Sabtu, 13 Desember 2014

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MANAJEMEN MUTU TERPADU



https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRd3Ht71TBr5LCMeX23M-fbp4vpaoJ4CZB7NvAZq0R5Z0od6YGkT0HR4Q

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
DAN MANAJEMEN MUTU TERPADU


Disususn untuk memenuhi tugas Manajemen Pembelajarah Sejarah
Disusun oleh :

LILIANY RATNA P
310412022
5A

Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang
2014
1.      Pengertian Pembelajaran Konstruktivistik .
Konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusa membangun dan memaknai pengetahuan daru pengalamnanya sendiri. ( Rifai dan Anni, 2012: 189)
Berdasarkan asal katanya Konstruktifis berarti bersifat membangun. Sedangkan dalam koteks filsafat pendidikan sendiri, konstruktivisme berarti suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Konstruktivisme berupaya membina suatu consensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan manusia. (Riyanto, 2010: 143)
Pemikiran filsafat konstruktifisme memberikan sumbangan tersendiri terhadap pengetahuan dah hakekat pembelajaran. Konstruktivisme memberikan sumbangan terhadap usaha untuk mendekontruksi tau mengkonstruksi ulang mekanisme pembelajaran. Menjadi sebuah pembelajaran baru dalam paying filsafat Konstruktufisme.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar, maupun potensi yang ada diluat diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajran teetentu (Leo Agung, 2013:3) .
Konstruktifisme menekankan belajara sebagai suatu proses operatif dan autentik , Dimana belajar operatif  adalah belajar memperoleh dan menemukan pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Sedangkan belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan obyek dengan obyek yang dipelajari secara nyara. Belajar bukanlah sekedar mempelajari teks-teks, tp menekankan pada bagaimana menghubungkan teks itu dengan kondisi nyata atau kontekstual.  (Suprijono, 2010: 39)
Kntruktifistik menyatakan jika siswa harus menemukan sendiri dan mentransformaikan informasi yang kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan meredifinisikan apabila aturan-aturan tersebut tidak sesuai. (Trianto, 2007:13).  Pembelajaran Konstruktifistik memandang jika peserta duduk terus meneruh memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai. ( Rifai dan Anni, 2012: 189). Pada hakikatnya dalam pembelajaran konstruktivistik ini terjadi upaya mengevaluasi dan pemperbarui pengetahuan secara terus menerus dan erkesinambungan. Hal ini sesuai dengan Prinsip Manajemen Mutu Terpadu (MMT) yang selalu berusaha memperbaiki jalanya proses manajemen dalam pembelajaran.
Sistem pembelajaran Konstruktifistik dalama pembelajaran lebih menekankan pada bembelajaran Top down dari pada Botton up, hal ini berarti siswa memulai dengan masalah konpleks untuk dipecahkan, kemudian menemukan pemecahan yang ada dengan bimbingan guru. (Riyanto, 2010:145). Dalam pembelajaran semacam ini selalu ada upaya perbaikan atau penambahan pengetahuan dan pembelajaran tidak terkurung dalam pengetahuan-pengatahuan yang sudah ada.  Praktik pembelajaran seperti ini dilakukan untuk membantu siswa membentuk, mengubah, dan menstranformasikan informasi baru.
Tujuan pembelajaran ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata mendorong peserta didik untuk berfikir ulang lalu mendemonstrasikan. (Riyanto, 2010: 144). Selain itu pembelajaran ini juga bertujuan untuk mencipatakn pemahaman yang menuntuk peserta didik untuk kreatif dan produktif dalam konteks yang nyata (Suprijono, 2010: 38)
Prinsip dasar Konstruktifistik tentang pengetahuan
1.    Pengetahuan merupakan hasil konstruksi manusia dan bukan sepenuhnya representasi suatu fenomena atau benda. Fenomena atau obyek memang bersifat obyektif, namun observasi dan interpretasi terhadap suatu fenomena atau obyek terpengaruh oleh subyektivitas pengamat.
2.    Pengetahuan merupakan hasil konstruksi sosial. Pengetahuan terbentuk dalam suatu konteks sosial tertentu.Oleh karena itu pengetahuan terpengaruh kekuatan sosial(ideologi,agama,politik,kepentingan suatu kelompok, dsb) dimana pengetahuan itu terbentuk.
3.     Pengetahuan bersifat tentatif. Sebagai konstruksi manusia, kebenaran pengetahuan tidaklah mutlak tetapi bersifat tentatif dan senantiasa berubah. Sejarah telah membuktikan bahwa sesuatu yang diyakini “benar” pada suatu masa ternyata “salah” di masa selanjutnya.  (Widodo:2005)


2.      Pengertian Manajemen mutu terpadu.
Manajeman mutu terpadu menurut Hadari Nawari (2005:46) yang dikuti dalam Mundir  “Manajemen Mutu Terpadu adalah manejemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskanpada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service)dan pembangunan masyarakat (community development). Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus diintegrasi pula dengan pentahapan pelaksanaan fungsi–fungsi manajemen, agar terwujud kerja sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang berkualitas. Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis dengan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien, untuk menghasilkan produk berupabarang atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.

Pengertian Manajemen Mutu terpadu dapat diambil dari asal katanya yaitu. Manajemen yang dapat diartikan sebagai Dari sejumlah pengertian di atas, dapat dimengerti bahwa Manajemen merupakan  sebuah proses yang khas, yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta  mencapai sasaransasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya  manusia serta sumber-sumber lain. Sedangkan Mutu adalah sebuah kondisi produk (ba ik berupa barang atau jasa) yang telah sesuai standar yang telah ditetapkan, sesuai kebutuhan dan kepuasan pelanggan, atau bahkan lebih dari standar, dan  kebutuhan serta kepuasan pelanggan. terpadu merupakan terjemahan dari kata total (bahasa Inggris). Total dalam  konsep Total Quality Management diartikan sebagai pengintegrasian seluruh staf, penyalur, pelanggan dan stakeholderlainnya (total is the integration of the staff, suppliers, customers and other stakeholders). Hal ini berarti semua orang yang ada di dalam organisasi dilibatkan dalam menyelesaikan produk atau melayani pelanggan. Dengan kata lain, konsep totaldalam TQM atau konsepterpadudalam MMT ini diartikan bahwa setiap orang berperan dalam menyukseskan seluruh proses pekerjaan atau aktivitas
Dari pengrtian yang terpisah-pisah tersebut dapat diambil kesimpulan jika Manajemen mutu terpadu atau total quality control adalah suatu sistem manajemen yang melibatkan semua unsur kepegawaian di lingkungan suatu perusahaan atau lembaga baik sektor barang maupun sektor jasa yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, efisiensi dan efektivitas produksi baik di lingkungan industri maupun le,baga lainnya.
Berdasarkan uraian tentang pengertian MMT, dapat diketahui adanya lima unsur utama dalam penerapan MMT, yaitu: (1) berfokus pada pelanggan, (2) perbaikan pada proses secara sistematik, (3) pemikiran jangka panjang, (4) pengembangan sumberdaya manusia, dan (5) komitmen pada mutu (Mundir : 2012)
Manajemen Mutu Terpadu merupakan upaya untuk mengoptimalkan organisai dalam rangka kepuasan pelanggan. Dengan demikian Manajemen Mutu Terpadu berkaitan dengan:
·         Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
·         Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
·         Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan massalah
·         Memiliki komitmen jangka penjang
·         Membutuhkan kerjasama tim
·         Memperbaiki proses secara berkesinambungan
·         Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
·         Memberikan kebebasan yang terkendali
·         Memiliki kesatuan tujuan
·         Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
3.      Persamaan dan perbedaan Konstruktivistik dan MMT
·         Persamaan : 
Pembelajaran Konstruktivistik menekankan adalanya proses belajar yang berulang-ulang untuk mendapatkan perbaikan pengetahuan. Hal ini juga dilakukan  oleh MMT untuk medapatkan mutu yang terbaik perlu dikakukan upaya perbaikan uyang berulang- ulang . Yang kedua  Konsruktifistik menekankan prinsip kerja sama antar guru dan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang makasimal. Begitu pula MMT harus memadukan seluruh sumber daya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

·         Perbedaan
Perbedaan antara MMT dan Pembelajaran konstruktifistik adalah pada cakukpanya. MMT dapat diterapkan pada perudahaan, pendidikan secara makro mau[un mikro dan pembelajaran dalam kelas, sedangkan Pembelajaran konstruktivistik hanuya dapat diterapkan untuk mebelajaran bukan untuk perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA
Agung, Leo , 2013.  Perencanaan Pembelajran Sejarah.  Yogyakarta : Penerbit Ombak,

Trianto, 2007, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi Konstruktivistik.Jakarta : Perpustakaan Nasional Katalog dalam terbitan

Suprijono, Agus. 2010.Cooperative Leraning. Yogyakarta: Pustakan Pelajar.

Rifa’I, Ahmad dan Catarian.2012 . Psikologi Pendidikan. Semarang : Pusat Pengembangan MKU/MKDK Universitas Negeri Semarang.

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media

Widodo, A & Nurhayati, L. (2005). Tahapan pembelajaran yang konstruktivis: Bagaimanakah pembelajaran sains di sekolah?. Paper disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan IPA, Bandung, 10 September 2005 .

Mundir.2012. KONSEP MANAJEMEN MUTUTERPADUn(Pengertian, Rasionalitas,Landasan dan Perbedaannya Dengan Manajemen). Jurnal JP3 Vol 2 No 1, Maret 2012







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...