 23-27 Desember
1927. Lebih banyak membicarakan masalah-masalah yang dihadapi umat Islam,
terutama yang ada kaitannya dengan cita-cita persatuan dan nasionalisme.
1.8.Organisasi
Kepanduan
Kepanduan
yang sekarang ini lebih dikenal dengan nama Pramuka sebernanya telah ada sejak
awal abad 20 dengan nama Nederlanche Padvinders Organisatie (NPO). Didirikan
oleh John Smith, seorang Belanda, atas usulan dari kepanduan Belanda, sehingga
bersifat Nederlandosentris.
NPO
kemudian berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeneging.
Setelah perubahan itu, barulah orang-orang bumi putera bisa masuk mengikuti
kegiatannya. Pada 1916, organisasi kepanduan bumi putera pertama berdiri dengan
nama Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) di Mangkunegaran Surakarta, yang tak
bisa dilepaskan dari peran Mangkunegoro VII, seorang bangsawan Jawa yang aktif
di Boedi Oetomo saat masih muda.
Organisasi
Kepanduan yang muncul di masa itu digunakan para pemuda untuk meningkatkan budi
luhur, ketrampilan dan kepribadian, serta memupuk bakat kepemimpinan. Hal itu semua
berguna untuk meningkatkan rasa kebangsaan para pemuda. Sejalan dengan itu,
organisasi-organisasi kebangsaan mendirikan organisasi kepanduan
sendiri-sendiri yang berada di bawah naungannya. Boedi Oetomo mendirikan
Nationale Padvinderij pada 1924 di bawah pimpinan Daslan Adiwarsito. Serikat
Islam mendirikan Wina Tamtama pimpinan A. Zarkasih. Pada 1923 berdiri Nationale
Padvinders Organisatie (NPO) di bawah pimpinan Usman, sedangkan di Jakarta
berdiri Jong Indonessche Padvinders Organisatie (JIPO). Di Yogyakarta,
Muhammadiyah juga mendirikan Hizbul Watban pada tahun 1923 di bawah pimpinan
Djumairi. Organisasi pemudapun ikut mendirikan kepanduan. Jong Java mendirikan
Jong Java Padvinders, Jong Islamieten Bond mendirikan Nationale Islamistiche
Padvinders. Selain itu juga ada Pandu Pemuda Sumatera yang didirikan Pemuda
Sumatera.
Semakin
maraknya organisasi kepanduan bumi putera yang muncul, ternyata semakin
menyuburkan faham kebangsaan di tanah air. Hal ini diantisipasi oleh pemerintah
kolonial. Usaha-usaha dilakukan untuk memecah organisasi-organisasi kepanduan
yang ada, atau setidaknya mengurangi kegiatan-kegiatan kepanduan bumi putera
yang berbau menyebarkan faham kebangsaan. Salah satunya adalah larangan
menggunakan nama Padvinders atau Padvinderij sebagai nama kepanduan. Atas
aturan tersebut, maka sejak tahun 1928, nama Belanda itu diganti dengan nama
Pandu atau Kepanduan, hal ini berlaku untuk semua organisasi kepanduan yang
ada.
Dengan
demikian, keberadaan organisasi kepanduan ini kemudian dimanfaatkan oleh
organisasi-organisasi kebangsaan untuk menyebarkan dan memperkuat kesadaran
nasional di lingkungan para pemuda Indonesia. Walaupun organisasi-organisasi
kepanduan itu memiliki asas yang berbeda, namun ada satu kesamaan yang
mendasar, yaitu nasionalisme Indonesia.
Organisasi pemuda yang lahir
menjelang Sumpah Pemuda
Di
awal abad XX, organisasi pemuda yang muncul lebih bersifat primordial, namun
dalam perkembangannya organisasi pemuda telah mengarah pada sifat kebangsaan,
dan telah menunjukkan tanda-tanda untuk menuju pada integrasi bangsa.
1.9.Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia
Bersamaan
dengan perkembangan Perhimpunan Indonesia di Belanda, di dalam negeri pun
semakin berkembang pendidikan tinggi, sehingga terjadilah perkembangan baru
dalam sejarah pergerakan nasional di tanah air. Keduanya saling mempengaruhi.
Semakin banyaknya kaum terpelajar di Indonesia, timbul gagasan untuk ikut
berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Mereka kemudian membentuk
organisasi yang diberi nama Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada
1926 yang beranggotakan mahasiswa dan pelajar sekolah tinggi. Ide pendirian
PPPI ini digagas oleg Djaksodipuro.
Organisasi
ini bertujuan untuk menyatukan organisai-organisasi pemuda yang telah ada, yang
umumnya memiliki latar belakang budaya, lokalitas, dan etnisitas yang berbeda.
Adapun tokoh PPPI itu adalah Sogondo Djojopuspito, Sigid Abdul Sjukur, Gularso,
Sumitro, Samidjono, Hendromartono, Subari, Rohdjani, Amir Sjarifuddin, dll.
Sugondo Djojopuspito adalah ketua Kongres Pemuda II.
PPPI
tidak hanya bergerak di dalam negeri saja. Mereka juga menjalin hubungan dengan
Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. PI sewaktu-waktu mengirimkan majalah
Indonesia Merdeka ke Indonesia, seementara PPPI mengirimkan majalah Indonesia
Raya ke negeri Belanda. Namun terkadang hal tersebut mendapat halangan dari
Pemerintah Belanda maupun pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sikap PPPI dengan
mempersatukan organisasi-organisasi kedaerahan yang telah ada merupakan bukti
kecintaan terhadap persatuan bangsa. Hal ini berarti para pemuda telah memasuki
babak baru dalam pergerakan nasional, yakni telah berani bergerak dalam dunia
politik demi masa depan bangsanya, dengan tidak lupa mendorong para anggotanya
untuk terus rajin belajar..
1.10.
Pemuda Indonesia
Berdiri
pada tanggal 27 Februari 1927 di Bandung sebagai tindak lanjut dari Algemeene
Studie Club yang dipimpin Soekarno. Pemuda Indonesia ini beranggotakan para
pemuda yang berumur 15 tahun ke atas, yang sebagian besar berasal dari
pelajar-pelajar AMS dan mahasiswa RHS dan STOVIA.
2. KONGRES
PEMUDA SEBAGAI AWAL SUMPAH PEMUDA
Perhimpunan
Indonesia yang berada jauh di luar Indonesia mempunyai pengaruh yang besar
terhadap semangat pemuda-pemuda di Indonesia. Para pemuda ini akhirnya
menyadari akan pentingnya kebebasan, yakni merdeka dari penjajahan. Jadi, para
pemuda Indonesia tergugah semangatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.Untuk
merealisasikan hal tersebut diadakanlah Kongres Pemuda.Kongres ini berlangsung
dalam dua tahap yakni Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II.
2.1.1. Tujuan
diadakannya Kongres Pemuda I
Para
panitia yang sudah terbentuk bekerja secara sukarela, mereka bekerja keras
untuk mencapai tujuan yang mulia. Tujuan Kongres adalah untuk menggugah
semangat kerja sama antar organisasi pemuda di tanah untuk meletakkan dasar
persatuan Indonesia.
Organisasi-organisasi
pemuda yang ada masih bersifat kedaerahan, misalnya saja Jong Java yang ingin mempersatukan pemuda-pemuda Jawa
dala persatuan Jawa Raya. Selain Jong Java, organisasi-organisasi lain yang
berkembang adalah Jong Sumatra, Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes
dan lain sebagainya. Pada kongres ini, dari semua perkumpulan pemuda di
berbagai daerah mempunyai tujuan yang sama yakni semangat persatuan.
2.1.2. Kepengurusan
dalam Kongres Pemuda I
Dalam
mencapai tujuan semangat persatuan, dibentuklah Panitia Kongres pada tanggal 15
November 1925. Susunan panitianya adalah sebagai berikut :
Ketua
:
M.Tabrani
Wakil
ketua :
Sumarto
Sekretaris :
Jamaluddin
Bendahara :
Suwarso
Pembantu : Bahder Johan, Yan Toule Soulehuwiy,
Sarbini, Paul Pinontoan, Sanusi Pane dan Hamami[4].
Kongres
Pemuda pertama ini akhirnya dapat dilaksanakan.Kongres ini dibuka pada tanggal
30 April 1926 dan berakhir 2 Mei 1926 sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.Kongres ini dihadiri oleh wakil-wakil dari organisasi kepemudaan
yang ada. Organisasi-organisasi tersebut meliputi Jong Java, Jong Sumatra,
Sekar Rukun, Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Islaitien Bond, Jong Ambon dan
lain-lain. Akan tetapi, karena terbatasnya undangan Kongres I ini hanya
diahdiri oleh 100 orang.Di antara undangan ini, hadir pula seorang Komisaris Kepala
dari Kepolisian Hindia Belanda, Belanda khawatir jika kongres ini dijadijkan
ajang untuk mengecam segala kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda.
2.1.3. Hal
yang dibahas dalam Kongres Pemuda I
Acara
pokok yang direncanakan dalam kongres adalah ceramah. Sedangkan pembicara yang
akan tampil ialah Sumarto, Bahder Johan, Moh. Yamin, Paul Pinontoan,
Jaksodipuro dan nona Stien Adam. Pokok-pokok materi yang akan disampaikan
adalah masalah persatuan Bangsa Indoesia, kedudukan dan peranan wanita dalam
masyrakat Indonesia, dan peranan agama dalam gerakan persatuan Bangsa
Indonesia.
Pada
tanggal 2 Mei 1926, acara ceramah kemudian dilanjutkan dengan sidang Panitia
Perumus yang terdiri dari M. Tabrani, Sanusi Pane, Jamaluddin dan Moh.Yamin.
Dia menawarkan konsep rumusan yang intinya berisi tentang bertumpah darah yans
satu,tanah air Indonesia. Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia dan menjunjung
bahasa persatuan, Bahasa Melayu.
2.1.4. Hasil
yang dibahas dalam Kongres Pemuda I
Meskipun
dalam Kongres Pemuda I belum jelas hasilnya, tapi kongres ini telah berhasil
dan dapat menjadi titik tolak bagi kongres pemuda berikutnya.Hal ini sesuai
dengan pendapat Jamaluddin yang menyatakan bahwa Kongres Pemuda Indonesia I
merupakan cetusan kebulatan tekad angkatan muda dalam merintis terwujudnya
persatuan Bangsa Indonesia. Kongres
Pemuda I ini juga dapat dijadikan
sebagai titik tolak untuk mengadakan Kongres Pemuda Indonesia berikutnya pada
tahun-tahun yang akan datang.
Jadi,
pada intinya Kongres Pemuda Indonesia I mengharapkan perserikatan pemuda
Indonesia dalam suatu perkumpulan yang utuh yakni persatuan Bangsa
Indonesia.Kongres ini juga ingin bebas atau merdeka dari penjajah, Indonessia
merdeka menjadi ide dari segala pemuda Indonesia.
2.2.KONGRES
PEMUDA II
Rumusan persatuan Indonesia yang telah
diungkapkan oleh M. Tabrani bersama kawan-kawannya pada Kongres Pemuda I
ternyata memberi dampak positif bagi para pemuda di Indonesia.Para pemuda
tergugah hatinya untuk semangat persatuan, mereka kemudian berkeinginan untuk
melanjutkan Kongres Pemuda I. Gagasan ini muncul pertama kali dari Sugondo
Joyopuspito, pemimpin Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).Mulai dari
sinilah hasrat untuk melanjutkan Kongres Pemuda I semakin kuat, dengan jalan
membentuk Kongres Pemuda II.Kongres Pemuda II berhasil dilaksanakan berkat
bantuan dari berbagai berbagai kalangan, banyak pihak yang mendukung penuh
kelanjutan kongres. Pihak-pihak ini sebagian besar berasal dari pengurus
Kongres Pemuda I. Penyelenggaraan kongres ini berbeda dengan kongres
sebelumnya, Kongres Pemuda II lebih istimewa baik peserta, isi kongres maupun
tempat pelaksanaan kongres.
2.2.1. Kepengurusan
dalam Kongres Pemuda II
Di
awal sudah dijelaskan bahwa gagasan tentang kelanjutan Kongres Pemuda I
diungkap oleh Sugondo Joyopuspito. Untuk merealisasikan keinginan ini, Sugondo
Joyopuspito bekerja sama dengan kawan-kawannya yaitu Darwis, Sigit, Suwiryo,
dan Gularso. Berkat dukungan kerja sama dari berbagai organsisasi-organisasi kepemudaan maka
diselenggarakanlah Kongres Pemuda II. Untuk mensukseskan kongres maka
dibentuklah suatu panitia yang merupakan wakil dari berbagai organisasi
kepemudaan baik yang ada di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Pada
perkembangan selanjutnya, banyak tokoh yang dihubungi untuk turut serta dalam
Kongres Pemuda II.Tokoh-tokoh yang dimaksud adalah Sunarto, Sartono, yang
akhirnya bersedia sebagai penasihat hokum.Selain itu, tokoh penting dalam
Kongres Pemuda I juga turut diundang, yakni Sumarto dan Moh.Yamin. Kedua tokoh
dapat memberi gambaran tentang pengalaman penyelengggaraan terdahulu pada
Kongres Pemuda I. Berkat usaha yang gigih dari Sugondo dan rekan-rekannya, pada
bulan Juli 1928 berhasil dihimpun organisasi kepemudaan untuk mengadakan
musyawarah. Berbagai organisasi itu adalah Jong Java, Jong Sumatranen Bond,
Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Jong Islamitien Bond, Pemuda Kaum
Betawi, Pemuda Indonesia dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia.
Pertemuan
dalam musyawarah itu menghasilkan susunan panitia Kongres Pemuda II sebagai
berikut :
Ketua
: Sugondo Joyopuspito (wakil dari PPPI)
Wakil ketua : Joko Marsaid (wakil dari
Jong Java)
Sekretaris : Moh. Yamin (wakil dari Jong Sumatranen Bond)
Bendahara : Amir Syarifudin (wakil dari Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Johan Moh. Tjai (wakil dari Islamitien Bond)
Pembantu II : Kocosungkono (wakil dari Pemuda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (wakil dari Jong Celebes)
Pembantu IV : J. Leimena (wakil dari Jong Ambon)
Pembantu V : Rohyani (wakil dari Pemuda Kaum Betawi)
Penasehat : Sunario, Sartono, M. Nazif, Arnold Mononutu[5]
2.2.2. Hal
yang dibahas dalam Kongres Pemuda II
Kongres
Pemuda II diselenggarakan secara istimewa dibanding kongres sebelumnya.Bukti
keistimewaannya adalah penggunaan bahasa sendiri (Bahasa Melayu) sebagai bahasa
pengantar dalam kongres, khususnya ceramah.Penggunaan Bahasa Melayu sebagai
bahasa pengantar menunjukan adanya keberanian dari para pemuda untuk tidak
menggunakan Bahasa Belanda lagi.Persiapan-persiapan menjelang kongres terus
diupayakan, baik tempat, materi, dan tokoh dalam kongres. Tokoh-tokoh dalam kongres sudah menyepakati
empat ceramah yang akan dimusywarahkan. Tema-tema tersebut meliputi :
a.
Persatuan dan Kebangsaan Indonesia oleh
Moh. Yamin
b.
Pendidikan dan Kebangsaan Indonesia oleh
Nona Purnomowulan, S. Mangunsarkoro, Jokosarwono, dan Ki Hajar Dewantara.
c.
Pergerakan Pandu Indonesia oleh T.
Ramelan
d.
Pergerakan Pemuda Indonesia dan
pergerakan pemuda di luar Indonesia oleh Sunario (yang kemudian diubah menjadi
Pergerakan Pemuda dan Persatuan
Indonesia).
Di sela-sela sidang, Wage Rudolf
Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan permainan biolanya.
Sugondo Joyopuspito mengungkapkan bahwa W.R. Supratman menciptakan sebuah lagu
yang khusus dipersembahakan untuk tanah air bangsa Indonesia. Jadi, pada
perkembangan selanjutnya lagu Indonesia Raya karangan W.R. Supratman dijadikan
sebagai lagu kebangsaan Indonesia.Selain itu, bendera Indonesia Sang Merah
Putih juga mulai dikibarkan.
2.2.3. Hasil
yang dibahas dalam Kongres Pemuda II
Kongres
Pemuda II yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 27-28 Oktober 1928
berjalan dengan lancar. Kongres ini menghasilkan sebuah keputusan . Naskah
lengkap tentang keputusan kongres dijelaskan sebagai berikut :
Putusan
Kerapatan pemuda-pemuda Indonesia
yang diadakan oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia yang berdasarkan
kebangsaan, dengan namanya Jong Java, Jong Sumatra, Pemuda Indonesia, Sekar
Rukun, Jong Islamitien Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi
dan PPPI; Membuka rapat pada tanggal 27 Oktober dan 28 Oktober 1928 di negeri
Jakarta;
Sesudahnya mendengar pidato-pidato
dan pembicaraan yang diadakan dalam kerapatan tadi; Sesudahnya menimbang segala
isi-isi pidato pembicaraan ini;
Kerapatan lalu mengambil keputusan
:
Pertama.
Kami putera dan puteri Indonesia
mengaku bertupah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua.
Kami putera dan puteri Indonesia
mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga.
Kami putera dan puteri Indonesia
menjunjungg bahasa persatuan, bahasa Indonesia.[6]
Dalam
putusan seperti di atas menunjukan tentang kelahiran Sumpah Pemuda. Jadi, pada
hari terakhir kongres tanggal 28 Oktober 1928 para peserta dari berbagai
organisasi kepemudaan bersama-bersama mengikrarkan keputusan kongres, khususnya
pada poin terakhir. Pada awalnya dikatakan sebagai IKRAR PEMUDA akan tetapi
selanjutnya dikenal sebagai SUMPAH PEMUDA. Dikatakan sebagai Sumpah Pemuda,
mungkin karena ikrar ini diucapkan oleh kaum pemuda. Para pemuda mengucapkan
ikrar dengan penuh khikmad dan semangat
persatuan. Selain itu setelah kongres pemuda II lagu Indnesia raya selalu
dikumandangkan pada rapat-rapat atau kongres-kongres.
Putusan dalam
kongres mengeluarkan keyakinan azas yang wajib dipakai oleh segala
perkumpulan-perkumpulan kebangsaan Indonesia.Keyakinan persatuan Indonesia ini
dengan dasar-dasar yaitu kemauan, sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan
kepanduan.
Putusan
dalam kongres ini kemudian disiarkan melalui berbagai media massa seperti surat
kabar dan radio. Putusan ini dibacakan pula di khalayak umum, khususnya
organisasi-organisasi kepemudaan Indonesia.
3. REAKSI
ORGANISAI PERGERAKAN TERHADAP SUMPAH PEMUDA
Sumpah
Pemuda dianggap sebagai sebuah pergerakan yang mengambil arah baru untuk
kemerdekaan. Yaitu dengan melebur semua semangat kedaerahan, semangat kesukuan
dan semangat agama dari semua pemuda Indonesia kedalam sebuah wadah yang bisa
menampung semua rasa nasionalisme mereka, baik nasionalisme kedaerahan,
kesukuan dan agama menjadi sebuah nasionalisme yang kokoh yaitu nasionalisme
Indonesia. Dengan mengikrarkan sebuah ikrar yang disebut Ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini adalah sebuah Peristiwa besar yang didengar hingga seluruh
Nusantara termasuk oleh seluruh oragnisasi pergerakan.
Berikut ini reaksi dari oraganisasi-organisasi
pergerakan Indonesia:
3.1 Budi
Utama Mengubah Arah Geraknya
Budi Utama Organisasi yang disebut-sebut
sebagai oraganisasi yang membangkitkan semangat nasionalisme awalnya adalah
sebuah organisasi yang masih terbatas untuk kalangan priyayi rendahan jawa. Dan
keanggotaanya hanya terbatas untuk orang Jawa dan Madura saja. Selain itu Budi
Utama hanya memfokuskan pergerakanya pada bidang pendidikan dan kebudayaan
saja. Pergerakan cenderung lunak dann
kooperatif dengan pemerintahan kolonial. Budi Utama memegang prinsip tumbuh
seperti pohon beringin yang tumbuh dengan perlahan namun akirnya dapat
bertumbuh besar dan rindang.
Namun setelah mendengar dikumandangkanya
Sumpah Pemuda yang ingin mencapi kemerdekaan dengan cara menyatukan seluruh
semangat nasionalisme dari semua golongan di Indonesia. Budi Utama sebagai
salah satu organisasi pergerakan juga mendukung manifestasi polotik para
anggota. Ikut serta dalam usaha menyatukan Indonesia adalah suatu keharusan
yang dilakukan oleh setiap pergerakan nasional[7]
Langkah nyata nyata pertama yang dilakukan
oleh Budi Utama adalah Bergabung dengan Permufakatan Perhinpunan-perhimpunan
Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). PPPKI adalah sebuah federasi politik
dalam usaha penggalangan persatuan kesatuan sebagai dampak diadakanya kongres
pemuda I. Hal kedua yang dilakukan adalah dengan Mengubah anggaran dasar
tentang keanggotaan yang dilakukan pada saat kongres tahun 1931. Anggota
terbuka Untuk semua warga Negara Indonesia tidak memandang asal dan suku
bangsa. Hal yang ketiga adalah mengubah nama. Nama Budi Utama yang awalnya
menggunakan lafal Budi Utomo diubah menjadi Budi Utama. Hal ini untuk
meninggalkan identitas kesukuanya dan siap membuka diri untuk seluruh rakyat
Indonesia
3.2.
Perhimpunan Indonesia mendukung lewat surat kawat.
Perhimpunan Indonesia merupakan
organisasi para pelajar dan pemuda Indonesia yang ada di Negeri Belanda. Karena
Keprihatinan mereka terhadap keadaan tanah air dan setelah didengarnya telah
dilaksanakan Kongres Pemuda I yang ingin mengadakan menggabungan oraganisasi
oraganisasi pemuda di seluruh tanah air, maka perhimpunan Indonesia yang ada di
Negeri Belnada Ingin mendirikan organisasi serupa di Indonesia yaitu dengan
Mendirikan PNI pada 4 Juli 1927.
Pengurus dan anggota menyetujui
pendirian PNI yang tujuanya sama dengan tujuan Perhimpunan Idonesia.
Anggota-anggota Perhinpunan Indonesia yang telah selesai menyelesaikan studinya
di Belanda diminta untuk tetap bersaha agar partai itu cepet berdiri untuk
menyatukan dan memperkuat rasa rasionalisme[8]
Pengurus Perhimpunan Indonesia mengirim
surat kawat kepada pengurus kongres pemuda atas terjadinya sumpah pemuda
tersebut. Dalam surat yang dikirimkan pengurus Perhimpunan Indonesia mendesak
agar pemuda yang belum tamat pelajaranya menyertai PNI. Perhimpunan Inodesia
mengakui sumpah pemuda sebagai pelaksanaan cita-cita perjuanganya.
4. MAKNA
SUMPAH PEMUDA
4.1.Sumpah
Pemuda Merupakan Jawaban Tegas Terhadap Politik Devide Et Impera Belanda.
Menurut
Sugondo Djojopuspito belanda dapat menguasai tanah air dikarenahan tiga hal.
Yang pertama dengan pilitik devide et impera, yang kedua dengan menanamkan rasa
derajat rendah terhadap bangsa Indonesia, yang ketiga membuat penduduk pribumi
tetap bodoh.[9]
Dengan Diadakanya kongres pemuda II yang seluruh pemuda mengikrarkan satu
bangsa, satu tanah air dan satu bahasa menunjukan jika kongres ini adalah
jawaban yang sangat tegas dari bangsa Indonesia yang tidak mudah dipecah
belahkan. Hal ini merupakan suatu kegagalan politik bagi pemerintahan Hindia
Belanda
4.2.
Sumpah Pemuda Merupakan Pengorbanan Atas Rasa Etnosentrisme dan Primordialisme
Pengorbanan
atas rasa primordialisme di tunjukan dengan penggabungan semua organisasi
pemuda yang bersifat kedaerahan dalam sebuah wadah besar yaitu Jong Indonesia
atau pemuda Indonesia. Selain itu terdapat pula penggabungan beberapa
organisasi pergerakan kemerdekaan melakukan fusi dengan organisasi lain untuk
memperkuat nasionalisme. Kaum muda kemudian menggabungkan diri dalan suatu
wadah yang bernama Indonesia Muda yang tidak mendasarkan pada diri atau
kelompok sosial tertentu.
Adanya
kehendak ingin bersatu akan mengatasi alasan-alasan lain seperti kedaerahan,
kesukuan, keturunan, keagamaan, kepentingan golongan, dan lain sebagainya.
Dengan kehendak untuk bersatu Indonesia sejak itu telah melompati berbagai
kendala . Sejak peristiwa tahun 1928 iitulah, dunia dikejutkan oleh kemampuan
dan kesanggupan bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam kemajemukan[10].
4.3.Sumpah
Pemuda Merupakan Perwujudan Kesepakatan Bersama Tanpa Memandang Mayoritas dan Minoritas
Perwujudan
kesepakatan bersama tanpa memandang golongan mayoritas adalah digunakanya
bahasa Indonesia. Padahal jika dilihat dari jumlah anggota banyak anggota yang
berasalkan dari Jawa dan bahasa ini digunakan oleh sebagian besar rakyat
nusantara. Tetapi untuk menjaga persatuan dan kesatuan mereka menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan mereka. Hal ini menunjukan jika
wawasan kebangsaan tidak berdasakan Etnisitas lagi. Rakyat sudah tidak
memandang kewajiban atas dasar perbedaan cirri-ciri eksklusif.
4.4.
Sumpah Pemuda Merupakan Sebuah Penghapusan Sistem Feodal
Pada
masa pemerintahan kolonial Belanda berlangsung terjadi perubahan sistem sosia
di Indonesia. Yaitu adanya sebuah stratifikasi penduduk. Penduduk Eropa
digolongkan ke golongan pertama, Orang timur asing digolongkan dalam kelas
kedua sedangkan penduduk bimi putra digolongkan kedalam kelas paling bawah.
Sejak
Sumpah Pemuda diikrarkan dalan diri bangsa Indonesia sudah Tidak ada lagi
pengertian warga Negara kelas satu atau kelas dua. Mereka semua menganggap
dirinya sebagai warga Negara kelas asatu di negaranya sendiri oleh karena itu
mereka harus bersatu untuk mngusir penjajah yang menganggap dirinya golongan
nomer sati di negeri orang
4.5.Sumpah
Pemuda Merupakan Upaya Menunjukan Rasa Nasionalisme Melalui Simbol-Simbol
Nasionalisme
Upaya menunjukan
rasa nasionalisme melalui symbol-simbol ditunjukan dengan cara penggunaan
bendera merah putih yang diakui sebagi bendera kebangsaa. Selain itu diakuinya
lagu Indoesia Raya ciptaan WR. Supratman sebagai lagu kebangsaan. Setiap ada
pertemuan atau rapat lagu ini selalu dinyanyikan sebagai wujud rasa
nasionalisme dan persatuan para penggerak kemerdekaan.
BAB
III
PENUTUP
1.
SIMPULAN
Sumpah
Pemuda adalah langkah baru Nasionalisme yang ada di Indonesia. Para organisasi
pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatra Bon, Jong ambon, Jong Minahasa mengambil langkah baru untuk mencapai
cita-cita Indonesia merdeka yaitu dengan bersatu dalam sebuah wadah yang di
sebut Pemuda Idonesia yang kemudian bersama-sama Mengikrarkan sebuah ikrar yang
disebut Sumpah Pemuda. Ikrar ini adalah sebuah bukti penyatuan tekat untuk
melawan pemerintahan Kolonial Belanda
Untuk menyatukan
tekat para pemuda mengadakan kongres yang dikenal dengan Kongres Pemuda.
Kongres Pemuda yang pertama di lakukan 30 April 1926 dan berakhir 2 Mei 1926
dan dilanjutkan dengan Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Pada Kongres
Pemuda II inilah di ikrarkan sebuah Ikrar yang disebut Ikrar Pemuda yang
kemudian di sebut Sumpah Pemuda yang isinya. Pertama. Kami putera dan puteri
Indonesia mengaku bertupah darah yang satu, tanah Indonesia.Kedua.Kami putera
dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.Ketiga. Kami
putera dan puteri Indonesia menjunjungg bahasa persatuan, bahasa Indonesia
DAFTAR
PUSTAKA
1. Mulyana
Slamet.2008.Kesadaran Nasiobal dari
Koloial sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: Lkis
2. Utomo,Cahyo
Budi. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia. 1995. Semarang: Unnes Pers
3. Sudiyo.
1989. Perhimpunan Indonesia sampai dengan Lahirnya Sumpah Pemuda. Jakarta :
Rineka Cipta
4.
Poesponegoro,
Marwati Djonet dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia V.
Jakarta:Balai Pustaka.
5.
[1] Mulyana Slamet.2008.Kesadaran Nasiobal dari Koloial sampai Kemerdekaan. Yogyakarta:
Lkis. Hal. 284
[2] Utomo,Cahyo Budi. Dinamika Pergerakan
Kebangsaan Indonesia. 1995. Semarang: Unnes Pers. Hal.116.
[3]
Utomo, Cahyo Budi. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia. 1995. Semarang:
Unnes Pers. Hal.123
[4] Utomo, Cahyo Budi. 1995.Dinamika
Pergerakan Kebangsaan Indonesia.hal. 137
[5] Utomo, Cahyo Budi. 1995.Dinamika
Pergerakan Kebangsaan Indonesia.hal. 141
[6]Utomo, Cahyo Budi. 1995.Dinamika
Pergerakan Kebangsaan Indonesia.hal. 143-144
[7]
Mulyana Slamet.2008.Kesadaran Nasiobal
dari Koloial sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: Lkis. Hal 66
[8] Sudiyo. 1989. Perhimpunan Indonesia sampai
dengan Lahirnya Sumpah Pemuda. Jakarta : Rineke Cipta. Hal 122
[10] Utomo,
Cahyo Budi. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia. 1995. Semarang: Unnes
Pers. Hal 145
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...