Selasa, 16 Desember 2014

Anatomi ideologi Fasisme



BAB II
PEMBAHASAN
           
Fasisme adalah sebuah faham yang mengangungkan kekuatan absolut tanpa demokrasi, dimana negara mempunyai kewenangan untuk membuat warganegaranya seragam dalam menjalani disiplin tertentu dalam rangka meraih tujuan-tujuan moral dan kultural. Negara diberi kewenangan untuk mengendalikan kegiatan warganya. Pemerintah fasis selalu otoriter dan totalitarien. Dimana jika ada seseorang yang tidak tunduk kepada negara atau kekuasaan politik akan disingkirkan (Arif Purnomo, 2007 : 14).

A.    Pemikir awal
1.      Hegel
            Fasisme merupakan perkembangan radikal terhadap teori negara yang dikembangkan Hegel, dimana dalam teori negara tersebut menjelaskan bahwa terdapat pemberian kekuasaan yang besar kepada negara, hal ini terjadi dikarenakan karena ada pertentangan kepentingan pribadi dari Individu yang egoistis melawan kepentingan umum yang lebih besar. Dalam satu kesempatan Hegel pernah mengemukakan bahwa pengorbanan yang diberikan Individu kepada negaranya merupakan ikatan Substansial antara negara dengan seluruh anggotanya. Dengan demikian pengorbanan tersebut dapat dipandang sebagai manifestasi dari tugas individu kepada bangsa dan negaranya.
Disamping berusaha untuk mewujudkan cita-cita Hegel, Fasisme juga cenderung menganut moralisme Hegel yang selalu didengungkan Hegel dan diperjuangkan Pula oleh Kant, Fitche, Green, Carly, ataupun Mazzin. Sesuai dengan ajaran tersebut, orang seyogyanya menganut kebijakan daripada memenuhi kesenangan pribadi. Ia harus lebih mementingkan tugas dan kewajiban dari pada menuntut hak semata-mata, dan pengorbanan diri atas nama masyarakat tidak harus dilaksanakan atas dasar kepentingan diri sendiri.
2.      Charles Darwin
            Darwinisme memberikan pembenaran bagi pertumpahan darah, jika ada seseorang yang tidak tunduk kepada negara harus disingkirkan. Teori Darwin perang dan konflik memberi pembenaran jika konsekuensi logis dari fasisme adalah menentang hukum dan ketertiban nasional atau perang hal ini didasarkan oleh ketiksamaan martabat manusia, elitisem, rasialisme, dan imperaliasme. Kaum fasis mengangkat derajad perang ketingkat idealisme, karna seperti dikatakan mussolini “ hanya perang yang memungkinkan pemanfaatna tenaga manusia pada tingkat kegunaannnya yang maksimal dan memberikan gelar kebangsawanan kepada mereka yang berani menghadapinya.

B.     Pendukung pemikiran :
Ø  Nicolo Machiavelli dalam bukunya The Prince, dia menyatakan bahwa seorang penguasa yang ingin berkuasa dan mempertahankan kekuasaannya haruslah menggunakan tipu muslihat dan dusta digabung dengan kekejamanan. Untuk mencapai suatu keberhasilah seorang pangeran harus mengabaikan pertimbangan moral sepenuhnya serta mengandalkan segala sesuatu atas kekuatan dan kelicikan. Dalam buku tersebut Machiavelli menekankan diatas segala-galanya yang terpenting adalah suatu negara atau penguasa harus memiliki kekuatan.
Dalam tulisanya ini secara tidak langsung ia juga menerapkan pemikiran dalam teori negara Hegel diaman terdapat pemberian kekuasaan besar terhadap negara. Namun ia menerapkan kekuasaan itu untuk penguasa. Ia juga mengadopsi pemikiran dari teori konflik dan perang milik Darwin dimana perlu kekuatan untuk dapat bertahan. (Wahyu Murtiningsih,2012:74)

Ø  Teori Marx tentang perjuangan kelas telah dirumuskan dalam fasisme dengan alur yang berbeda. Dalam hal ini dapa diterapkan dalam ruang lingkup yang lebih luas, yaitu dengan lingkup antar negara, masing-masing negara mempunyai tuntutan yang sama, yaitu untuk kedudukan yang sama dalam hubungan antar negara.




C.    Konteks Sosial

            Dalam Perang Dunia I pada tahun 1915, Italia memperoleh kemenangan namun hanya mendaptkan sedikit keuntungan  . Dalam kehidupan masyarakat Italia Perang berkepanjangan menghabiskan banyak biaya besar dan menimbulkan berbagai keresahan dalam berbagai kalangan. Sejalan dengan hal itu banyak pemikiran dan gagasan dilontarkan orang dan tidak sedikit pula usaha-usaha yang dilakukan untuk mencoba mengatasi keadaan tersebut, namun banyak tantangan yang harus dihadapi, terlebih lagi dengan melihat struktur ekonomi negara yang sudah sedemikian parah, dan tersendatnya pelaksanaan sistem demokrasi serta belum berhasilnya parlemen dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Saat- saat semacam itu banyak pehatian mulai diarahkan pada Benito Musolini, yang pada masa itu dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam gerakan sosialis Italia sampai tahun 1914. Pada maret 1919 Mosolini mengorganisir suatu gerakan yang disebut Fasci di Camattimento dengan tujuan mengembalikan Italia menuju Kejayaannya. Benito mussolini menyuarakan untuk mengembalikan masa-masa kejayaan Romawi.
            Sedangkan fasis dijerman yang dipimpin oleh Hitler dilatar belakangi oleh pemikran jika Jerman merasa superior tetapi dalam hal ekonomi masih dibawah kendala Yahudi, oleh karena itu mereka ingin bebas dari pengeruh bangsa Yahudi terhadap perekonomian Jerman.
D.    Konsep Pemikira
            Negara memiliki suatu Kehidupan, kesatuan, dan kewenangan yang tidak selalu sama dengan yang diinginkan individu. Orang dibuat seragam dan menjalani disiplin tertentu dalam rangka meraih tujuan-tujuan moral dan Kultural. Pemerintahan negara diberi wewenang untuk mengendalikan kegiatan warganegaranya buruh dan pemilik modal harus dapat bekerja seiring dan kalau perlu dalam pengawasan dan tekanan negara. Pemerintah Fasis selalu otoliter dan totaliteral.
E.     Awal Mula dijadikan ideologi
             Secara teori fasisime muncul ketika suatu negara mengalami masa liberalisme yang sudah berada pada titik puncak. Secara empiris fasisime muncul ketika ada seorang pemimpin yang memiliki kekuatan yang sangat besar. Seperti fasisime yang berkembang di Italia yang muncul karena tokoh Mussolini yang mempunyai kekuatan yang sangat besar.
            Pada tahun 1919 gerakan Fascio yang didirikan Mussolini menjadi gerakan politik ia membentuk kelompok bertempur yang dikenal dengan “baju hitam” yang terdiri dari kumpulan penjahat dan preman. Setelah gagal dalam pemilu ia mengembangkan paham kelompoknya sehingga mulai mendapatkan pengaruh. Mereka adalah kaum fasis yang menolak parlemen dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah dimana-mana sehingga pemerintahan liberal tak berdaya oleh karena itu raja Vick Emmanuel merasa takut dan mengundang Mussolini ke istana lalu diberi posisi sebagai pemimpin. Pada 1922 raja memintanya membentuk pemerintahan baru jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis. (Fembri Satriya, 2008 : 44)
            Dengan dalih pemulihan Ketertiban negara, pasca Perang Dunia I, mereka mencoba mengatasi masalah yang dihadapi negara dengan cara-cara yang keras. gerakan Fasisme  yang dipelopori oleh Musolini di Italia  ini akhirnya menarik simpatik masyarakat, sehingga berhasil meluaskan pengaruhnya ke seantero Italia Sehingga dijadikan suatu ideologi.
            Dalam jangka pendek fasisme ini, memang memulihkan keadaan yang ada. Fasisme bukan sekedar sistem pemikiran yang terintegrasi, tetapi secara gradual menjelma sebagai respon terhadap situasi dan kondisi yang sudah berlangsung. Namun dalam perkembangannya ideologi fasisme ini berubah menjadi ideologi yang sangat keras, otoliter dan mengagungkan kekerasan tanpa demokrasi.
F.     Pendukung Ideologi
            Fasisme banyak dianut oleh beberapa negara di wilayah Eropa seperti Italia, Jerman dan beberapa negara lain. Di Italia, fasisme tumbuh dan berkembang setelah negara tersebut kalah dalam perang dunia pertama. Tokohnya yang menjadi pelopor perkembangan adalah Benito Mussolin atau kerap disebut dengan Bennito Mussolini. Di Jerman, paham fasisme agak sedikit berkembang lebih ekstrim. Tokohnya adalah Adolf Hitler, dengan gerakan NAZI.
G.    Strategi yang dilakukan
            Strategi yang dilakukan fasisme untuk berkuasa adalah dengan cara radikal seperti:
1.      Melarang semua partai-partai politik dan perserikatan dagang. Beberapa pemimpin oposisi dibuang ke pengasingan luar negeri dan lainnya dipenjara
2.      Melakukan penyucian otak kepada rakyatnya yang dibangun dengan propaganda dan edukasi.
3.      Penekanan pemikiran yang bertentangan dengan cara pembakaran buku-buku yang pertama kali dilakukan pada 10 Mei 1933. Hal ini dilakukan untuk menyembunyikan sejarah yang benar di masyarakat dan menggantikannya dengan pengajaran sebuah versi hayalan yang mereka tulis sendiri untuk membangun sebuah budaya dimana pemikiran kaum fasis dapat berkembang pesat.
4.      Pemimpin fasis dikeramatkan dengan penempatan gambar-gambar dan patung-pantung diseluruh penjuru negeri, hal ini menjadi aspek psikologis yang mendalam terhadap rakyat yang terus menerus merasa diri mereka berada dalam kekuasaan dan pengawasannya. Pemimpin membuat kehadirannya terasa dimana- mana untuk memberi kesan seseorang yang melihat dan mengetahui segala hal seseorang yang keramat.
5.      Menciptakan museum-museum imaginer bagi negara-negara fasis . mitos museum imaginer membuat negara fasis kuat dimata rakyatnya.
6.      Politik ekspansi fasisme, dasar ekspansi ini adalah konsep perjuangan untuk bertahan hidup diantara ras-ras, negara fasis percaya untuk berkembang menjadai sebuah bangsa mereka harus menguasai dasar-dasar lain yang lemah.

H.    Lawan dari Ideologi
            Fasisme menolak Sosialisme Marxis maupun Kapitalisme. Dibawah fasisme hak milik perseorangan dipertahankkan, sepanjang pemakaian diletakan dibawah kekuasaan negara. Pertentangan kelas tidak dibenarkan da berbagai pemogokan dibasmi. Negara dalam pandangan fasis dianggap terlepas dan ada disetiap perintah moral.Kebebasan individu ada, namun dibatasi untuk memberikan perhatian sepenuhnya kepada negara.
            Selain itu fasisme juga menolak gerakan Pasivisme, akan tetapi lebih menyukai bentuk-bentuk kekerasan, mereka juga menolak demokrasi dan liberaisme.  Fasisme memandang demokrasi liberalisme sebagai salah satu ajaran dan gerakan yang lebih berorientasi kepada pemuasan kebutuhan material dengan mengabaikan soal-soal moral dan spiritual. Sebaliknya fasisme menganggap ideologi mereka lebih mendasarkan diri pada nilai-nilai spiritual dan loyalitas dari pada sekedar pemenuhan kebutuhan perorangan.
            Sedangkan demokrasi menolak anggapan fasis bahwa anggota kelas tertentu lebih unggul dalam membuat pertimbangan dari pada anggota masyarakat lainnya, sehingga atas dasar itu mereka dengan sendirinya menjadi penguasa negara. Teori demokrasi juga menolak doktrin fasis bahwa suatu kelompok elit yang menaruh perhatian terhadap kesejahteraan umum. Menurut pandangan demokratis, hanya tuhan yang memiliki pemahaman yang sempurna tentang Kebenaran, tetapi setiap orang juga mampu, paling tidak secara parsial untuk mengetahui kebenaran itu.
            Fasisme juga menentang konservatisme yang dikembangkan oleh Joseph de Maistre. Para fasis yakin bahwa keberhasilan nasioanlaisme Italia hanya dapat dicapai bila rakyat menghormati tradisi, merasa memiliki masa lalu yang sama, dan berkomitmen untuk memodernisasi Italia.
I.       Pengaruh Ideologi
            Di Eropa fasisme mempengaruhi negara Italia dan Jerman. Di Asia ada di Jepang. Di Benua Amerika pengaruhnya di Amerika Latin.
J.    Akhir Ideologi
            Bukti tentang status fasisme   dewasa ini diseluruh dunia dapat dijumpai. Kita dapat melihat kebangkitan kembali dari gerakan-gerakan ini di Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Spanyol dan Amerika Latin. Kesulitan terbesar dalam menganalisis situasi sekarang ini adalah kenyataan bahwa jumlah anggota fasis relatif kecil, sehingga tidak menarik banyak perhatian an karenanya tampaknya kurang penting. Lagi pula, gerakan-gerakan yang didirikan oleh Hitler dan Mussolini, mulai dengan sembunyi-sembunyi dan kecil (tidak berkembang) selama bertahun-tahun. Akibatnya tidak mungkin kita mengatakan dengan pasti bahwa suatu gerakan Fasis yag besar adalah tidak mungkin. Gerakan semacam ini, tidak akan mungkin ada kecuali ada kondisi-kondisi yang menimbulkan kegelisahan, ketidakpuasan, dan tuntutan akan tantangan yang besar. Kondisi semcam ini dapat dijumpai di banyak negara termasuk Amerika Serikat. Pemimpin-pemimpin populer dapat memberontak di sejumlah negara dan mencapai keberhasilan melalui gerakan fasis apakah menggunakan lambang aktual ataupun tidak.
            Sebagai kesimpulan, survey tentang fasisme dan nazizme masih ada di tengah-tengah kita. Rezim-rezim dan organisasi-organisasi yang mereka prakarsai, atau yang menggunakan cara-cara yang telah mereka buat sangat populer, masih dijumpai di kelima benua ini (Lyman Tower Sargent, 1984 : 165).


            Daftar pustaka

Sumber :
·         Purnomo, Arif. 2007. Sejarah Ideologi;Buku Ajar. Semarang : FIS Unnes.
·         Sargent, Lyman Tower. 1984. Ideologi-ideologi Politik Kontemporer ; sebuah analisis komparatif. Penerjemah A.R Henry Sitanggang. Jakarta : Erlangga.
·         Satriya, Fembri. 2008. Para Pembantai ; Yogyakarta :Media Ilmu
·         Murtiningsih, Wahyu.2012. Para Filsuf dari Plato sampai Ibnu Bajjah.Yogyakarta: IRCiSoD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...