ANATOMI
TOKOH NICCOLO MACHIAVELLI
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH SEJARAH IDEOLOGI DAN FILSAFAT SEJARAH
DISUSUN OLEH
LILIANY RATNA PRAMESTI
3101412022
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Faham
fasisme adalah faham yang sangat terkenal di Italia setelah perang dunia I
berakir. Faham ini berbicara tentang konsep pemberian kekuasaan yang besar
kepada Negara untuk membuat warga negaranya sama dalam menjalani disiplin
tertentu untuk mencapai tujuanya. Faham dijadikan ideologi di italia oleh
Benitto Mussolini. Fasisme terkenal dengan kediktatoranya dan cara-caranya yang
bisa dikatakan tidak bersih dalam merebut kekuasaan. Secara teoritis, fasisme muncul ketika suatu
Negara sudah mencapai titik puncak leberalisme. Namun dalam kenyztaanya atau
secara empiris, fasisme muncul karena adanya
seseorang dengan kekuatan yang besar.
Seperti
halnya Mussolini yang bisa mendapatkan kedudukan di pemerintahan setelah ia
mampu merekrut sejumlah besar para preman dan kriminal yang berwajah seram dan mengajaknya memasuki wilayah Roma
dan memaksa Raja Victor selaku pemimpin Italia pada saat itu memberikan
kekuasaan kepada Mussolini. Begitu juga dengan Hitler yang menerapkan fasisme
di Jerman melalui partainya Nazi. Pemerintahan kedua fasis ini sangat mendapat
sorotan dari seluruh dunia. Karena cara-caranya untuk mencapai tujuan dan mempertahankan kekuasaan yang begitu kejam
.
Namun
lebih dari itu pemikiran-pemikiran yang ditertapkan kedua tokoh ini mengadopsi
pemikiran dari seorang filsuf dari Italia yang sangat realis yaitu Niccolo
Machiavelli. Machiaveli adalah seorang tokoh yang merupakan realis sejati. Sebagai tokoh realis ia dikutuk banyak orang
karena dianggap tidak bermoral namun ia juga dipuja selaku realis sejati.
Dalam
makalah ini akan di kupas mendalam tentang Machiaveli. Siapakah tokokh yang
mampuu mempengarhi sebagian besar tulisanya? Bagaimana konteks sosial
kehidupanya? Dan siapa sajakah tokoh yang mampu dia pengarui dan mengadopsi
pemikiranya?
II.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimanakah
kehidupan Niccolo Machiavelli.?
2.
Siapakah
filsuf yang mempengaruhi pemikiranya ?
3.
Bagaimankah
keadaan sosial ketika ia hidup ?
4.
Bagaimanakah
konsep pemikiran yang ia hasilkan ?
5.
Siapa
sajakah tokoh yang mengadopsi pemikiranya?
III.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mendiskripsikan kehidupan Machiavelli dalam bentuk Biografi singkat
2.
Untuk
menelusuri tokoh-tokoh pendahulu yang mempengaruhi pemikiran Machiavelli
3.
Mendiskripsikan
secara singkat situasi sosial di saat Machiavelli hidup
4.
Mendiskripsikan
konsep dasar pemikiran Machiavelli.
5.
Menyebutkan
tokoh yang mendapat pengaruh dari pemikiran Machiavelli.
IV.
Manfaat
Penulisan
1.
Agar
para pelajar dapat memahami dengan benar siapakah Tokoh Machievelli tersebut
sehingga tidak memberikan penilaian secara semabarangan.
2.
Untuk
lebih mengerti tentang fasisme secara mendalam kita harus mengungkap tokoh yang
berada di baliknya
3.
Untuk
mengetahui sejarah pemikiran Machiavelli dari pemikiran yang sederhana menuju
pemikiran yang kompleks
4.
Untuk
mengetahui perkembangan pemikiran Machiavelli sehinga mudah memnghubungkanya
dengan pemikiran Fasis yang berkmebang di Jerman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI
SINGKAT
Machiavelli
seorang filsuf politik Italia, Lahir
dengan nama lengkap Niccolo Machiavelli lahir pada 3 Mei 1469 di Florence,
Italia. Ia lahir dari seorang ahli hukum
yang terkemuka pada saat itu. Keluarganya adalah keluarga yang terpandang namun
tidak begitu kaya. Ia lahir pada puncak
Renaissance, yang pada saat itu Italia dibagi dalam negara-negara kecil.
Pada tahun 1492 dia
memperoleh kedudukan tinggi di
pemerintahan sipil Florence pada saat usianya 29 tahun. Selama empat belas tahun ia mengapdikan diri
untuk pemerintahan Florentine dan terlibat dalam beberapa misi dilpomatik.
Namun pada 1512 ketika Republik Florentine berhasil direbut kembali oleh
penguasa Medici ia pun dipecat. Dan setahun kemudian ia ditahan atas tuduhan
terlibat dalam komplotan melawan penguasa Medici. [1]
Namun karena ia tetap bertahan dan bertahan jika ia tidak bersalah maka ia pun
segera dilepaskan
Ia juga menikah dengan
Marietta Corsini pada 1502 dikaruniai enam orang anak. Setelah ia terbebas dari
tuduhan menggulingkan penguasa Medici ia
pensiun dan tinggal di sebuah perkebunan kecil di San Casciano, sebuah tempat
yang tidak jauh dari Florence. Ia meninggal dunia pada 21 Juni 1527 pada usia
58 tahun.
Ada banyak karya yang
ia hasilkan selama ia Hidup. Diantaranya adalah buku tentang politik yaitu Discorsi Sopra la Prima Deca di Tito
Livio ( Diskursus tentang Livio) DAN Il
Principe ( Sang Pangeran). Selain itu ia juga mengarang buku tentang
sejarah, yaitu History of Florence,
Discourse on Frist Decade of Titus Livius, dan History of affair of Lucca. Dalam bidang sastra ia pernah menulis
suatu tiruan dari The Golden Ass of
Pauleius, the Play Mandragola, serta seven books on the Art of War. Dan banyak lagi karya Machiavelli lainya
Namun karya
Machiavelli yang paling terkenal adalah Il
Principe. Dalam buku ini diuraikan tindakan yang bisa atau perlu dilakukan
oleh seseorang untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaanya. Baik dengan
jalan yang baik maupun yang jahat.
Terdapat tiga pandangan yang berbeda tentang Macciavelli bila dilihat
dari hasil karyanya.
Yang pertama adalah
pandangan yang menyatakan jika Machiavelli adalah pengajar kejahatan yang
amoral.[2]
Hal ini dikarenakan melihat ajaran Machiavveli yang menolah nilai keadilan,
kasih sanyang dan cenderung mengajarkan kekerasan dan penindasan. Pandangan
kedua melihat Machiavelli sebagai seorang pragmatis yang melihat tidah
berfungsinya nilai, moral dan etika dalam kehidup politik[3].
Dan pandangan ketiga yang melihat Machiavelli sebagai seseorang yang mengungkap
politik secara ilmiah dan cara berfikir seorang ilmuan. Machiavelli membedakan
fakta politik dan nilai moral [4].
B. FILSUF YANG MEMPENGARUHI
1.
HEGEL.
Konsep- konsep
tentang kekuasaan yang tanpa batas dalam teori negera hegel telah diterapkan
pada diri seorang penguasa dalam pendapat Machiavelli. Dalam teori Negara Hegel
diungkapkan bahawa terdapat pemberian kekuasaan yang besar terhadap Negara. Hal
ini lah yang diadopsi Machiaveli yaitu pemberian kekuasaan yang besar yaitu
dengan cara apapun, baik itu baik maupun buruk
kepada seorang individu yang ingin memperoleh kekuasaan atau
mempertahankan kekuasaan.
2.
DARWIN
Teori Darwin tentang
konflik dan perang setidaknya juga mengilhami Maciaveli. Tebukti terdapat
beberapa konsep yang diambilnya dalam teori konflik dan perang. Dalam teori
konflik di jelaskan bila seseorang yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan
punah. Oleh karena itu Machiaveli menekankan kekerasan dan kekuatan untuk
mencapai dan melanggengkan sebuah kedudukan.
3.
CEASAR
BORGIA
Adalah seseorang yang
dipuji-puji oleh Machiavelli dalam bukunya Il
Principe. Caesar Borgia adalah anak dari Alexander VI. Ia melakukan
tindakan yang banyak mengilhami pemikiran Machiavelli. Dari ialah Machiaveli
dapat membuka mata dan mengetahui kejadian yang sebenarnya.
Caesar Borgia menjadi
satu-satunya yang mewarisi dan sekaligus harus
melanjutkan dinasti pemerintahan ayahnya setelah kematian
saudaranya. Ia ingin menaklukan wilayah
yang seharusnya menjadi miliknya bukan milik Kepausan. Ia menaklukan
wilayah-wilayah ini dengan senjata dan kekerasan atas nama Paus. Selain itu Caesar Borgia juga ingin
memanipulasi Badan Kardinal sehingga Paus berikutnya dapat di jabat oleh
sahabatnya . Dari kehidupan nyata ini, Machiaveli menunjukan bahwa seorang
pangeran baru haruslah bisa menciptakan sebuah peraturan baru yang dapat
melanggengkan kekuasaanya walaupun dengan cara yang kurang baik.
C. KONTEKS
SOSIAL.
Machiaveli hidup
ketika puncak Renaisance. Renaissance merupakan Antitesis terhadap
peraturan-peraturan abad gelap, abad dimana terjadi kemunduran yang besar dalam
bidang ilmu dan keduaniawian dan hanya mengedepankan kehidupan surgawi. Pada
saat Renaissance munculah para pembaharu- pembaharu dalam kehidupan duniawi maupun
kehidupan agama. Pada saat itu munculah Savonarola yang menguasai Florentine.
Savonarola berakir dengan menyedihkan dan akir riwayat Savonarola sangat
berkesan untuk Machiavelli. Machievelli mengatakan “ semua nabi yang bersenjata
berhasil mencapai tujuanya, sedangkan yang tidak bersenjata gagal.” [5]
Selain itu pemikiran machiaveli
juga tumbuh ketika ia menyaksikan sendiri hal-hal yang dilakukan Caesar Borgia
dalam mempertahankan kekuasaan yang telah di bangun ayahnya Alexander VI.
Caesar Borgia mempertahankan kekauasaan dengan jalan-jalan kekerasan,
manipulasi dan tipu daya. Dengan hal-hal yang ia saksikan sendiri ini mulai
tumbuhlah pemikiran Machiavelli yang realistis dan pragmatis. Yang selalu
menyampaikan kebenaran dalam bidang politik yang sebelumnya ditutupi oleh
pelaku-pelaku politik lainya.
Pada masa Renaisance
Italia tebagi-bagi dalam beberapa wilayah. Oleh karena itu Italia lemah dalam
segi militer namun kuat dalam segi kultur atau kebudayaan.
D. KONSEP
PEMIKIRAN
Konsep pemikiran
Machiavelli adalah seorang penguasa yang ingin berkuasa atau memperkuat
kekuasaanya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta digabung dengan
kekejaman dan kekuatan.
Pemikiran lain
Machiavelli yang masih berhubungan dengan pemikiran diatas adalah pemikiran dasar
dari buku The Prince atau Il principe[6].
Buku ini bisa dianggap sebagai Nasehat praktis terpenting untuk seseorang
kepala Negara. Pemikiran dasar buku ini
adalah untuk mencapai sebuah keberhasilan, seorang pangeran harus mengabaikan
pertimbangan moral sepenuhnya serta mengandalkan segala sesuatunya atas
kekuasaan dan kelicikan. Dalam buku ini
Machiavelli menekankan bahawa Negara haruslah dipersenjatai secara baik. Karena hanya dengan tentara yang diwajibkan
dari Negara adalah tentara yang bisa dipercaya sedangkan tentara dari Negara
lain atau tentara bayaran bisa membahayakan.
Machiavelli mengakui
jika hukum yang baik dan tentara yang baik adalah dasar bagi suatu tatanan
system politik yang baik. Namun karena paksaan dapat menciptakan legalitas,
maka ia menitik beratkan perhatian pada paksaan. Karena tidak ada hukum yang
baik tanpa senjata yang baik, maka Machiavelli hanya akan membicarakan masalah
senjata. Dengan kata lain, hukum secara keseluruhan beersandar pada kekuatan
yang memaksa.
Otoritas adalah hal
yang tidak lepas dari kekuatan untuk memaksa. Oleh karena itu ia menyimpulkan
jika kekuatan akan selalu tepat jika digunkan, seperti halnya kekarasan yang
secra efektif dapat secara efektif mengontrol legalitas. Seseorang akan patuh
karena takut terhadap suatu hukuman yang akan diperoleh jika melanggar
peratuaran itu. Baik hukuman fisik atapun kehilangan hak, dan hal kepemilikan
terhadap suatu benda. Hal ini menunjukan
bahwa politik dapat diartikan sebagai sebuah supremasi kekuasaan yang memaksa
atau otoriter.
E.
TOKOH
YANG DIPENGARUHI
1.
MUSOLINI
Musolini
adalah tokoh fasisme Italia. Fasisme di Italia muncul karena ada seorang
penguasa yang kuat yaitu Benito Musolini. Dalam upaya mendapatkan kedudukan di
pemerintahan Benito merekrut para preman dan kriminil untuk membuat takut raja
Victor. Dan akirnya raja Victor pada oktober 1922 memerintahkanya untuk
membentuk pemerintahan[7].
Hal
ini menunjukan bahwa musolini memang menerapkan nasehat Machiaveli dalam
bukunya Il principe. Yang mengatakan
bahwa jika seseorang ingin berkuasa atau melanggengkan kekuasaanya harus lah
dengan menggunakan tipu muslihat, licik, dan dusta digabung dengan kekejaman
dan kekuatan. Dalam hal ini tentulah
Musolini menggunakan kekerasan dalam mencapai kekuasaan dibuktikan dengan
merekrut para preman yang membuat kekacauan sehingga raja Victor memberi
perintah kepadanya untuk membentuk pemerintahan.
Setelah
menjadi pemimpin hal pertama yang dilakukan Musolini adalah menyerang Ethiopia
yang menunjuk pada ajaran darwinisme yang memandang Ethiopia adalah ras rendah
karena berkulit hitam.[8]
Hal ini menunjukan bahawa selama kepemimpinanya ia mendewakan kekerasan .
Musollini
adalah satu dari sedikit tokoh yang memuji
Machiavelli di depan umum[9].
Karena teori yang berdasarkan realitas kehidupan politik pada masanya.
2.
HITLER
Hitler adalah
pemimpin partai Nazi yang berfaham fasisme di Jerman. Ia juga sahabat dari
Musollini. Sepak terjang Nazi dengan hitler sebagai tokoh sentralnya telah
menyebabkan tragedy kemanusiaan yang terbesar dalam sejarah dunia. Tidak kurang
dari enam juta rakyat jerman terutama kaum Yahudi, Homoseksual, orang cacat dan
orang-orang yang tidak disukai dibantai oleh nazi secara kejam.[10]
Sebab sebenarnya Nazi
membantai kaum Yahudi adalah pimikiran dimana Jerman adalah ras yang superior
namun dalam kendali ekonomi jerman masih dibawah Yahudi. Untuk mencapai
kedaulatan penuh atas pemerintahan maupun atas ekonomi jerman melalui nazi
melakukan pembantaian terhadap Yahudi. Cara ini adalah pelaksanaan nyata dari
teory yang pernah diungkapkan Machiavelli dalam Ik principe. Yang menggunakan kekerasan kekejaman dalam
meraih sebuah kekuasaan. Walaupun Hilter
tidak secra terang-terangan mengakui bahwa ia mengikuti jejak sahabatnya
Musolini menganggumi Machiaveli namun hendaknya pemikiran machiaveli
menghilhami tindakan-tindakan Hitler dalam Rezimnya.
Daftar
Pustaka
·
Sargent, Lyman Tower. 1984. Ideologi-ideologi Politik Kontemporer ;
sebuah analisis komparatif. Penerjemah A.R Henry Sitanggang. Jakarta :
Erlangga.
·
Satriya, Fembri. 2008. Para Pembantai ; Yogyakarta :Media Ilmu
·
Murtiningsih, Wahyu.2012. Para Filsuf dari Plato sampai Ibnu Bajjah.Yogyakarta:
IRCiSoD
·
Russell, Betrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta : Pustaka pelajar
·
Ebenstein, William. 1990. Isme-Isme dewasa ini. Jakarta : Erlangga
[1] Para Filsuf dari Palto sampai Ibnu Bajjah.
Didalamnya dituliskan jika Machiaveli di siksa atas tuduan menjadi komplotan
saat menggulingkan Lorenzo penguasa Medici sebelumnya.
[2]
Pandangan ini di kemukakan Leo Strauss (1957)
[3]
Pandangan oleh Croce 1925
[4]
Pandangan dari Ernst Cassier (1946)
[5]
SEJARAH FILSAFAT BARAT. Hal 663.
[6]
The Prince atau Il principe sebenarnya merupakan surat Machiavelli kepada
Lorenzo de Medici penguasa Florence kala itu ( Wahyu Murtiningsih, 2012 : 74)
[7]
Musolini adalah tokoh yang mendirikan gerakan fasci di camantimento. Gerakan
ini adalh upaya untuk memulihkan keadaan italia pasca PD I. Selain itu ia juga
membentuk kelompok untuk bertempur yang di sebut baju hitam. Sebagai upaya
untuk memperoleh kekuasaan. ( Fembri satriya, 2008 : 44)
[8] (Fembri
Satriya, 2008:44)
[9] (Wahyu murtiningsih , 2012 : 76)
[10]
(Fembri Satriya, 2008 : 21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar ! Terimakasih...